
Mengetahui Pakaian Adat Sumatera Barat [Terlengkap] +Gambarnya
Anda ingin tahu tentang pakaian adat Sumatera Barat, baik jenis-jenisnya, nama pakaian adatnya, serta beragam perlengkapan dan perhiasan yang digunakan.
Kita tau, salah satu masalah yang sedang dihadapi masyarakat kita adalah, pemuda bangsa ini tidak mau tau tentang kebudayaan bangsanya sendiri, dalam hal ini pakaian adat, khususnya Sumatera Barat.
Sehingga bangsa lain main klaim–klaim aja.
Jika Anda termasuk pemuda yang baik, peduli dengan kelestarian kekayaan budaya ini, maka yuk kenali satu persatu, Anda tinggal baca aja artikel yang telah saya susun berikut ini.
Pakaian Adat Sumatera Barat

Sumatera Barat merupakan kota yang populer dengan sebutan Serambi Mekkah, kota ini memiliki kekayaan budaya yang luar biasa.
Selain terkenal dengan Rumah adat Gadangnya, Sumatera Barat juga populer dengan kekayaan budayanya yang lain.
Mayoritas penduduk atau suku Sumatera Barat (Minangkabau) merupakan penduduk yang menghuni wilayah Padang, masyarakat disana terkenal sangat kuat dalam mempertahankan kebudayaannya.
Salah satu budaya yang hingga saat ini masih kental dan lestari di provinsi ini adalah pakaian adat Sumatera Barat.
Di kancah nasional, pakaian adat Sumatera Barat merupakan pakaian yang sangat populer sebagai pakaian adat yang sangat sederhana, namun tetap menawan.
Pakaian ini sangat kental dengan norma serta etika yang berlaku secara umum di daerah Sumatera Barat.
Model pakaian adat Sumatera Barat juga dapat dikenakan dalam kehidupan sehari-hari, karena pakaian adat ini sifatnya tertutup yang mana terdiri dari celana dan baju.
Untuk pakaian adat khusus untuk pria dewasa, umumnya mereka mengenakan pakaian seperti celana kolor panjang, yang dikombinasikan dengan baju gunting china atau yang disebut dengan teluk belanga.
Umumnya, pakaian adat tersebut memakai sarung tangan serta penutup kepala sebagai pelengkapnya, baik pada saat mengenakan peci ataupun Destar.
Sedangkan untuk kaum wanita Sumatera Barat (Minang), mereka seringkali menggunakan kain Sarung serta Baju Kebaya panjang.
Pakaian adat Sumatera Barat ialah kostum khas yang mengekspresikan identitas Sumatera Barat yang membedakannya dengan pakaian tradisional daerah lain
Selain memiliki tampilan atau model yang sederhana, pakaian adat Sumatera Barat juga mengandung makna atau filosofis yang tinggi.
Kita juga dapat melihat makna serta filosofi dalam pakaian adat ini dari maksud yang terkandung dalam beberapa jenis pakaian adat yang ada, baik pakaian adat untuk laki-laki, ataupun pakaian adat untuk perempuan.
Makna Filosofis Pakaian Adat Sumatera Barat

Seperti yang disinggung di atas, beberapa pakaian adat Sumatera Barat mempunyai makna dan filosofis yang membuat orang lain merasa penasaran untuk mengetahuinya.
Makna-makna filosofis yang terkandung dalam pakaian khas Sumatera Barat ini tersebar pada masing-masing jenis pakaian utama, baik laki-laki dan juga perempuan.
Pakaian khusus untuk laki-laki adalah pakaian Penghulu yang biasa dikenakan sebagai pemangku adat, sedangkan pakaian adat khusus untuk perempuan adalah Bundo Kanduang.
Makna serta filosofis yang terkandung pada pakaian penghulu diantaranya ada pada baju penghulu yang dominan dengan warna hitam, yang berarti adalah lambang kepemimpinan yang terhormat.
Celana penghulu memiliki ukuran yang cukup besar, ini bermakna bahwa seorang pemangku adat haruslah orang yang memiliki martabat yang tinggi.
Sedangkan keberadaan Keris yang terletak dibagian pinggang, ini juga menunjukkan suatu tindakan untuk berpikir dulu sebelum bertindak.
Adapun makna dan filosofis pada pakaian Bundo Kanduang diantaranya adalah tingkolok bertanduk melambangkan bahwa, seseorang yang mengenakannya merupakan pemilik dari rumah gadang.
Tiap-tiap pakaian tradisional di Sumatera Barat memiliki makna filosofi tersendiri, baik dari segi warna, aksesoris atau bentuknya
Balapak yang diselempangkan oleh seorang wanita menunjukkan bahwa seorang wanita mengisyaratkan sebuah tanggung jawab yang di embannya untuk melanjutkan keturunannya.
Sedangkan kain sarung yang bersulam dengan emas mempunyai arti atau simbol kebijaksanaan.
Artikel terkait
Jenis Jenis Pakaian Adat Sumatera Barat

Selain mengetahui makna serta filosofis yang terkandung dalam busana tradisional Sumatera Barat, juga sangat menarik untuk mengetahui tentang jenis-jenis pakaian adat Sumatera Barat.
Pakaian tradisional di Sumatera Barat memiliki jumlah pakaian yang banyak dan beragam serta unik, inilah salah satu yang menjadikan Sumatera Barat sebagai kota yang kaya akan pakaian adat.
Berikut jenis-jenis pakaian adat Sumatera Barat beserta penjelasannya yang masing masing memiliki tampilan elok dan menawan.
Pakaian Adat Sumatera Barat Untuk Pengantin

Di Sumatra barat, terdapat beberapa variasi untuk pakaian adat khusus pernikahan, yang dipakai oleh setiap pasangan atau mempelai.
Perbedaan ini dikarenakan adanya pembagian beberapa adat nagari di Sumatra barat.
- Pakaian adat pengantin Bukittinggi dan Kabupaten Agam
- Pakaian adat pengantin Padang dan sekitarnya
Jika dibandingkan dari daerah lain, pakaian adat pengantin kota Padang lebih memiliki kekhasan tersendiri.
Selain mendapat pengaruh dari kebudayaan Minangkabau, busana pengantin kota Padang juga dipengaruhi oleh kebudayaan busana negara-negara Eropa dan Tiongkok.
Pakaian pengantin Sumatera Barat memiliki beberapa variasi berdasarkan adat nagari di tiap-tiap daerah
Hal ini dapat dilihat dari segi corak dan pemilihan warna, seperti di beberapa daerah berikut.
- Pakaian adat pengantin Pesisir Selatan.
- Pakaian adat pengantin Padang Pariaman.
Lihat Juga
Pakaian Adat Sumatera Barat Untuk Wanita
Pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang

Perempuan suku Minbangkabau mempunyai lambang kebesaran, yang disebut dengan Limpapeh Rumah nan gadang.
Arti dari kata Limpapeh yaitu tiang tengah pada sebuah bangunan yang juga sebagai tempat memusatkan segala kekuatan dari tiang-tiang lainnya.
Maka, apabila tiang-tiang tengah tersebut ambruk, maka dapat dipastikan tiang-tiang yang lain juga akan ikut jatuh berantakan.
Dengan kata lain, perempuan di Minangkabau diumpamakan sebuah tiang yang kokoh dalam sebuah rumah tangga.
Pakaian adat Limpapeh Rumah Nan Gadang berbeda dengan pakaian adat ditiap-tiap nagari, seperti dikatakan “Lain lubuk lain ikannyo, lain padang lain bilalangnyo”.
Akan tetapi pakaian Limpapeh Rumah Nan Gadang ini memiliki sifat umum yang akan kita bahas dalam kelanjutan artikel dibawah ini.
Baju Batabue (Baju Bertabur)
Baju Bertabur maksudnya adalah baju yang dipenuhi dengan sulaman benang emas, tabur emas juga melambangkan kekayaan alam di Minangkabau.
Pakaian bertabur dengan benang emas memiliki model yang bermacam-macam, yang mengandung makna serta corak dari keragaman masyarakat Minangkabau, namun masih tetap dalam wadah adat Minangkabau.
Minsie
Minsie merupakan bis tepi sebuah baju adat di Sumatera Barat yang diberi benang emas.
Minsie dikenakan untuk menunjukkan bahwa demokrasi Minangkabau amat luas sekali, namun tetap berada dalam ketentuan-ketentuan tertentu di lingkungan alur dan patut.
Tingkuluak (Tengkuluk)

Tengkuluk merupakan hiasan kepala perempuan yang bentuknya runcing dan bercabang.
Adapun makna serta pengertian dari pakaian adat Minangkabau tersebut ialah, bahwa perempuan tidak boleh memikul beban yang terlalu berat.
Lambak atau Sarung

Sarung khas wanita juga bermacam-macam di Sumatera Barat, ada yang lajur ada yang bersongket, dan ada yang berikat.
Sarung sendiri berfungsi untuk menutup bagian tertentu sehingga sopan dan tertib dipandang mata.
Sedang susunannya sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi di suatu daerah, sehingga ada yang berbelah di belakang, ada yang dimuka dan ada yang disusun di belakang.
Salempang
Salempang memiliki makna sebuah tanggung jawab dari seorang Limpapeh Rumah Nan Gadang terhadap anak cucunya serta waspada terhadap segala sesuatu, baik sekarang maupun nanti dimasa-masa yang akan datang.
Dukuah (Kalung)

Kalung biasa dipakai oleh wanita tiap nagari dan Luhak di Minangkabau yang modelnya bermacam-macam, ada yang disebut kalung perada, daraham, cekik leher, kaban, manik pualam dan dukuh panyiaram.
Dukuh merupakan simbol bahwa seorang Limpapeh senantiasa dalam lingkaran kebenaran layaknya dukuh yang melingkar di leher.
Dukuh juga menjadi simbol suatu pendirian yang amat kokoh serta sulit untuk berubah dalam hal kebenaran,
Galang (Gelang)

Untuk gelang ini terdapat pepatah lokal yang mengatakan “Nak cincin galanglah buliah” artinya “ingin cincin gelang yang dapat”.
Arti dari kata-kata tersebut ialah rezeki yang diperoleh lebih dari yang diingini.
Gelang merupakan suatu perhiasan yang dapat dipasang melingkar di tangan, sedang tangan dipergunakan untuk menjangkau dan mengerjakan sesuatu.
Galang juga memiliki makna bahwa dalam mengerjakan sesuatu harus disesuaikan dengan batas kemampuan.
Berdasarkan banyaknya macam-macam gelang ini, ada yang disebut “galang bapahek, galang ula, kunci maiek, galang rago-rago, galang basa”.
Palaminan

Pelaminan merupakan tempat kedudukan untuk orang-orang besar, seperti Raja-Raja dan penghulu.
Pada zaman dahulu pelaminan hanya dikenakan pada rumah adat, namun sekarang juga digunakan untuk acara-acara lain, seperti pesta perkawinan dan lain sebagainya.
Perangkat peralatan untuk pelaminan memiliki kaitan dengan kehidupan masyarakat pada adat Minangkabau.
Dahulu, setiap rumah adat yang ingin memasang pelaminan harus mendapatkan izin dari penghulu adat, dan harus memenuhi ketentuan-ketentuan adat yang berlaku.
Pelaminan mempunyai struktur atau bagian-bagian yang satu sama lain saling melengkapi.
Pakaian Adat Sumatera Barat Pria (Minang)

Pakaian adat Sumatera Barat merupakan semua kelengkapan yang dipakai oleh seseorang yang menunjukkan ethos kebudayaan masyarakat di Sumatera Barat.
Dengan melihat ciri khas dari sebuah pakaian yang dikenakan seseorang, maka orang akan mengatakan bahwa orang tersebut dari daerah sana.
Sebagai mana Indonesia memang negara menjemuk, yang memiliki beragam budaya dan pakaian adat, namun tetap satu (Bhinneka Tunggal Ika)
Jadi, pakaian adat juga dapat mewakili masyarakat serta adat sesuatu daerah yang membedakannya dengan adat-adat dari daerah lain.
Pakaian khas Sumatera Minang ialah pakaian ethos kebudayaan menjemuk
Maka dari itulah, disini akan dijelaskan tentang pakaian adat Sumatera Barat yang biasa dikenakan sebagai pemangku adat (untuk pria)
Sebagaimana kaum wanita di Minangkabau yang disebut dengan pakaian kebesaran.
Pakaian Penghulu

Pakaian Penghulu merupakan sebutan untuk pakaian kebesaran dalam adat Minangkabau, pakaian ini tidak semua orang dapat menggunakannya.
Baju penghulu biasanya dominan dengan warna hitam, yang mana melambangkan arti kepemimpinan.
Pakaian ini juga mengandung beberapa makna serta filosofis yang mendalam, baju penghulu terbuat dari bahan kain Beludru.
Sedang aksesoris–aksesoris yang biasa dijadikan pelengkap pada baju penghulu antara lain seperti sasampiang (atau selendang) dan tongkat.
Selain itu, pakaian ini bukanlah pakaian yang biasa dikenakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat, yang seenaknya dipakai oleh seorang penghulu, akan tetapi disesuaikan dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh aturan adat.
Adapun beberapa perangkat dari pakaian penghulu umumnya terdiri dari:
Destar

Deta merupakan sebuah penutup kepala yang terbuat dari bahan dari kain berwarna hitam biasa yang kemudian dililitkan dengan baik sehingga menghasilkan banyak kerutan.
Deta sendiri merupakan bagian dari perlengkapan dari pakaian penghulu.
Berdasarkan penggunanya, Destar dapat dikategorikan sebagai berikut.
- Deta yang dipakai khusus untuk Raja.
- Deta saluak batimbo, yaitu Deta yang dipakai khusus untuk penghulu.
- Deta ameh.
- Deta cilien manurun.
Sarawa
Sarawa merupakan pakaian untuk bagian bawahan yang dikenakan pada saat memakai baju penghulu.
Pakaian bawahan ini misalnya seperti celana yang memiliki ukuran cukup besar pada bagian kakinya yang bermakna kebesaran dalam hal memenuhi segala panggilan.
Selain itu, juga bermakna sebagai contoh yang patut di contoh dalam sebuah masyarakat sebagai pemangku adat.
Sasampiang (Sesamping)

Sasampiang digunakan sebagai aksesoris untuk melengkapi penampilan baju Penghulu.
Aksesoris ini umumnya terdiri dari selendang merah yang dihiasi dengan benang makau berwarna-warni yang dikenakan pada bagian bahu.
Warna merah pada selendang merupakan simbol keberanian, sedang hiasan pada benang makau yang indah juga menunjukkan ilmu pengetahuan dan kearifan.
Cawek ( Ikat Pinggang )
Salah satu perlengkapan yang ada pada pakaian penghulu adalah sabuk atau ikat pinggang.
Cawek merupakan merupakan sebutan untuk ikat pinggang yang bahan pembuatannya berasal dari sutra, perlengkapan ini digunakan untuk menguatkan ikan celana sarawa yang terlihat masih longgar.
Selain itu, bahan kain sutra juga mengandung makna dan filosofis, yang mana seorang penghulu haruslah cakap ketika memimpin dan juga mampu menguatkan tali persaudaraan.
Sandang
Sandang merupakan sehelai kain yang berwarna merah, kain ini diikatkan pada pinggang dan menjadi salah satu pelengkap dari pakaian adat Sumatera Barat.
Kain merah ini umumnya mempunyai bentuk segi empat yang miliki makna filosofis, seorang penghulu wajib patuh serta tunduk terhadap hukum adat yang berlaku di masyarakat.
Senjata Keris

Seperti layaknya pakaian adat Jawa Tengah, keris juga digunakan pada pakaian adat Sumatera Barat (Penghulu) yang diselipkan di pinggang.
Penggunaan keris juga memiliki makna tanggung jawab dan amanah dalam tugas yang dijalankan sebagai pemimpin atau Penghulu yang terselip di kedua senjata khas pelengkap pakaian adat Sumatera Barat tersebut.
Tungkek (Tongkat)
Selain keris, Tongkat juga dipakai sebagai pelengkap pada pakaian adat seorang penghulu (pemimpin adat Sumatera).
Penghulu menggunakan tongkat itu hanyalah sebagai pelengkap pada pakaiannya, bukan untuk menunjukkan penghulu itu tua umur.
Melainkan seorang penghulu itu hanyalah orang yang dituakan dan dihormati oleh kaum, suku dan nagarinya.
Karena Penghulu pada masyarakat adat Sumatera Bara lebih didahulukan selangkah, ditinggikan seranting.
Pakaian Adat Sumatera Barat
Selain beberapa pakaian beserta perlengkapan yang disebutkan diatas, pakaian adat Sumatera Barat juga memiliki pakaian tradisional yang tak kalah populer, seperti pakaian adat berikut ini.
Pakaian Adat Bundo Kanduang

Pakaian adat Bundo Kanduang merupakan salah satu nama dari pakaian adat Sumatera Barat yang sering dipakai oleh para wanita Sumatera Barat.
Pakaian ini hampir mirip dengan pakaian khas masyarakat Aceh, karena memang masih satu pulau sehingga memiliki kemiripan dalam beberapa sisi pakaian adat.
Perbedaannya hanyalah, jika Bundo Kanduang dari Aceh, mahkotanya lebih ramai, sedangkan Bundo Kanduang khas Sumatera Barat ini lebih sederhana namun tetap menarik.
Untuk bawahan pada pakaian Bundo Kanduang ini berupa kain sarung, yang hampir sama dengan yang digunakan para wanita Sumatera pada umumnya.
Motif yang ada pada kain sarung ini adalah motif khas Sumatera Barat dengan dominasi bordir benang emas yang memukau mata.