
Ada banyak prasasti di indonesia yang telah di temukan dari berbagai macam peninggalan bersejarah. Namun tahukah anda apakah prasasti itu, dan seperti apakah contoh prasasti di indonesia yang sudah ada.
Seperti pendapat para ahli sejarah, Prasasti merupakan dokumen atau piagam yang di tulis pada bahan yang keras dan tahan lama.
Seperti yang kita tau indonesia adalah negara yang sangat kaya akan keberagaman budaya dan sejarah.
Prasasti menjadi bukti penting adanya sumber – sumber sejarah indonesia kuno yang biasa di keluarkan oleh para raja yang berkuasa pada zamannya.
Untuk mengetahui lebih dalam mengenai berbagai prasasti di indonesia serta pengertian dan sejarahnya, maka ikutilah ulasan artikel berikut ini:
Daftar Isi
- Pengertian Prasasti
- Definisi Prasasti
- Sejarah Prasasti Di Indonesia
- Contoh Prasasti Di Indonesia
- 1. Prasasti Mulawarman
- 2. Prasasti Ciaruteun
- 3. Prasasti Adityawarman
- 4. Prasasti Tuk Mas
- 5. Prasasti Di indonesia – Prasasti Kalasan
- 6. Prasasti Amoghapasa
- 7. Prasasti Di Indonesia – Prasasti Kuburajo
- 8. Prasasti Tri Tepusan
- 9. Prasasti Batusangkar
- 10. Prasasti Mula Malurung
- 11. Prasasti Di Indonesia – Prasasti Manjusri
- 12. Prasasti Kedukan Bukit
- 13. Prasasti Siwagrha
- 14. Prasasti Kayumwungan
- 15. Prasasti Di Indonesia – Prasasti Kelurak
- 16. Prasasti Pamwatan
- 17. Prasasti Plumpungan
- 18. Prasasti Di Indonesia – Prasasti Sukabumi
- 19. Prasasti Timbangan Wungkal
- 20. Prasasti Palepangan
- 21. Prasasti Condrogeni I
- 22. Prasasti Di Indonesia – Prasasti Malenga
Pengertian Prasasti

Prasasti adalah piagam atau dokumen penting yang di tulis pada sebuah bahan yang tahan pada lam dan juga keras, sedangkan Ilmu yang fokus mempelajari prasasti di sebut dengan Epigrafi.
Dari beberapa sumber sejarah kuno yang ada di Indonesia, prasasti di anggap sebagai sumber penting karena dapat memberikan kronologi dari suatu peristiwa yang telah terjadi seperti berita asing dan naskah.
Prasasti sangat bermanfaat dan menguntungkan untuk dunia penelitian masa lampau, karena dapat menjadi objek, rujukan dan juga bukti nyata adanya suatu peristiwa.Selain sebagai unsur pengenalan, prasasti juga dapat mengungkap nama serta alasan mengapa prasasti itu di keluarkan.
Prasasti adalah piagam atau dokumen penting yang ditulis pada sebuah bahan yang tahan pada lam dan juga keras, sedangkan Ilmu yang fokus mempelajari prasasti disebut dengan Epigrafi.
Adapun pengertian prasasti berdasarkan pada dunia modern seperti sekarang ini, prasasti sangat lekat kaitannya dengan tulisan di batu, nisan atau pada nisan gedung, terutama seperti pada saat peletakan batu pertama suatu proyek pembangunan.
Simplenya jika dika diibaratkan dengan zaman sekarang ini yaitu seperti yang sering kita dengar presiden atau wakil presiden, menteri, ataupun kepala daerah akan melakukan meresmikan sebuah gedung baru.
Baik peresmian sebelum pembangunan atau gedung yang sudah selesai di buat, dengan melakukan pengguntingan sebuah peta serta penandatanganan prasasti.
Seperti itulah pengertian prasasti secara simplenya jika di ibaratkan dengan keadaan di dunia modern, dan sampai sekarang prasasti – prasasti tersebut masih ada dan terawat.
Artikel terkait:
– Sejarah candi prambanan
– Sejarah candi mendut
Definisi Prasasti

Definisi prasasti berasal dari bahasa Sansekerta yaitu “Pujian”, namun secara umum prasasti di anggap sebagai “maklumat, piagam, undang-undang, surat keputusan atau tulisan”.
Menurut pandangan para arkeolog, prasasti di sebut dengan inskripsi, sementara di kalangan orang – orang awam prasasti di sebut batu bersurat atau batu bertulis.
Walaupun prasasti memiliki arti “pujian”, namun tidak semua prasasti mengandung pujian Kepada penguasa atau raja.
Terdapat banyak pula prasasti yang di ketahui berisi keputusan pemerintahan tentang sebuah penetapan daerah atau desa menjadi sima.
Sima adalah tanah yang di berikan penguasa atau raja terhadap rakyatnya yang di anggap bejasa, dan keberadaan tanah sima ini di lindungi langsung oleh kerajaan.
Sejarah Prasasti Di Indonesia

Sampai saat ini prasasti di indonesia tertua tercatat berasal dari abad ke-5 Masehi, yaitu prasasti Yupa yang bersal dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur.
Prasasti – prasasti di indonesia tersebut berisi tentang hubungan genealogi pada zaman pemerintahan raja Mulawarman.
Prasasti Yupa adalah prasasti dari bahan dasar batu yang di tulis dengan huruf Pallawa dalam bahasa Sanskerta, dan prasasti banyak di keluarkan pada periode abad ke-8 hingga ke-14.
Pada saat itu hampir semua penulisan yang di temukan pada prasasti menggunakan aksara Pallawa, Prenagari, Sanskerta, Jawa Kuno, Melayu Kuno, Sunda Kuno, dan Bali Kuno.
Selain itu bahasa yang di terapkan juga berbeda – beda, dan umumnya adalah bahasa Sanskerta, Jawa Kuno, Sunda Kuno, dan Bali Kuno.
Sampai saat ini prasasti di indonesia tertua tercatat masih berasal dari abad ke-5 Masehi, yaitu prasasti Yupa yang berasal dari kerajaan Kutai, Kalimantan Timur.
Biasanya prasasti banyak di temukan dalam bentuk angka tahun ataupun tulisan singkat.
Penulisan angka tahun biasanya di tulis dengan angka ataupun candrasengkala, baik tulisan ataupun kata-kata.
Biasanya tulisan singkatan banyak di temukan pada dinding candi, pada bagian atas ambang pintu dan juga pada batu-batu candi.
Contoh Prasasti Di Indonesia
1. Prasasti Mulawarman

Prasasti Mulawarman adalah situs peninggalan Kerajaan Hindu, Kutai, di Kalimantan Timur, Dalam penulisannya prasasti ini menggunakan huruf Palawa dan Bahasa Sansekerta.
2. Prasasti Ciaruteun
Keberadaan Prasasti Ciaruteun terdapat di tepi Sungai Cisadane, Bogor (Jawa Barat). Prasasti ini adalah peninggalan dari Kerajaan Tarumanegara, pada prasasti tersebut juga terdapat bekas telapak kaki Raja Purnawarman yang masih membekas hingga sekarang.
Selain itu terdapat juga prasasti-prasasti lain yang merupakan peninggalan Kerajaan Tarumanegara, antara lain seperti, Prasasti Jambu, Prasasti Muara Ciaten, kebon kopi dan Prasasti Tugu.
3. Prasasti Adityawarman

Prasasti adityawarman merupakan salah satu peninggalan Hindu yang ada di Sumatera Barat, lebih tepatnya prasasti ini berada di di daerah Batusangkar Di dekat Kuburajo dekat Pagaruyung.
Selain prasasti adityawarman terdapat juga peninggalan lain dari zaman kekuasaan raja Adityawarman seperti, batu nisan Adityawarman.
Pada batu nisan tersebut terdapat terdapat tulisan tahun 1356, dalam bahasa Melayu Kuno bercampur dengan bahasa Sansekerta.
4. Prasasti Tuk Mas

Prasasti Tuk Mas di pahat dengan tulisan aksara Pallawa dengan menggunakan bahasa Sanskerta.
Dari pada aksara pada masa punawarman bentuk aksara ini lebih mudah dan di perkirakan berasal dari sekitar abad ke-6 sampai abad ke-7 M.
5. Prasasti Di indonesia – Prasasti Kalasan
Prasasti Kalasan merupakan prasasti peninggalan dari Wangsa Sanjaya dari Kerajaan Mataram Kuno yang berangka tahun 700 Saka atau 778 M.
Di temukan di kecamatan Kalasan, Sleman, Yogyakarta, dan di tulis menggunakan huruf Pranagari, (yaitu bahasa di bagian utara india) dan bahasa Sanskerta.
6. Prasasti Amoghapasa

Prasasti Amoghapasa merupakan prasasti yang tertulis pada bagian belakang stela atau sandaran patung batu.
Seperti yang di sebutkan dalam prasasti padang roco bahwa prasasti ini juga di sebut dengan pāduka Amoghapāśa.
Kini Prasasti ini tersimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta.
7. Prasasti Di Indonesia – Prasasti Kuburajo

Sesuai dengan namannya Prasasti Kuburajo ini di temukan daerah kaburajo, suatu daerah di Kuburajo Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat pada tahun 1877.
Prasasti ini di tulis dengan menggunakan bahasa Sanskerta, yang terdiri dari 16 baris tulisan. Prasasti ini juga merupakan salah satu dari sekian banyak prasasti peninggalan dari Adityawarman.
8. Prasasti Tri Tepusan
Prasasti Tri Tepusan merupakan prasasti peninggalan dari zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Sri Kahulunnan pada tahun 842 M memberikan tanahnya yang terletak di desa Tri Tepusan, tanah tersebut akan di jadikan pembuatan dan pemeliharaan tempat suci Kamulan I Bhumisambhara, seperti yang tertulis dalam keterangan prasasti ini.
Kemungkinan besar tempat suci Kamulan I Bhumisambhara ini adalah nama dari candi Borobudur sekarang.
Foto serta duplikat dari prasasti ini tersimpan dengan baik di dalam museum candi Borobudur.
9. Prasasti Batusangkar
Prasasti Batusangkar, atau di sebut juga dengan Prasasti Saruaso II, merupakan sebuah prasasti yang berasal dari zaman Adityawarman.
Letak penemuan dari prasasti batusangkar ini berada di daerah Fort Van der Capellen, atau di depan rumah dinas bupati kabupaten Tanah Datar, di Sumatra Barat, Indonesia.
Prasasti ini pertama kali di temukan di daerah Bukit Gombak, nagari Baringin.
Isi dari prasasti ini menyebutkan bahwa Ananggawarman merupakan seorang putra mahkota.
Ananggawarman naik tahta menggantikan kedudukan Adityawarman sebagai raja dalam sebuah upacara hewjra, dan Adityawarman di ibaratkan telah menuju kepada tingkat ksetrajna.
10. Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung merupakan sebuah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula dan desa Malurung kepada seorang tokoh bernama Pranaraja.
Prasasti ini di terbitkan oleh Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah Wisnuwardhana raja Singhasari ayahnya, yang di temukan berupa lempengan – lempengan.
Kumpulan dari lempengan Prasasti Mula Malurung di temukan pada waktu yang tidak bersamaan.
Dalam sebuah penelitian di temukan sebanyak sepuluh lempeng pada tahun 1975 di dekat kota Kediri, Jawa Timur.
Kemudian pada bulan Mei 2001, di temukan kembali tiga lempeng di lapak penjual barang loak, yang berjarak tidak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya.
Total semua lempeng prasasti yang sudah di temukan saat ini di simpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.
11. Prasasti Di Indonesia – Prasasti Manjusri
Prasasti Manjusri adalah sebuah manuskrip yang terpahat pada bagian belakang Arca Manjusri, bertarikh 1343.
pada awalnya prasasti manjusri di tempatkan di Candi Jago dan sekarang tersimpan di Museum Nasional dengan nomor inventaris D. 214.
Candi Jago atau Candi Tumpang atau Candi Jinalaya (pura) adalah tempat asal di mana patung Manjusri ini berada.
Mula-mula candi ini di bangun atas perintah raja Kertanagara untuk menghormati ayahandanya, raja Wisnuwardhana yang mangkat pada tahun 1268.
12. Prasasti Kedukan Bukit

Selanjutnya ada Prasasti Kedukan Bukit pertama kali di temukan oleh M Batenburg saat melakukan penelitiannya di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, Palembang, Sumatra Selatan.
Lebih tepatnya di tepi Sungai Tatang yang mengalir ke Sungai Musi pada tanggal 29 November 1920.
Prasasti ini mempunyai bentuk seperti batu kecil dan berukuran 45 × 80 cm.
Prasasti kedukan bukit di tulis dalam aksara Pallawa dengan menggunakan bahasa Melayu Kuno, sekarang prasasti ini di simpan di Museum Nasional Indonesia dengan nomor D.146.
13. Prasasti Siwagrha
Prasasti Shivagrha merupakan prasasti peninggalan dari Kerajaan Medang, Jawa Tengah. Pada prasasti siwagrha terdapat catatan yang berbunyai chandrasengkala ”Wwalung gunung sang wiku” yang artinya angka tahun 778 Saka (856 Masehi).
Prasasti ini di dirikan atas perintah Dyah Lokapala atau Rakai Kayuwangi segera sesudah berakhirnya pemerintahan Rakai pikatan.
Pada candi ini terdapat keterangan dari sebuah tulisan yang menerangkan bahwa ada kelompok candi agung yang di persembahkan untuk dewa Siwa yang di sebut Shivagrha.
Shivagrha dalam bahasa sanskerta berarti rumah Siwa yang cirinya sangat cocok dengan kelompok candi Prambanan.
14. Prasasti Kayumwungan

Prasasti Kayumwungan merupakan sebuah prasasti yang terdapat pada lima buah penggalan batu.
Prasasti kayumwungan di temukan di Dusun Karangtengah, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Oleh karena itu prasasti ini kemudian lebih di kenal dengan nama Prasasti Karangtengah.
Prasasti ini di pahat dengan menggunakan tulisan aksara Jawa Kuno, mempergunakan dua bahasa, baris 1-24 di tulis dalam bahasa Sanskerta dan baris setelahnya di tulis menggunakan bahasa Jawa Kuno.
Masing-masing dari kedua bahasa merujuk pada angka tahun 746 Saka atau 824 Masehi.
15. Prasasti Di Indonesia – Prasasti Kelurak
Prasasti Kelurak merupakan salah satu dari sekian banyak prasasti yang di temukan dengan bentuk persegi panjang dan berbahan dari batu.
Pada prasasti ini terdapat angka tahun 782 M, tenpat prasasti ini di temukan di dekat Candi Lumbung, Desa Kelurak, di sebelah utara Kompleks Percandian Prambanan, Jawa Tengah.
Tulisan pada Prasasti Kelurak ini menggunakan aksara Pranagari, dengan menggunakan bahasa Sanskerta. Sekarang Prasasti ini tersimpan di musium nasional jakarta dengan No. D.44.
16. Prasasti Pamwatan
Prasasti Pamwatan merupakan sebuah prasasti yang berasal dari zaman Raja Airlangga, yaitu pada tahun 965 Saka atau 1043 Masehi.
Menurut seorang sejarawan L.C. Damais, tanggal tepatnya prasasti ini didirikan adalah 20 November 1042.
penemuan prasasti ini ada di Desa Pamotan, Kecamatan Sambeng, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur dan tulisan dalam prasasti ini menggunakan bahasa Jawa Kuno.
Berdasaskan pada prasasti ini dapat di perkirakan bahwa ibu kota Kerajaan Kahuripan saat itu adalah Daha.
17. Prasasti Plumpungan

Prasasti Plumpungan adalah salah satu prasasti yang mempunyai tulisan pada bongkahan batu besar berjenis andesit berukuran panjang 170 cm, lebar 160 cm dengan garis lingkar 5 meter, prasasti ini juga di kenal dengan sebutan prasasti hamparan.
Prasasti ini di temukan dengan adanya angka tahun 750 Masehi.di Dukuh Plumpungan, Desa Kauman Kidul, Kecamatan Sidorejo, Prasasti ini juga di percaya sebagai asal mula adanya kota salatiga.
Isi dari Prasasti Plumpungan tertulis dengan Bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta.
Tulisan pada prasasti ini berbentuk dalam petak persegi empat bergaris ganda yang menjorok ke dalam dan keluar pada setiap sudutnya.
18. Prasasti Di Indonesia – Prasasti Sukabumi

Prasasti Sukabumi ini ditemukan di daerah perkebunan Sukabumi, atau lebih tepatnya di Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kediri, Jawa Timur, yang berada di punggung Gunung Kelud.
Prasasti ini berbentuk seperti batu segi tiga pipih.
Di kalangan ahli epigrafi Prasasti ini lebih dikenal dengan nama Prasasti Harinjing.
Tulisan yang ada di kedua belah sisi prasasti ini ditulis dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno.
Bentuk dan susunan dari Prasasti ini terdiri dari tiga buah piagam yang mengenai hal yang sama.
19. Prasasti Timbangan Wungkal
Prasasti Timbangan Wungkal merupakan sebuah prasasti yang berbahan dari batu, prasasti ini ditemukan di dusun Gatak, desa Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Dalam Prasasti ini terdapat tulisan tanggal 193 Sanjayawarsa (kalender Sanjaya), atau sesuai dengan 11 Februari 913 Masehi.
Sekarang, prasasti ini disimpan di museum nasional indonesia sebagai koleksi sejarah nasional, dengan nomor inventaris D. 36.
Mpu Daksa dalam beberapa prasasti yang lain sebelumnya merupakan seorang menteri utama (rakrayan mahamantri i hino), pada prasasti Timbangan Wungkal disebutkan sudah bertahta menjadi raja.
20. Prasasti Palepangan

Selain nama prasasti Palepangan, prasasti ini juga familiar dengan sebutan prasasti Borobudur, bentuk dari prasasti ini berupa lempengan tembaga yang ditemukan daerah kawasan Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.
Penulisan dari prasasti ini menggunakan aksara dan bahasa Jawa Kuno, dan memiliki catatan angka tahun 826 Saka, atau 906 Masehi.
Prasasti palepangan ini terdapat tulisan di satu sisinya saja sebanyak 15 baris dan berukuran 36,5 cm x 17,3 cm.
Sekarang prasasti ini tersimpan di moseum nasional indonesia sebagai salah satu koleksi dari sekian banyak prasasti yang lain dengan nomor inventaris E. 66.
21. Prasasti Condrogeni I
Condrogeni merupkan sebuah prasasti yang berbahan dari batu dan bertuliskan angka tahun 1427 Saka, atau 1505 Masehi.
Prasasti condrogeni 1 ditemukan di daerah Pudak, Ponorogo, Jawa Timur, dan bentuk tulisannya menggunakan bahasa dan aksara Jawa Kuno (Merapi-Merbabu).
Sekarang prasasti ini tersimpan dengan baik di Museum Nasional Indonesia, dengan No. Inventaris D 125.
22. Prasasti Di Indonesia – Prasasti Malenga

Prasasti Malenga merupakan salah satu prasasti yang ditenukan di nusantara yang dikeluarkan oleh Raja Sri Maharaja Haji Garasakan dari Kerajaan Janggala, prasasti ini bertuliskan angka tahun 974 Saka (1052 M).
Bentuk dari Prasasti ini berbentuk 7 lempeng tembaga, yang merupakan salinan (tinulad) dari aslinya yang kemudian diberi angka tahun 1258 Saka (1336 M).
Dalam peasasti ini terdapat kisah dimana raja memberikan anugrah sebuah nama sima kepada desa Malenga, karena penduduk dari desa tersebut membantu kerajaan melawan musuhnya, yaitu Haji Linggajaya dari Tanjung.
Adapun prasasti ini ditemukan di desa Banjararum, Rengel, Tuban.
Apabila ingin mengunjunginya prasasti ini sekarang tersimpan di Museum Nasional Indonesia di Jakarta, dengan nomor inventaris E-18.