
15+ Tarian Adat Jakarta: Daftar Tarian Khas Betawi + Gambar & Penjelasan
Artikel ini akan membahas tentang tarian adat Jakarta.
Selama ini sebagian dari kita mungkin hanya mengenal Jakarta sebagai pusatnya modernisasi, pendidikan, bisnis dan Industri saja. Padahal selain itu semua, jakarta juga merupakan bagian penting penyubang karya seni dan kebudayaan Nusantara.
Hal ini terbukti sejak berabad-abad yang lalu, Jakarta (khsusnya masyarakat Betawi) sudah memiliki kesenian yang menggambarkan ciri khas masyarakat Jakarta.
Adanya kulturasi budaya juga menjadikan budaya Betawi (Jakarta) semakin kaya akan keberagaman budayanya.
Mari kita mulai mengenal tarian adat Jakarta melalui sejarahnya.
Asal Usul Sejarah Tari Tradisional Jakarta

Suku Betawi di Tanah Jakarta sudah mengalami perkembangan seni dan kebudayaan sejak masa kerajaan Hindu Tarumanagara pada kisaran abad ke-5.
Contoh saja kesenian yang paling khas dari Jakarta yaitu Ondel-ondel, taian ini tercipta sebagai seni kegembiraan di masa panen pada masa itu sudah tiba, selain juga dihubungkan dengan sosok Dewi Sri, dewi kemakmuran dalam mitologi Hindu.
Menurut sejarahnya, masyarakat Betawi dikenal sebagai keturunan campuran dari aneka suku yang sudah lebih dulu tinggal di wilayah Jakarta.
Sejak satu abad yang lalu, sudah terjadi interaksi antar suku di Pelabuhan Sunda Kelapa.
Kehidupan yang berlangsung di sekitar pelabuhan inilah yang kemudian menjadi cikal-bakal lahirnya kota Jakarta, yaitu pada tanggal 22 Juni 1957.
Maka dari itu, nuansa akulturasi sangat kentara mewarnai budaya Betawi, tak terkecuali dengan produk seninya.
Beragam akulturasi budaya tersebut sangat mudah kita lihat.
Contoh saja unsur Cinanya bisa kita temukan di Gambang Kromong. Sedang ppengaruh budaya Portugis juga cukup kental di Tanjidor dan Keroncong Tugu.
Kemudian juga ada Gambus dan Rebana sebagai bentuk peleburan unsur budaya Arab. Dijakarta kita juga mengenal ada teater Lenong yang merupakan teater khas Betawi yang mengandung unsur Melayu di dalamnya.
Selain berbagai hasil kesenian yang telah disebutkan diatas, masyarakat Betawi Jakarta juga mempunyai sejumlah tarian.
Dan berbagai tarian khas Jakarta ini juga sarat akan akulturasi budaya, sebagaimana produk kesenian lainnya.
Nah, artikel ini memuat beberapa tarian adat Jakarta, baik tradisional maupun kreasi baru.
Kita perlu mengenal bahwa setidaknya ada 15 nama tari Jakarta yang akan kita bahas secara lengkap dibawah ini.
Tapi sebelumnya, saya juga ingin memperkenalkan anda seputar Tari Adat Sunda dan juga ingin mengajak anda mengetahui seputar Tari Kupu Kupu Khas Bali.
Ok, mari kita lanjut.
Daftar Tari Tradisional Betawi
Berikut ini daftar nama nama tari adat DKI Jakarta yang bisa Anda nikmati pesonanya.
Tari Ondel-Ondel

Ini dia nih simbol kota Jakarta, Tari Ondel-ondel merupakan tarian tradisional dari Betawi yang terinspirasi dari boneka ondel ondel.
Namun dalam tari tradisional ondel ondel tidak serta merta menggunakan boneka sebagai properti ondel-ondelnya, akan tetapi menggunakan tampah kecil berhiaskan wajah khas ondel-ondel yang dibawa oleh setiap penari.
Ada juga memakai media lain sebagai properti tari ondel ondel, seperti karton dan bahan lainnya, dan ada juga yang tidak mengenakannya sama sekali.
Filosofi atau makna yang terkandung dalam wujud Tarian tradisional ondel-ondel ini ialah sebagai gambaran atas kegembiraan para perempuan yang sedang menyelenggarakan pesta khitanan yang identik dengan boneka ondel ondel.
Tari Nandak Ganjen

Tari Nandak Ganjen merupakan salah satu tarian khas daerah asal Betawi (Jakarta).
Sebagaimana namanya, tarian ini mempunyai makna sebagai gambaran suka cita dan juga kebebasan kaum muda yang yang memasuki masa remaja menuju dewasa.
Pencipta Tari Nandak Ganjen ini ialah seorang seniman asli Jakarta bernama Entong Kisam pada tahun 2000 Yang kemudian dikenal sebagai tari tradisional khas Betawi.
Ciri khas dari tarian ini ialah gerakan tubuhnya yang lemah gemulaisehingga menghasilkan gerakan yang cantik.
Kostum tari Nandak Ganjen didominasi dengan warna kuning, hijau serta merah, warna-warna ini sangat menggambarkan kaum muda.
Selain itu, tarian khas Jakarta ini juga dihiasi dengan beberapa aksesories, dibagian kepalanya terdapat konde khusus sebagai penghis rambut serta juga ada hiasan sumpit dari emas sebagai penyempura busana tari Nanduk Ganjen.
Alat Musik pengiring dari tari Nandak Ganjen adalah “gambang kromong” yang terdiri dari:
- Gendang.
- Kempul.
- Gong.
- Gong enam.
- Kecrek.
- Ningnong.
- Tehyan.
- Kongahyan, dan sukong.
Tari Sirih Kuning

Tari sirih kuning adalah salah satudari sekian banyak tarian adat DKI Jakarta yang melambangkan proses penyerahan sirih dari laki–laki terhadap mempelai wanita.
Umumnya, Tarian ini diperankan pada saat pergelaran pesta pernikahan atau saat penyambutan tamu.
Sementara kostum tarian adat khas DKI Jakarta ini didominasi oleh warna-warna cerah yang sesuai dengan suasana gembira acara.
Sementara alat musik pengiring dari Tari Sirih Kuning berupa:
- Rebab.
- Kenceng.
- Kenong.
- Kecrek.
- Gong dan juga gendang.
Tari Topeng Betawi

Anda mungkin sudah pernah mendengar atau bahkan pernah melihat Tari Topeng Betawi di berbagai acara, tarian ini basanya dibawakan secara berkelompok atau komunitas oleh masyarakat Betawi pinggiran.
Tari ini mengandung makna sebagai gambaran akan kehidupan masyarakat yang diilustrasikan melalui seni.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, tari ini juga ditampilkan dalam berbagai upacara, misalnya seperti upacara pernikahan, upacara khitanan serta beragam acara festival.
Hingga sekarang ini, tari tradisional topeng khas Betawi sudah dikembangkan menjadi beberapa kategori, diantaranya:
- Tari topeng cantik.
- Tari topeng putri.
- Tari topeng tunggal.
- Tari topeng kembang lambang sari.
- Tari topeng sengget.
Tarian Adat Jakarta – Tari Ngarojeng
Tarian selanjutnya yang penting untuk anda tau adalah Tari Ngarojeng, tarian ini umumnya ditampilkan pada saat ada upacara pernikahaan (pengantin).
Hal ini didasari oleh makna dari tari tersebut, yaitu sebagai simbol dari perempuan Betawi di masa lampau yang mampu menjaga rumah tangga dan lingkungannya.
Tari ini lahir karena terinspirasi dari musik gamelan yang dimainkan pada saat upacara pengantin maupun pada saat pementasan wayang kulit Betawi.
Untuk pertamakalinya tarian ini tampil pada tahun 1981 di Festival Tari se-Jawa dan Bali.
Tari ngarojeng diciptakan oleh Wiwiek Widiastuti yang mana asal kata namanya diambil dari kata “ngaronggeng ajeng”. Tarian ini merupakan adaptasi dari musik Ajeng.
Tari Yapong

Selanjutnya tarian adat Jakarta ada tari Yapong, tarian ini pada awalnya ditampilkan dalam rangka mempersiapkan acara peringatan HUT Kota Jakarta ke-450 pada tahun 1977.
Ketika itu, Dinas Kebudayaan DKI Jakarta hendak mengadakan sebuah pergelaran tari massal yang spektakuler dengan mempergelarkan cerita dari perjuangan Pangeran Jayakarta.
Pelaksanaannya akan digelar dalam bentuk sendratari yang jalannya baiasanya akan dipercayakan pada seniman Bagong Kussudiarjo.
Nah, dalam rangka mempersiapkan pergelaran itu, Bagong terlebih dahulu melakukan penelitian selama beberapa bulan mengenai kehidupan masyarakat Betawi, baik melalui perpustakaan, film, slide ataupun langsung berintraksi dengan masyarakat Betawi. Hingga akhirnya pergelaran tari pun berhasil dipentaskan pada tanggal 20 dan 21 Juni 1977,berlokasi di Balai Sidang Senayan.
Dalam pergelaran ini setidaknya didukung oleh sekitar 300 orang artis dan musikus.
Tari Yapong menunjukkan suatu tarian akan kegembiraan dengan gerakan-gerakannya yang dinamis dan erotis.
Dalam tiap adegan maupun pementasannnya, suasana tarian selalu diperagakan dengan gembira, karena maknanya sendiri adalah menyambut kemenangan Pangeran Jayakarta.
Sebenarnya tidak ada penjelasan secarak husus mengenai arti dari nama tari Yapong.
Istilah Yapong ini mungkin saja diambil dari bunyi lagunya ya, ya, ya, ya, yang dinyanyikan oleh para artis pengiringnya serta suara musik yang berkesan pong, pong, pong, sehingga diambillah nama “ya-pong” dan berkembang menjadi nama Yapong.
Gerak tari Yapong
Tari Yapong memiliki beberapa gerakan yang khas, di antaranya adalah:
- Gerak megol lembehan, adalah gerakan berjalan dengan posisi tetap ditempat dan tangan kirinya diletakkan di dada.
- Enjer loncat, yaitu gerakan dengan salah satu tangannya dibengkokkan, sementara tangan lainnya lurus.
- Kemudian penari melakukan gerakan melompat ke arah kanan atau kiri.
- Singgetan ngigel, ialah gerakan dimana posisi tangan berada di depan mata kemudian melakukan ngigel atau berputar.
- Gerak yapong, ialah gerakan tangan yang diletakkan di atas kepala, kemudian telapak tangan dibuka lalu bergerak seperti menyapu angin ke kiri maupun kanan.
Kostum tari Yapong
Kostum yang digunakan pada penari Yapong sangat mempengaruhi keindahan dari gerak tari Yapong.
Kostum yang dipakai saat pementasan tari Yapong di antaranya:
- Kain batik khas Betawi yang dililitkan mulai dari bagian pinggang sampai dengan menutupi bagian bawah lutut.
- Hiasan kepala, yang berbentuk setengah lingkarang, dilengkapi juga dengan bunga mawar (mahkota bunga).
- Toka-Toka, ialah dua buah selendang kain yang dipakai secara menyilang pada bagian dada penari.
- Sabuk, ini digunakan sebagai pengikat toka-toka sekaligus juga untuk memperindah penampilan, pasalnya sabuk ini juga dihiasi dengan bordiran emas.
Etss, Lihat dulu informasi menarik lainnya seputar kesenian dan kebudayaan bangsa, seperti 41+ Contoh tari Tunggal. Dan juga refrensi seputar Contoh Tari Kelompok secara lengkap disini.
Tari Cokek

Tari cokek juga merupakan tarian khas DKI Jakarta (Betawi) yang ditarikan secara berpasangan dan sangat kental dengan budaya etnik Cinanya.
Kata cokek juga berasal dari bahasa Cina cukin yang artinya adalah selendang yang digunakan oleh para penari wanita guna menarik pasangannya.
Musik yang mengiringi tari Cokek adalah alat musik Gambang Kromong.
Ciri khas tari Cokek Betawi ini terletak pada goyangan pinggul yang dinamis.
Tari Lenggang Nyai

Tari Lenggang Nyai juga kerap disebut dengan tari Lenggang khas Betawi, tarian ini di ciptakan oleh seniman bernama Wiwik Widiastuti pada tahun 1998. Tarian ini masih dikategorikan sebagai tari kreasi baru.
Tarian ini tercipta berlandasan pada cerita rakyat setempat, tari ini teinspirasi akan cerita tentang Nyai Dasimah yang telah berhasil keluar dari perkawinan yang merenggut kebebasannya.
Sama halnya dengan Tari Cekok, Tari Lenggang Nyai juga banyak dipengaruhi oleh budaya Cina.
Tari lenggang nyai dalam pementasannya biasa dibawakan oleh sekelompok gadis belia berjumlah 4 atau sampai 6 orang.
Tarian ini dipentaskan pada acara-acara resmi, seperti penyambutan tamu penting atau pernikahan.
Tari Japin
Tarian ada Jakarta yangs satu ini memang sangat menarik sekali, tarian ini merupakan adaptasi dari Tari Zapin yang dipengaruhi oleh budaya Arab adan Melayu.
Uniknya, awal nama japin sebenarnya adalah zapin, tapi kerena kebiasaan masyarakat Betawi menyebut kata Z dengan huruf J maka terjadi sedkit pengunahan nama.
Dalam pemanpilannya, tari Japin diiringi oleh musik dan lagu Betawi, yang terdiri dari alat musik gambus dan juga marwas.
Ciri khas Tari Japin Betawi bisa anda kenali dari kelincahan para penarinya yang melompat-lompat dan biasanya ditarikan secara berpasangan.
Tari Ronggeng Blantek

Tari Ronggeng Blantek merupakan salah satu tari kreasi yang keberadaannya sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda, Tari Ronggeng belantek merupakan salah satu tarian yang turut memperkaya khazanah seni tari Nusantara.
Pada awal kemunculannya, tari Ronggeng Blantek hanya dipentaskan sebagai pembuka dari pertunjukkan Topeng Blantek, topeng Blantek sendiri adalah pertunjukan teater rakyat yang umumnya diselenggarakan untuk menghibur para tuan tanah pada zamannya.
Biasanya, tari Topeng Blantek menceritakan tentang kehidupan masyarakat Betawi, yang kemudian dikemas lagi dengan adegan lawakan.
Topeng ialah sebutan dalam suatu pertunjukan seni peran atau lawakan, sedangkan nama blantek mengacu pada suara musik pengiring yang selalu berbunyi blan blan crek.
Tari Sirih Kuning

Penggunaan Nama tari sirih kuning diduga sudah ada sejak zaman dulu dimana saat itu prosesi pernikahan adat Betawi sirih dare yang berwarna kuning diberikan oleh calon mempelai pria terhadap calon mempelai wanitanya.
Hal demikian terus mengalami perkembangan hingga menjadi sebuah tarian asal betawi hasil kombinasi dari tari cokek.
Tarian sirih kuning biasanya memperagakan sepasang penari laki-laki dan wanitanya.
Namun seiring berkembangnya tarian ini, kemudian juga dibawakan oleh anak-anak dan tidak menuntut harus berpasangan (laki-laki-perempuan) yang penting tetap lekat dengan budaya betawinya.
Alat musik pengiring dari tarian ini umumnya berupa Gambang Kromong.
Biasanya tarian ini diselenggarakan pada acara-acara penting seperti khitanan, pernikahan atau kelulusan para siswa.
Tari Renggong Manis

Bisa dikatakan kalau sebagian besar tarian tradisional Jakarta itu merupakan hasil kawin silang antar budaya, begitu juga dengan Tari Renggong Manis.
Tarian Betawi sendiri menggambarkan rasa kebersamaan antar para remaja putri. Tari ini juga merupakan hasil perpaduan antara budaya Betawi, Arab, India, dan juga budaya Cina Klasik.
Renggong Manis biasa dipentaskan dalam berbagai acara penting, semisal pembukaan suatu acara, sebagai tarian penyambut tamu dan hal hal penting lainnya.
Alat musik pengiring tari Gambang Kromong didominasi oleh suara rebab dua dawai.
Alat musik maupun busananya, juga di pengaruhi oleh nuansa budaya Cina dimana hal ini terlihat pada Pakaiannya yang berwarna merah menyala dengan pernak-pernik khas Cina.
Tari Cokek

Yang terakhir ada Tari cokek, tarian khas DKI Jakarta, tarian ini merupakan perpaduan budaya antara China, Banten, dan Betawi.
Menurut sejarah asal susulnya, tarian ini sudah ada dari abad ke 19 dari seseorang bernama Tan Sio Kek yakni saudagar Cina.
Tari Cokek dapat diperankan oleh 3 hingga 5 penari perempuan serta beberapa laki-laki yang bertugas sebagai pengiring musik.
Ornamen utama yang digunakan oleh para penari dalam tarian daerah DKI Jakarta ini diantaranya ada kebaya warna terang serta selendang yang diikat pada pinggang mereka.
Tarian Cokek memang ada kemiripan dengan Tari Ronggeng yang berasal dari Jawa Tengah dan juga dengan Tari Sintren dari Cirebon.
Kesamannya ialah sama sama para penarinya dapat mengajak penonton untuk menari bersama-sama, hanya saja bedanya terletak pada iringan musik Gambang Kromong yang digunakan pada Tari Cokek.