18 Cerita Rakyat Indonesia Pilihan Terbaik Dari Seluruh Nusantara

Posted on

Hallo teman-teman semua, kali ini admin akan menghadirkan kumpulan cerita rakyat Indonesia yang berasal dari berbagai daerah Nusantara guna menghibur sekaligus menambah wawasan kalin semua.

Cerita rakyat sendiri ialah cerita di masa lampau yang berasal dari masyarakat serta terus berkembang ditengah-tengah masyarakat.

Nah, dari kumpulan cerita berikut ini, kalian juga bisa mengambil hikmah serta pesan pesan moral yang terkandung didalamnya sebagai pegangan hidup.

Berikut ini cerita rakyat indonesia selengkapnya:

Cerita Rakyat Indonesia Dari Jawa  Barat

Cerita Rakyat singkat, Legenda Nyi Roro Kidul, Sang Penguasa Laut Selatan

Legenda nyi roro kidul
toriqa.com

Al-kisah, pada zaman dahulu di Jawa Barat ada sebuah Kerajaan bernama Pakuan Pajajaran, kerajaan itu di pimpin oleh seorang Raja yang sangat arif dan bijaksana.

Dibawah kepemimpinannya rakyat sangat bahagia dan sangat hormat pada sang raja karena sudah membuat hidup para rakyat sejahtera.

Nama Raja tersebut adalah Prabu Siliwangi.

Prabu Siliwangi sendiri memiliki cukup banyak anak, dan diantaraya bernama Putri Kandita.

Dia merupakan seorang gadis yang berparas sangat rupawan, baik hati dan memiliki sifat yang sama seperti Ayahnya.

Prabu Siliwangi sendiri sangat menyayangi dan mengasihi Putri Kandita, dan Seiring bertambahkan usia, putri Kandita semakin berparas cantik, dan karena dia merupakan anak satu-satunya, maka kelak dialah yang akan mewarisi tahta raja Prabu Siliwangi.

Setelah kabar bahwa Prabu Siliwangi akan menjadikan Putri Kandita sebagai penerus tahta, maka para Selir serta anak-anaknya tidak setuju, mereka tidak rela jika suatu saat Putri Kandita yang menjadi Ratu.

Kemudian para Selir serta anak-anaknya berkumpul, mereka berniat untuk melancarkan siasat jahat demi menyingkirkan Putri Kandita serta ibunya keluar dari Istana keraton.

Mereka bahkan meminta bantuan kepada seorang dukun sakti, mereka pergi ke sebuah daerah terpencil yang memiliki berbagai macam ilmu hitam demi melancarkan aksi mereka.

Saatu hari mereka benar-benar mendatangi penyihir tanpa sepengetahuan raja, dengan memberikan imbalan sesuai yang diminta sang Penyihir. Mereka meminta pada si dukun agar putri Kandita dan permaisurinya tersebut diberi kutukan agar tidak menjadi pewaris tahta sang raja.

Dengan menggunakan ilmu andalannya, tanpa menunggu lama sang Penyihir langsung melaksanakan tugasnya membuat Putri Kandita dan Ibunya jadi menderita penyakita Kusta.

Suatu hari, ketika putri kandita dan juga ibunya terbangun dari tidurnya keadaan tubuhnya sudah berubah menjadi buruk rupa, Tubuh yang awalnya mulus, bersih dan kuning langsat seketika langsung berubah di penuhi dengan borok serta berbau tida sedap.

Mereka berdua menderita penyakit kusta yang tak kunjung sembuh.

Melihat penyakit aneh yang diderita kedua orang kesayangannya itu Prabu Siliwangi merasa heran, dia  langsung memanggil tabib istana untuk melakukan pengobatan.

Namun setelah mencoba berusaha dengan berbagai macam ramuan, sang tabib istana tetap tidak mampu menyembuhkan mereka.

Penyakit Putri Kandita dan ibundanya bertambah parah. Tubuh mereka semakin lemah karena tidak dapat mencerna makanan dan minuman.

Cerita Rakyat Indonesia – Legenda Nyi Roro Kidul

Legenda Nyi Roro Kidul
toriqa.com

Putri Kandita mampu bertahan dari penyakit yang dideritanya karena usianya yang masih muda, namun, Sang ibunda yang sudah tua ternyata tidak mampu bertahan lama, sehingga dia menghembuskan nafas terakhir.

Putri Kandita dan raja sangat terpukul setelah meninggalnya permaisuri.

Raja Prabu Siliwangi hanya termenung sendirian selama berhari-hari, dia dilanda kesedihan yang sangat karena orang yang paling di cintainya sudah pergi meninggalkan dunia selama-lamanya.

Ditambah lagi melihat kondisi Putri Kandita yang tidak menunjukkan tanda-tanda kesembuhannya membuat sang prabu bertambah sedih, Ia benar-benar khawatir karena Putri Kandita yang akan menggantikan tahta Kerajaan.

Suatu ketika, para Selir serta anak-anaknya datang menemui Raja, mereka mencoba menghasut supaya Putri Kandita di usir dari istana.

Pada awalnya, Raja menolak permintaan itu, Namun karena takut penyakitnya itu menular, maka dengan terpaksa Prabu Siliwangi menyetujui usulan tersebut.

Mndengar pembicaraan tersebut hati putri kandita sangat kecewa, tanpa sepengetahuan Raja, Selir dan Saudara-saudaranya, ia memutuskan untuk melarikan diri jauh dari istana.

Petri kandita pergi dalam suasana hati yang sedih, bingung, dan tidak menentu, dia terus berjalan keluar dari istana tanpa tujuan yang pasti.

Dia berjalan selama berhari-hari tanpa arah hingga akhirnya dia sampai dipesisir pantai selatan Pulau Jawa yang memiliki banyak batu karang dan ombak besar.

Disana dia menjumpai satu batu karang yang cukup besar, dia kemudian beristirahat hingga akhirnya tertidur karena kelelahan.

Dalam tidurnya, dia bermimpi mendengar sebuah suara gaib yang menyuruhnya untuk menceburkan diri ke laut suapaya penyakitnya tersebut bisa sembuh seperti sediakala.

“Ceburkanlah dirimu ke dalam laut, wahai Putri yang malang, jika kamu ingin sembuh dari semua penyakitmu, Kulitmu akan mulus kembali seperti sedia kala.”

Sesaat setelah itu Putri Kandita langsung terbangun dari tidurnya, Ia kemudian merenung meresapi kata-kata gaib tersebut karena masih ragu apakah suara itu merupakan sebuah wangsit atau hanya orang iseng yang membisiki dia ketika masih tertidur.

Setelah melihat suasana di sekeliling sejauh mata memandang, dia hanya melihat hamparan pasir putih beserta ombak bergulung-gulung di sekitarnya.

Setelah itu barulah dia yakin bahwa suara gaib tadi merupakan sebuah wangsit yang harus dia laksanakan demi kesembuhan dirinya, sesaat kemudian Putri Kandita segera melakukannya.

Setelah menceburkan diri ke air laut, ajaib seluruh tubuh Putri Kandita yang dihinggapi borok berangsur-angsur hilang dan menjadi mulus kembali.

Namun, kesembuhan Putri Kandita tidak lantas membuatnya kembali ke istana, dia lebih memilih untuk menetap di pantai selatan dan menyatu dengan penduduk sekitar yang kebayakan bekerja sebagai nelayan.

Putri Kandita mulai banyak dikenal sejak tinggal disana, apalagi dengan kecantikan yang ia miliki, sudah banyak Pangeran dari berbagai kerajaan datang untuk melamarnya.

Dari sekian banyak pangeran yang datang melamarnya Putri Kandita sama sekali tidak tertarik, banyak dari mereka yang akhirnya mundur karena Putri Kandita mengajukan syarat yang sangat sulit.

Salah satu syaratnya adalah, mereka harus mengadu kesaktianya di atas gelombang pantai laut.

Ternyata, dari sekian banyak lelaki yang mencoba kesaktian mereka, tidak seorang pun mampu mengalahkan Putri Kandita.

Akhirnya meraka menjadi pengikut setia putri kandita dan mengawalnya ke mana pun dia pergi.

Sejak itulah, Putri Kandita terkenal dengan Ratu Penguasa Laut Selatan Pulau Jawa, yang populer disebut Nyai Roro Kidul.

Cerita Rakyat, Legenda Taguban Perahu –Kas Jawa Barat

Cerita legenda taguban perahu
Popmama

Dahulu kala di tanah Pasundan di daerah Jawa Barat, hidup seorang dewi surgawi yang cantik jelita, dia bernama Dayang Sumbi yang tinggal di sebuah gubuk di hutan dengan anjing setia, Tumang.

Dia bekerja sehari-hari sebagai menenun kain, sementara suatu hari dia kehilangan salah satu alatnya.

Dia mencarinya kemana-mana hingga lelah dan tampa sengaja Dayang Sumbi berkata pada dirinya sendiri, “Siapa pun yang dapat menemukan alat yang hilang dan memberikannya kembali kepadaku, maka jika dia seorang laki-laki, maka aku akan menjadikannya seorang suami, sedangkan jika dia seorang perempuan, maka aku akan menjadikannya sudara”

Sesaat setelah dia bersumpah, dia kaget bukan kepalang, ternyata yang menemukannya adalah tumang, dan mengembalikannya kepadanya.

Mau tidak mau, Dayang Sumbi harus menepati janji yang sudah ia buat sendiri untuk menikahi Tumang.

Tumang sendiri merupakan seekor anjing yang dulunya adalah orang yang dikutuk oleh seorang penyihir jahat sehingga menjadi anjing.

Tak lama setelah itu akhirnya Dayang Sumbi melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan, dia menamainya Sangkuriang.

Setelah tahun demi tahun mereka lalui, sangkuriang tumbuh menjadi remaja sehat yang suka berburu binatang di hutan.

Hingga remaja pun sangkuriang tidak pernah tau siapa ayahnya, karena Dayang Sumbi tidak pernah memberitahu Sangkuriang bahwa Tumang adalah ayahnya.

Hingga suatu hari, Sangkuriang bersama Tumang berburu rusa ke hutan, selama berburu mereka hanya bertemu dengan babi hutan, sangkuriang heran, “Mengapa tidak ada rusa hari ini?

Namun karena sudah lama berburu dan lelah akhirnya babi hutan itupun jadi sasarannya, “Sangkuriang berteriak Tumang,” Pergilah dan kejar babi hutan itu, Bunuh dia untuk saya! “

Namun mengejutkan, Tumang tidak membunuh babi hutan karena babi hutan itu sebenarnya adalah ibu dari Dayang Sumbi.

Akhirnya babi hutanpun pergi dengan aman.

Hal ini tentu membuat Sangkuriang sangat marah, dia langsung membunuh Tumang, dan mengeluarkan hati anjing untuk diberikannya kepada Dayang Sumbi ibunya.

Setelah selesai memakan hati, Dayang Sumbi bertanya kepada Sangkuriang, “dari tadi aku tidak melihat Tumang, di mana Tumang?

“Ibu,” jawab Sangkuriang dengan pelan, “Aku sudah membunuh Tumang karena dia tidak menuruti perintahku dan hati yang ibu makan tadi adalah hati Tumang bu. “

Mendengar perkataan sangkuringa dayang sumbipun marah besar “Kau! Kau benar-benar anak yang tak tahu diri!” Teriak Dayang Sumbi sambil memukul sendok sup ke kepala Sangkuriang sehingga kepalanya berdarah.

“Pergi kamu dari hadapanku sekarang, kamu pembunuh, beraninya kau membunuh ayahmu sendiri? kamu ini seorang anak laki-laki tak berguna!”

Sambil kepalanya masih berdarah, Sangkuriang pergi melarikan diri ke dalam hutan dan naik ke bukit.

Setelah bertahun-tahun berlalu, Sangkuriang pun berubah menjadi seorang pemuda yang tampan dan pemburu terampil.

Dia sudah melupakan semua masa lalunya karena ia kehilangan ingatannya, bahkan namanya pun dia tidak ingat.

Suatu hari, Sangkuriang bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik, dan akhirnya ia pun jatuh cinta.

Wanita itu adalah Dayang Sumbi, dia tidak dapat menjadi tua karena dia merupakan seorang dewi.

Sangkuriang sama sekali tidak mengenali ibunya, namun Dayang Sumbi tetap mengenali Sangkuriang dari bekas luka lama yang ada di kepalanya.

Karena sudah dimabuk cinta, Sangkuriang bertekat untuk melamarnya untuk menikah.

Dan demi menghindari perkawinan sedarah antara seorang ibu dan seorang putra, maka Dayang Sumbi meminta syarat untuk membuatkan danau dan perahu dalam satu malam sebagai hadiah pernikahan untuknya.

Karena kesaktiannya yang tinggi Sangkuriang menyanggupi persyaratan itu, dia meminta bantuan dari makhluk gaib dari hutan untuk membangun danau dan perahu.

Setelah Dayang Sumbi tahu akan hal itu, dia berusaha menggagalkan Sangkuriang dengan berbagai cara sehingga pekerjaan itu tidak sepenuhnya dilakukan.

Mengetahui akan hal ini, Sangkuriang marah besar, dia menendang perahu itu hingga terbalik membentuk sebuah gunung, dan hingga sekarang gunung itu terkenal dengan gunung Tangkuban Perahu di Jawa Barat.

Baca Juga : Cerita Fabel 4 Tokoh Berbeda Singkat: [Pembahasan & Contohnya]

Cerita Rakyat Singkat, Dongeng Situ Bagendit

Cerita Dongeng Situ Bagendit
Media Pakuan

Berikutnya ada sebuah cerita rakyat indonesia atau dongeng dari sebuah desa yang terletak di Jawa Barat, yang mana dulu ada seorang perempuan kaya bernama Nyai Bagendit.

Sejak suaminya meninggal dunia, Nyai Bagendit memperoleh warisan yang sangat berlimpah, namun sayang, hal tersebut membuat Nyai Bagendit menjadi orang yang kikir dan congkak.

Dengan haetanya itu, dia buat bersenang-senang, mengadakan pesta dan gemar memamerkan harta benda serta perhiasannya kepada warga sekitar.

Tidak ada sedikitpun niatan untuk membantu warga yang sedang kesulitan, apalagi meminta bantuannya, Nyai Bagendit menolaknya dengan angkuh.

Aibatnya, banyak warga yang tidak menyukai perangai Nyai Bagendit, tapi mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Hingga suatu hari, Nyai Bagendit kembali mengadakan pesta, seperti biasa dia memamerkan kekayaan serta perhiasannya kepada tamu yang hadir, dan tiba-tiba, datanglah pengemis dengan pakaian compang-camping nan kotor.

Pengemis tersebut mengiba padanya “Nyai, tolong beri hamba makanan sedikit saja,”

Mendengar ucapan pengemis itu nyai Bagendit sangat marah dan mengusir sang pengemis, “Pergilah kau dari rumahku, dasar pengemis kotor!” Pengemis itu pun pergi dengan perasaan sedih.

Pada esok harinya, di desa itu terjadilah sesuatu yang aneh, secara misterius, di sebuah jalan di desa tersebut ada sebuah tongkat yang tertancap kuat di tanah.

Tidak ada satupun orang atau masyarakat desa yang dapat mencabut tongkat itu, meskipun sudah mencobanya beramai-ramai.

Hingga akhirnya datanglah pengemis yang pernah diusir oleh Nyai Bagendit, dia lalu mencabut tongkat tersebut dengan mudah.

Setelah tongkat itu dicabut oleh sang pengemis, dari situ memancarlah air, semakin lama semakin deras airnya.

Oleh karena takut tenggelam, banyak para penduduk segera mengungsi mencari tempat yang aman.

Sementara Nyai Bagendit tidak mau meninggalkan rumahnya meski air sudah semakin tinggi, dia masih tidak rela meninggalkan rumahnya yang penuh dengan harta dan perhiasan.

Dan akhirnya, dia pun tenggelam bersama rumah dan seluruh isinya, lama-lama tempat tersebut berubah menjadi sebuah danau yang hingga sekarang danau itu masih ada dan dinamakan “Situ Bagendit”.

Cerita Rakyat Indonesia Dari Jawa Timur

Selanjutnya ada beberapa cerita populer dari Jawa Timur seperti cerita cindelaras dan cerita keong mas.

Dongeng Cindelaras, Cerita Rakyat dari Jawa Timur

Cerita Legenda Cindelaras
toriqa.com

Al-kisah dahulu kala, ada Sebuah Kerajaan bernama kerajaan Jenggala, kerajaan tersebut diperintah oleh seorang Raja bernama Raden Putra.

Dalam menjalankan pemerintahan dia didampingi oleh seorang Permaisuri yang sangat baik hati, dan juga seorang selir yang cantik, namun, kecantikan selir tersebut tidak secantik hatinya, dia mempunyai sifat iri yang sangat terhadap sang permaiuri Raja.

Kedua istri Raja itu tinggal bersama di Istana kerajaan yang sangat megah.

Hingga tibalah suatu ketika sang selir mulai merencanakan kejahatannya untuk menggantikan posisi sang Permaisuri, dia juga mengajak seorang tabib istana untuk bekerja sama dalam melaksanakan rencananya.

Suatu ketika, sang selir Raja pun berpura-pura sakit hingga Raja segera memanggil Tabib istana untuk mengobatinya, setelah sang selir diperiksa keadaannya, Raja pun bertanya mengenai apa yang terjadi.

Tabib menjawab ‘’ Ampun paduka Raja, ada seseorang yang sudah menaruh racun pada minuman selir paduka.’’

Mendengar pernyataan tabib itu Raja pun marah dan bertanya‘’ siapa yang berani melakukan ini kepada Selirku?’’ Tanya Sanga Raja.

‘’ Yang melakukan ini terhadapku adalah permaisuri paduka sendiri, dia sepertinya berniat menyingkirkan hamba dengan membunuh, agar kasih sayang paduka bisa sepenuhnya dia dapatkan, dan Kerajaan bisa jatuh ke tangannya.’’ Jawab Selir Raja.

Mendengar apa yang dikatakan oleh sang selir, Raja pun langsung marah dan langsung memerintahkan patihnya untuk mengusir permaisuri yang saat itu masih dalam kedaan mengandung kehutan dan membunuhnya.

Mendapat perintah Raja, sang patih pun langsung membawa permaisuri pergi ke hutan belantara yang jauh dan sepi.

Setelah sampai di tengah-tengah hutan, patih yang sangat bijak itu ternyata tidak membunuh permaisuri, dia sebenarnya tahu bahwa ini hanya rencana jahat selir tersebut, patih pun menangkap seekor kelinci.

Sang patih berkata ‘’ Permaisuri, aku tidak akan membunuhmu, nanti hamba akan kembali dengan memberitahukan bahwa tuan permaisuri sudah hamba bunuh, dan sebagai bukti yang akan hamba berikan untuk Raja dan Selir. Hamba meminta izin untuk menggunakan selendang tuan putri yang nanti akan hamba lumuri dengan darah kelinci ini dan pedang hamba.’’

‘’ Aku mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya untumu Patih, karena kamu tidak membunuhku dan membiarkan aku tetap hidup.’’ Jawab Permaisuri.

‘’ Baiklah permaisuri, sekarang terpaksa hamba harus meninggalkanmu di hutan belantara ini sendirian, hamba mohon maaf karena tidak bisa menemanimu.’’ ujar sang Patih.

Setelah beberapa bulan tinggal didalam lebatnya hutan, akhirnya permaisuripun melahirkan seorang anak laki-laki.

Anak itu kemudian diberi Nama Cindelaras, semakin lama dia tumbuh menjadi anak yang cerdas dan tampan, dia juga gemar berburu karena sejak kecil ia sudah terbiasa berteman dengan binatang.

Cerita Rakyat Indonesia -Dongeng Cindelaras

"<yoastmark

Suatu hari, ketika ia sedang asik bermain, tiba-tiba ada seekor Rajawali mendekat dan menjatuhan sebutir telur tepat disebelah Cindelaras.

Melihat ada sebutir telur, Cindelaras langsung mengambilnya untuk kemudian menetaskannya, setelah tiga minggu berlalu kemudian menetaslah telur tersebut dan menjadi seekor anak Ayam yang lucu.

Anak ayam itu dia rawatnya dengan sangat baik, sehingga tubuh menjadi ayam tarung yang tangguh dan kuat, dia kekar, paruhnya kokoh serta runcing seperti paruh burung Rajawali.

Kedua kakinya juga sangat kuat dan berotot, kukunya juga sangat runcing tajam seperti kuku Rajawali.

Namun yang paling menarik dari ayam Cindelaras adalah suara kokoknya yang berbeda dengan ayam-ayam pada umumnya.

Suara kokoknya sangat aneh, ‘’ Kukuruyuk, akulah ayam jago milik tuanku Cindelaras, rumahnya ditengah hutan belantara, atapnya terbuat dari daun kelapa, ayahnya adalah Raja Jenggala.” Bunyi Kokok Ayam Cendelaras.

Cindelaras sangat terkejut dan langsung menunjukannya kepada ibunya, permaisuri pun juga merasa terkejut mendengar suara kokok si ayam yang aneh.

Ia pun langsung menceritakan siapa ayahnya dan mengapa mereka tinggal di dalam hutan, setelah mendengar apa yang dicerita ibunya, akhirnya Cindelaras memutuskan untuk pergi ke istana untuk bertemu ayahnya.

Awalnya Cindelaras tidak diberi izin untuk pergi, namun karena terus memintanya, akhirnya ibunya pun mengijinkannya untuk pergi.

Setelah mendapatkan restu sang Ibu, dia langsung berangkat di temani ayam jantannya.

Namun belum juga sampai, ditengah perjalanan Cindelaras bertemu dengan orang-orang yang sedang mengadu ayam.

Cindelaras tertarik untuk bergabung, dan setelah mereka melihat Cindelaras membawa ayam jagonya, salah satu dari mereka mengajaknya untuk ikut menguji kehebatan ayamnya.

‘’ Hei anak muda, apa kamu berani mengadu ayammu dengan ayam jagoku yang kuat ini?’’ tantang mereka.

‘’ Baiklah’’ Jawab Cindelaras sambil tersenyum.

Tidak lama setelah duel ayam itu berlangsung ternyata ayam jantan milik Cindelaras mampu mengalahlan lawannya, itu juga berlangsung beberapa kali.

Kabar akan ayamnya Cindelaras yang tidak dapat dikalahkan akhirnya terdengar juga hingga ke telinga Raja Raden Putra, Putra Raja dari selirnya.

Raja yang penasaran lalu menyuruh hulubalangnya untuk mengundang Cindelaras datang ke Istana.

Cindelaras pun sampai di Istana.

Dia langsung menghadap ‘’ Paduka, Hamba Menghadapmu.’’ Kata Cindelaras dengan sopan.

Dia mengamati Cindelaras dengan rasa takjub ‘’ anak ini sangat tampan dan juga cerdas, sepertinya ia bukan dari kalangan rakyat biasa.’’ Ujarnya dalam hati.

Setalah berbincang bincang, akhirnya ayam jantan milik Cindelaras dan ayam jantan milik Raja dia adu.

Namun sebelum diadu, Raja memberikan satu syarat kepada Cindelaras, bahwa apabila ayamnya kalah, dia harus mau memberikan ayam jantannya, dan kepalanya di pancung.

Sementara jika Cindelaras yang menang, maka Raja Raden putra harus memberikan setengah dari kekayaannya.

Di alun-alun kerajaan, kedua ayam jantan bertarung dengan sangat gagah, dan dalam beberapa saat saja ayam jantan miliknya Cindelaras sudah dapat mengalahkan ayam jantan milik Raja.

Para penonton pun bersorak memberikan selamat kepada ayam Cindelaras.

‘’ Baiklah, aku mengaku kalah padamu, aku juga akan menyerahkan setengah kekayaan ku menjadi milik mu Cindelaras, namun bolehkah aku tau siapa kamu sebenarnya’’ Ujarnya Sang Raja.

Cindelaras menuruti permintaan Raja, dia langsung membungkuk kemudian membisikkan sesuatu kepada ayamnya.

Sesaat kemudian ayam tersebut berbunyi.

“Kukuruyuk… akulah ayam jago, milik tuanku Cindelaras, rumahnya di dalam hutan, atapnya terbuat dari daun kelapa, ayahnya raden putra” bunyi ayam jantan itu berkokok berulang-ulang.

Mendengar suara kokok ayam Cindelaras, Raja putra terkejut.

‘’ Benarkah itu?’’ tanya Raja dengan nada penasaran.

‘’ Benar baginda Raja”.

Hamba adalah Cindelaras, putra dari permaisuri baginda ’’ Jawab Cindelaras dengan tegas.

Mendengar itu Raja Raden Putra langsung memangil patihnya, patih pun langsung menceritakan kejadian yang sebenarnya.

‘’ Aku sudah melakukan kesalahan besar kepada kalian dengan memberikan hukuman kepada permaisuri yang tidak bersalah, aku akan menjatuhkan hukuman yang setimpal kepada selir’’ ucap Raja sambil menyesali tindakannya dahulu.

Raja Raden Putra langsung memeluk Cindelaras anaknya, kemudian langsung meminta maaf atas semua kesalahannya itu, selanjutnya Raden Putra bersama Patih dan Hulubalang langsung pergi menuju Hutan untuk menjemput Permaisuri.

Akhirnya Raja Raden Putra, Cindelaras dan Permaisuri hidup bahagia bersama.

Setelah Raden Putra wafat, tahta kerajaan dilanjutkan oleh Cinderalas, dia memimpin kerajaan dengan adil dan bijaksana sehingga rakyatnya hidup makmur.

Apa pesan moral yang dapat kita ambil dari cerita rakyat indonesia Cindelaras ini

Jangan pernah kita berbuat kejahatan, karena perbuatan perbuatan apapun yang kita lakukan akan kembali untuk diri kita sendiri di kemudian hari, begitu juga sifat atau kebiasaan suka berjudi, karena itu hanya akan merugikan diri kita.

Cerita Rakyat Jawa Timur, Dongeng Keong Mas

Cerita Rakyat Jawa Timur, Dongeng Keong Mas
toriqa.com

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang Raja bernama Kertamarta, ia menjadi Raja di sebuah kerajaan yang sangat indah dan megah, kerajaan tersebut bernama kerajaan Daha.

Raja Kertamarta dikaruniai dua orang Putri yang sangat cantik bernama Dewi Galuh dan Candra Kirana, mereka sama-sama tinggal di Istana dengan bahagia dan berkecukupan.

Hingga di suatu hari ada seorang Pangeran yang tampan datang dari kerajaan Kahuripan, Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati.

Kedatangannya ke kerajaan Daha adalah untuk melamar salah satu Putri Raja Kertamarta dan Pangeran tersebut memilih Candra Kirana.

Di kerajaan Daha Pangeran tersebut disambut dengan sangat baik oleh Raja Kertamarta, bahkan Putri Candra Kirana pun menerima lamaran Pangeran Raden Inu Kertapati.

Tak lama setelah itu pertunangan mereka berdua pun dilangsungkan.

Dan karena pertunangan itu Dewi Galuh merasa sangat iri pada saudaranya Putri Candra Kirana, karena sebenarnya dia juga menaruh hati pada Raden Inu Kertapati.

Dewi Galuh merasa dirinyalah yang lebih pantas dan cocok untuk menjadi tunangannya.

Semakin lama perasaan irinya terus bertambah menjadi perasaan benci, hingga ia nekat untuk merencanakan sesuatu guna menyingkirkan Candra Kirana dari kerajaan.

Suatu ketika, Putri Dewi Galuh pergi menemui sorang penyihir jahat secara diam-diam.

Ia meminta bantuan Penyihir itu untuk menyihir Candra Kiran menjadi sesuatu yang menjijikan agar Pangeran Raden Inu tidak lagi suka dan menjauhinya.

Ia sangat berharap bisa menjadi pengganti Candra Kirana sebagai tunangan Pangeran Raden Inu.

Akhirnya mereka bersekongkol untuk melakukan aksi jahatnya terhadap Putri candra Kirana, namun, Penyihir tidak bisa langsung masuk ke istana karena akan menimbulkan sebuah kecurigaan.

Untuk itulah, akhirnya Dewi Galu mempunyai siasat untuk memfitnah Candra Kirana dan membuatnya terusir dari Istana kerajaan.

Candra Kirana pun pergi meninggalkan kerajaan dengan perasaan sedih, di tengah perjalanan dia bertemu dengan sang penyihir jahat itu, dan menyihirnya menjadi Keong Mas.

Setelah Putri Candra Kirana berhasil ia sihir, ia langsug membuangnya ke sungai.

Sambil berkata ‘’ Kutukanmu ini akan hilang jika kamu dapat bertemu dengan tunanganmu Pangeran Raden Inu.’’ Ucap sang penyihir Jahat itu.

Setelah berhari – hari ada sungai, datanglah seorang Nenek yang sedang mencari ikan ke sungai menggunakan jala dan tampa sengaja Keong Mas juga ikut tersangkut oleh jala tersebut.

Setelah dimbilnya dan diperhatikan betapa indah Keong Mas yang ia temukan, Nenek tersebut langsung membawanya pulang dan di simpannya Keong Mas di tempayan.

Nenek itu merawat Keong Mas dengan sangat baik dan memberikan makan, agar tidak mati.

Keesokan harinya, seperti biasa Nenek itu kembali lagi ke sungai untuk mencari Ikan, Namun, hampir sepanjang hari ia tidak mendapatkan satu pun ikan.

Dan karena sudah terlalu lama berada di sungai tampa hasil, nenek itu pun segera memutuskan untuk kembali kerumah.

Ketika sudah sampai di rumah ia merasa heran melihat makanan yang sangat enak sudah tersaji di atas mejanya, dia bertanya-tanya siapa yang sudah membuatkan makanan ini.

Hampir setiap hari kejadian ajaib ini terus berulang, hingga si Nenek memutuskan untuk pura-pura pergi ke laut, tapi sebenarnya ia ingin tahu dan mengintip siapa yang sudah membuatkan makanan setiap hari.

Lagi-lagi ia dibuat terkejut oleh Keong Mas yang ia simpan di tempayan dan berubah menjadi seorang gadis yang sangat cantik jelita.

Gadis cantik tersebut dilihat sibuk memasak lalu menghidangkannya di atas meja, karena rasa penasarannya, Nenek itu pun langsung menghampiri Gadis cantik tersebut.

“ Siapa kamu ini Putri cantik, dan dari manakah kamu berasal?” Tanya sang Nenek

Keong Mas yang sudah berubah wujud ke wujud aslinya yaitu Candra Kirana meresa sangat terkejut melihat kedatangan sang Nenek yang tiba-tiba.

Akhirnya, Candra Kirana menjelaskan siapa sebenarnya dirinya dan menceritakan bagaimana dia bisa berubah menjadi Keong Mas.

Cerita Rakyat Indonesia – Dongeng Keong Mas

Dongeng Keong Mas
Yuksinau

Setelah menjelaskan semua yang terjadi pada sang Nenek, Candra Kirana pun kembali berubah wujud menjadi Keong Mas.

Sementara itu, Pangeran Raden In terus menerus mencarinya, namun kabar dari Candra Kirana pun tidak kunjung ia dapatkan.

Walau demikian keadaannya, Pangeran Raden Inu kertapati tetap yakin bahwa sebenarnya Putri Candra Kirana masih hidup dan karena kenyakinan itu membuat Raden Inu tetap tidak berhenti mencarinya.

Ia bahkan berjanji untuk tidak kembali ke kerajaan sebelum dia berhasil menemukan tunangannya Candra Kirana.

Akhirnya, kabar bahwa Pangeran Raden Inu sedang mencari Candra Kirana terdengar oleh Penyihir jahat, ia mencari cara agar Pangeran tidak bisa menemukan Candra Kirana.

Ia pun menyamar menjadi seekor Burung Gagak guna mengikuti perjalanan Pangeran Inu.

Di tengah perjalanan, Raden Inu di terkejut karena ada burung Gagak yang dapat bicara, bahkan burung Gagak itu tau mengenai tujuannya.

Mendengar hal itu, Pangeran Inu merasa senang dan menganggap burung itu tahu dimana Putri Candra Kirana berada, akhirnya ia pun mengiikuti petunjuk yang di berikan Burung Gagak, padahal sebenarnya petunjuk yang diberikan itu salah.

Akhirnya Pangeran Raden Inu mulai kebingungan dengan petunjuk yang Burung Gagak itu berikan dan di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seorang Kakek tua yang sedang kelaparan dan meminta belas kasihannya.

Pangeran Raden Inu segera memberikan makanan, ternyata, Kakek tersebut merupakan seorang yang sakti dan menolong Raden Inu dari gangguan Burung Gagak.

Kakek tua itu melemparkan tongkatnya ke arah Burung Gagak dan seketika Burung Gagak tersebut berubah menjadi asap.

Kakek tersebut juga memberikan petunjuk arah yang benar, Pangeran Raden Inu Kertapati berterima kasih pada si Kakek dan segeran menuju Desa Dadapan.

Setelah berhari-hari menempuh perjalanan yang jauh, di tengah perjalanan perbekalan mereka habis, Ia merasa sangat kehausan.

Setelah melihat-lihat keadaan sekitar, ternyata ada sebuah Rumah dan segera menuju ke rumah tersebut untuk meminta segelas air.

Namun, tidak hanya air yang ia dapatkan, tapi candra Kirana yang selama ini ia cari juga ada di sana, Ia melihat tunangannya dari jendela sedang memasak.

Akhirnya, Pangeran Raden Inu dapat menemukan Candra Kirana kembali, Ia merasa sangat senang, begitu juga dengan Candra Kirana yang berhasil menghilangkan kutukannya, yakni apabila dapat bertemu dengan tunangannya, maka sang Putri akan kembali menjadi gadis cantik jelita seperti semula.

Raden Inu Kertapti senang bisa bertemu kembali dengan Putri Candra Kirana dan segera membawanya ke kerajaan Daha.

Ia juga mengajak Nenek yang sudah menolongnya ke Istana Candra, setelah sampai di Istana, Putri candra Kirana pun menjelaskan perbuatan Dewi Galu selama ini kepada Baginda Raja.

Akhirnya, kejahatan Dewi Galu selama ini terbongkar.

Dewi Galuh diberikan hukuman yang setimpal atas perbuatannya selama ini kepada Candra Kirana.

Mendengar hal ini, Dewi Galuh merasa takut akan hukuman, maka ia mencoba melarikan diri ke hutan, sementara Baginda Raja meminta maaf kepada Putri Candra.

Akhirnya, Pangeran Raden Inu dan Candra Kirana memutuskan untuk segera melangsungkan pernikahan, tidak lama akhirnya mereka menikah dan hidup bahagia.

Cerita Rakyat Indonesia Dari Sumatera Barat

Cerita Rakyat Malin Kundang, Kisah Si Anak Durhaka

Cerita Rakyat Indonesia Malin Kundang
toriqa.com

Pada zaman dahulu, hiduplah satu keluarga yang menetap di pesisir pantai wilayah Sumatra.

Dalam keluarga yang kecil itu mereka di karuniai seorang anak yang diberi nama Malin Kundang.

Dan karena kondisi keluarga mereka sangat memprihatinkan, maka ayah malinkundang memutuskan untuk pergi ke negeri seberang guna mencari pekerjaan.

Setelah dibicarakan bersama keluarga berangkatlah bapak malin.

Mereka sangat berharap, suatu saat nanti ayahnya pulang dengan membawa banyak uang, sehingga mereka bisa untuk membeli keperluan sehari-hari.

Setelah berbulan-bulan lamanya merantau ternyata ayah malin tidak ada tanda-tanda kepulangannya sehingga pupuslah harapan Malin Kundang dan ibunya.

Setelah Malin Kundang mulai bertambah dewasa, ia pun berpikir bagaimana untuk mencari nafkah, meski harus ke negeri seberang. Ia berharap nantinya ketika kembali ke kampung halamannya, dia sudah menjadi seorang yang kaya raya.

Akhirnya Malin Kundang memantapkan diri dan memutuskan untuk ikut berlayar bersama dengan seorang nahkoda kapal dagang di kampung halamannya yang sudah sukses.

Selama ia berada di kapal, malin banyak belajar seputar ilmu pelayaran pada anak buah kapal yang sudah banyak pengalamannya.

Malin benar-benar belajar secara tekun tentang perkapalan pada teman-temannya yang lebih berpengalaman, sehingga membuatnya sangat mahir dalam hal perkapalan.

Sudah banyak pulau-pulau yang ia kunjungi, sampai suatu ketika malin bersama kapalnya di tengah lautan tiba-tiba di serang oleh kawanan bajak laut.

Semua barang-barang dagangan milik para pedagang di kapal dirampas semua oleh bajak laut, bahkan banyak anggota awak kapal dan orang-orang yang berada di kapal tersebut dibunuh oleh para bajak laut.

Sementara Malin Kundang, dia cukup beruntung karena dirinya tidak dibunuh oleh para bajak laut.

Karena pada saat kejadian berlangsung, Malin Kundang bersembunyi di sebuah ruangan kecil yang tertutup oleh kayu.

Setelah kejadian itu, Malin Kundang terkatung-katung ditengah lautan, hingga akhirnya kapal yang ia tumpangi terdampar di sebuah pantai.

Dengan menggunakan sisa tenaganya yang masih ada, Malin Kundang berusaha berjalan menuju ke desa yang terdekat dari pantai.

Hingga sampailah ia di desa yang cukup ramai, Malin Kundang ditolong oleh masyarakat di desa tersebut setelah sebelumnya menceritakan hampir semua kejadian yang menimpanya.

Di desa dimana Malin terdampar sebenarnya sebuah desa yang sangat subur, disana Malin bekerja keras dengan penuh keuletan, hingga makin lama akhirnya ia berhasil menjadi seorang yang kaya raya.

Dari kekayaan yang ia miliki, ia berhasil memiliki banyak kapal dagang dengan anak buah yang jumlahnya lebih dari 100 orang, setelah dirinya benar-benar menjadi seorang yang kaya raya, Malin Kundang kemudian mempersunting seorang gadis cantik untuk menjadi istrinya.

Setelah cukup lama ia menikah dengan penuh kebahagiaan, suatu hari Malin dan istrinya melakukan pelayaran dengan kapal yang besar dan indah miliknya, disertai anak buah kapal serta pengawalnya yang berjumlah cukup banyak.

Cerita Rakyat Indonesia – Cerita Malin Kundang Si Anak Durhaka

Cerita singkat Malin Kundang
toriqa.com

Sementara Ibu Malin Kundang hampir setiap hari menunggui anaknya yang tak kunjung pulang.

Namun ketika melihat ada kapal yang sangat besar dan indah mendekat, lalu kemudian masuk ke pelabuhan, Ia melihat ada dua orang yang sedang berdiri di atas geladak kapal.

Ibu Malin yakin bahwa yang sedang berdiri itu merupakan anaknya si Malin Kundang beserta istrinya.

Malin Kundang pun turun dari atas kapal, dia langsung disambut oleh ibunya.

Setelah cukup dekat, ibunya juga melihat ada bekas luka disebelah lengan kanan orang tersebut, semakin yakinlah ibunya bahwa yang ia adalah Malin Kundang anaknya.

“Anakku Malin Kundang, mengapa kamu pergi begitu lama sekali tampa mengirimkan kabar?”, katanya sambil memeluk Malin Kundang.

Namun Malin Kundang segera melepaskan pelukan ibunya serta mendorongnya hingga terjatuh ketanah, sambil berucap “Wanita tidak tahu diri, sembarangan saja mengaku bahwa aku ini anakmu”, kata Malin Kundang sambil marah pada ibunya.

Dia berpura-pura tidak mengenali ibunya, karena ia malu dengan ibunya yang sudah tua dan memakai pakaian compang-camping.

Kemudian Istri malin memandang wanita itu, dan bertanya pada Malin “Wanita ini ibumu?”

“Tidak Istriku, dia hanyalah seorang pengemis miskin yang sedang berpura-pura mengaku sebagai ibuku agar mendapatkan harta ku”, jawab Malin kepada istrinya.

Mendengar pernyataan Malin serta diperlakukan secara semena-mena oleh anaknya sendiri, ibu Malin terluka hatinya, ia sangat marah, Ia tidak menduga bahwa anaknya menjadi anak yang durhaka.

Karena hatinya sudah tergores dan kemarahannya sudah memuncak, ibu Malin lalu menengadahkan tangannya sambil berkata “Oh Tuhan, jika benar dia adalah anakku, aku sumpahi dia menjadi sebuah batu”.

Tidak lama setelah itu datanglah angin kencang bergemuruh disertai badai yang sangat dahsyat datang menghancurkan kapal Malin Kundang.

Sesaat mereka terombang ambing ditengah lautan, perlahan juga tubuh Malin Kundang menjadi kaku hingga lama-kelamaan berbentuk menjadi sebuah batu karang.

Pesan yang bisa kita ambil dari Cerita Rakyat Malin Kundang asal Sumatera Barat ini adalah:

Hormati dan sayangilah kedua orang tuamu, terutarna ibumu, karena dengan doa merekalah kita bisa meraih kesuksesan “Dunia dan Akhirat”.

Jangan diri kita dari perilaku buruk seperti Malin dalam cerita dongeng maling kundang si anak durhaka, kamu juga bisa melihat artikel cerita rakyat malin kundang dalam bahasa jawa.

Asal Mula Nama Nagari Minangkabau – Cerita Rakyat dari Minangkabau

Asal Mula Nama Nagari Minangkabau
toriqa.com

Al-kisah pada zaman dahulu di Sumatera Barat, ada sebuah kerajaan bernama Kerajaan Pagaruyung, kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang sangat adil dan bijaksana.

Rakyatnya hidup makmur, aman damai, dan tenteram.

Hingga suatu ketika, ketenteraman di negeri tersebut terusik oleh adanya kabar buruk bahwa Kerajaan Majapahit dari Pulau Jawa akan menyerang kerajaan mereka.

Situasi tersebut tidak serta merta membuat para punggawa Kerajaan Pagaruyung gentar.

Karena sebenarnya mereka adalah orang-orang tangguh dengan semboyan “Musuh pantang dicari, datang pantang ditolak.

Kalau bisa dihindari, namun jika sudah terdesak kita hadapi,” demikian semboyan yang dimilki para pemimpin Kerajaan Pagaruyung.

Suatu hari, orang-orang Majapahit sudah sampai di Kiliran Jao, yakni sebuah daerah yang terletak di dekat perbatasan Kerajaan Pagaruyung.

Di tempat itu pasukan Kerajaan Majapahit membangun tenda-tenda sambil lalu mengatur strategi penyerangan ke Kerajaan Pagaruyung.

Menghadapi situasi genting seperti ini, para pemimpin Kerajaan Pagaruyung pun segera mengadakan sidang guna mengatur strategi untuk menghadapi pasukan Majapahit.

Dalam sidang tersebut, salah satu ketua bertanya “Negeri kita ini sedang terancam bahaya, Pasukan musuh sudah ada di depan mata kita, bagaimana pendapat kalian?” tanya Raja.

“Ampun, Paduka Raja, jika boleh hamba mengajukan usul, sebaiknya kita hadapi mereka dengan pasukan berkuda dan pasukan gajah ” usul salah satu panglima perang Kerajaan.

“Tunggu dulu! Kita tidak boleh bertindak gegabah,” Jawab Penasehat Raja, “Jika kita menyerang mereka menggunakan pasukan yang besar, tentu pertempuran sengit akan terjadi, akibatnya ini akan menyengsarakan rakyat.”

Disaat suasana sidang sudah mulai memanas, Sang Raja yang bijaksana itu pun segera menenangkannya.

“Tenang, saudara-saudara sekalian!” berusaha menenangkan, “Saya tentu setuju dengan usulan Paman Penasehat, tapi, apakah usulan Paman agar peperangan ini tidak menelan korban jiwa?” tanya sang Raja

Pertanyaan Raja itu membuat seluruh peserta sidang terdiam sejenak membuat suasana pun menjadi hening.

Semua perhatian anggota sidang tertuju pada Penasehat Raja itu, mereka sudah tidak sabar ingin mendengar pendapatnya, hingga beberapa saat kemudian, Penasehat Raja itu pun mulai angkat bicara.

“Ampun, Paduka Raja, demi menghindari adanya banyak korban dan pertumpahan darah, alangkah baiknya jika kita ajak musuh untuk berunding.

Kita sambut mereka di perbatasan kemudian kita tawarkan perundingan, namun jika mereka menolak, barulah kita tantang mereka adu kerbau,” ungkap Penasehat Raja.

“Hmmm… ini ide yang cukup bagus,” ujar sang Raja, “Lalu bagaimana menurut pendapat kalian semua?”

“Setuju, Paduka Raja,” jawab seluruh peserta sidang secara bersamaan.

Kemudian, Raja bersama punggawanya langsung menyusun strategi untuk mengalahkan musuh tanpa harus melakukan perang dan pertumpahan darah.

Asal Mula Nama Nagari Minangkabau

Asal Mula Nama Nagari Minangkabau
toriqa.com

Raja kemudian memerintahkan kepada putri Datuk Tantejo Garhano supaya menghiasi anak-anak gadisnya beserta dayang-dayang istana supaya tampil lebih cantik dengan pakaian yang indah-indah.

Datuk Tantejo Garhano sendiri merupakan salah seorang putri dengan tata krama yang halus dan lembut, sifat-sifat ini juga sudah biasa diajarkan oleh Datuk Tantejo Garhano kepada anak-anak gadisnya serta para dayang di Istana.

Dan setelah semua sudah siap, Datuk Tantejo Garhano bersama dengan anak-anak gadisnya serta para dayang Istana bergerak menuju ke perbatasan guna menyambut kedatangan pasukan musuh.

Mereka juga membawa berbagai macam makanan lezat untuk menjamu pasukan Majapahit di perbatan.

Beberapa saat kemudian dari kejauhan tampaklah pasukan Pagaruyung sedang berjaga-jaga untuk menjaga segala kemungkinan yang bisa terjadi.

Hingga sampailah rombongan Datuk Tantejo Garhano di perbatasan, dan langsung menemui pasukan musuh dari Majapahit di tempat itu.

“Selamat datang di daerah kami, Tuan-Tuan sekalian,” sambut Datuk Tantejo Garhano dengan sopan dan lembut, “Kami adalah utusan dari Kerajaan Pagaruyung.

Raja kami sangat senang dengan kedatangan Tuan-Tuan dan ingin sekali menyambutnya di istana.

Tapi sebelumnya, silakan dulu dicicipi hidangan sederhana yang sudah kami sediakan! Tuan-Tuan sudah melakukan perjalanan yang jauh, tentu merasa lapar dan lelah bukan.”

Karena diperlakukan dengan sangat baik oleh para wanita cantik, pasukan Majapahit menjadi terheran-heran, sebelumnya mereka mengira bahwa kedatangannya akan disambut oleh pasukan perang bersenjata.

Namun, di luar dugaan, ternyata mereka malah disambut dengan sangat Istimewa oleh puluhan wanita-wanita cantik dengan membawa hidangan lezat.

Dengan kelembutan dari para wanita cantik tersebut membuat pasukan Majapahit pun mulai goyah untuk melancarkan serangan hingga akhirnya menerima tawaran dari para utusan kerajaan Pagaruyung.

Setelah pasukan Majapahit selesai menikmati hidangan yang disediakan, mereka pun beristirahat sejenak, Datuk Tantejo Garhano segera mengajak pemimpin mereka ke istana untuk menemui sang Raja.

“ Mari Tuan, ikut kami ke Istana! Raja kami sedang menunggu Tuan!” bujuk Datuk Tantejo Garhano dengan santun.

“Baiklah, saya akan segera ikut kalian menemui Raja,” jawab pimpinan pasukan itu.

Setelah sampai di Istana, Datuk Tantejo Garhano langsung mengantar pemimpin pasukan menghadap Raja di ruang sidang.

Di sana, sRaja bersama para punggawa kerajaan terlihat sedang duduk menunggu.

“Selamat datang di Istana kami Tuan,” sambut sang Raja, “Mari, silakan duduk!”

“Terima kasih, Paduka raja,” ucap pemimpin pasukan itu.

“Ada apa gerangan Tuan kemari?” tanya sang Raja seakan – akan tidak tahu.

“Kami diutus oleh Raja Majapahit untuk menaklukkan kerajaan Pagaruyung, dan Kami juga harus kembali dengan membawa kemenangan,” jawab pemimpin pasukan itu.

“Oh, begitu,” jawab sang Raja sambil tersenyum, “Kami memahami tugas yang kalian emban, tapi bagaimana kalau peperangan ini kita ganti dengan adu kerbau, dengan tujuan untuk menghindari pertumpahan darah di antara pasukan kita.”

Pemimpin pasukan Majapahit itu terdiam sejenak dan berpikir, akhirnya ia pun setuju dengan usulan sang Raja.

“Baiklah, Paduka, kami terima tawaran Paduka Raja untuk adu kerbau,” jawab pemimpin itu.

Akhirnya, kedua belah pihak bersepakat untuk beradu kerbau dengan aturan, jika kerbau milik sang Raja kalah, maka Kerajaan Pagaruyung akan dinyatakan takluk di bawah pasukan Majapahit.

Sementara jika kerbau milik Majapahit kalah, maka mereka akan dibiarkan untuk kembali pulang ke Jawa dengan damai.

Dalam kesepakatan yang telah dibuat, tidak ada ketentuan jenis maupun ukuran kerbau yang akan dijadikan aduan.

Untuk itu, karena ingin memenangkan pertandingan tersebut, pasukan Majapahit memilih seekor kerbau dengan ukuran yang sangat besar, kuat, dan tangguh.

Sementara itu, sang Raja memilih seekor anak kerbau yang masih kecil dan menyusu, namun pada mulut anak kerbau itu sudah dipasang besi runcing berbentuk kerucut.

Sehari sebelum pertandingan itu diselenggarakan, anak kerbau itu sengaja dibuat kelaparan dengan cara dipisahkan dari induknya.

Pada keesokan harinya, kedua kerbau aduan segera dibawa ke gelanggang yang terletak di sebuah padang yang cukup luas.

Para penonton dari kedua belah pihak juga ikut berkumpul di pinggir arena guna menyaksikan pertandingan yang akan berlangsung sengit.

Kedua belah pihak pun bersorak ramai untuk memberi dukungan kepada kerbau aduan masing-masing.

“Ayo, kalahkan kerbau besar itu!” teriak para penonton dari pihak Pagaruyung.

Penonton dari pihak pasukan Majapahit pun tidak mau kalah dalam memberikan dukunngan.

“Ayo, kerbau besar, cincang habis anak kerbau ingusan itu, ayo!” teriak mereka.

Suasana di sekitar tanah lapang itu semakin lama semakin ramai, apalagi saat kedua kerbau aduan dibawa masuk ke dalam arena.

Pada saat dimulai, penonton dari kedua belah pihak mulai terlihat tegang, dan pada saat kedua kerbau tersebut dilepas, kerbau milik Majapahit terlihat beringas dan liar.

Sementara anak kerbau milik kerajaan Pagaruyung yang sudah kelaparan segera memburu kerbau milik Majapahit hendak menyusu, kerbau kecil mengira ia induknya.

Tak ayal, pada saat kerbau kecil nyerosor, perut kerbau milik Majapahit pun terluka seketika terkena tusukan besi runcing yang dipasang di mulut anak kerbau milik Pagaruyung.

Setelah beberapa kali mengalami tusukan mulut kerbau kecil, kerbau milik pasukan Majapahit akhirnya roboh dan terkapar di tanah.

Melihat kejadian itu, para penonton dari pihak Pagaruyung pun bersorak ramai dengan gembira.

“Manang kabau, Manang kabau,” teriak seluruh penonton dari pihak pagaruyung.

Akhirnya, dalam pertandingan itu, pasukan Majapahit dinyatakan kalah, mereka pun diizinkan untuk kembali ke Majapahit dengan damai.

Sementara itu, berita tentang kemenangan kerbau milik kerajaan Pagarayung cepat tersebar keseluruh pelosok negeri.

Kata “manang kabau” artinya adalah menang kerbau dan dan terus dibicarakan oleh seluruh rakyat hingga kepelosok negeri tersebut.

Hingga lama-kelamaan, pengucapan kata “Manang” berubah menjadi kata “Minang”.

Sejak saat itulah, tempat itu dinamakan Nagari Minangkabau, yakni sebuah nagari (desa) yang bernama Minangkabau.

Dan untuk memperingati atau mengenang peristiwa tersebut, banyak penduduk negeri Pagaruyung merancang rumah rangkiang (loteng) yang atapnya menyerupai bentuk tanduk kerbau.

Konon, rumah itu dibangun di perbatasan tempat dimana pasukan Majapahit disambut dan dijamu oleh wanita-wanita cantik Pagaruyung.

Cerita Rakyat Indonesia Dari Daerah Jawa Tengah

Dongeng Timun Mas : Perjanjian Dengan Raksasa

Cerita Rakyat Indonesia Timun Mas
toriqa.com

Pada jaman dahulu hiduplah seorang perempuan tua bernama Mbok Sarni yang tinggal sebatang kara di hutan yang sepi.

Sekian lama ia hidup sendirian, Ia sangat menginginkan kehadiran seorang anak sehingga tiap hari ia tiada henti berdoa, “Tuhan, karuniai seorang anak padaku.

Sesungguhnya hidupku terasa sangat sepi, jika engkau memberikan aku seorang anak tentunya aku akan semakin bersyukur dan semakin taat kepadamu.”

Hingga disuatu hari, ada raksasa yang kebetulan lewat dan mendengar doa Mbok Sarni.

Dia pun mendekat dan bertanya dengan suaranya yang menggelegar, “Hai wanita tua! Apakah kamu bersungguh-sungguh menginginkan seorang anak?”

Mbok Sarni terkejut mendengar suara itu.

Dengan tubuh yang masih gemetaran, ia menjawab, “Benar sekali, aku benar-benar mendambakan seorang anak yang bisa menemaniku, Namun sepertinya itu tidak mungkin terjadi, karena usiaku sudah tua, dan suamiku juga sudah meninggal.”

Raksasa itu tertawa terbahak-bahak, “aku bisa mengabulkan keinginanmu dengan mudah, tapi tentu ada syarat yang harus kamu penuhi, apa kamu bersedia?” tanya si raksasa.

“Baiklah, aku bersedia menerima syaratnya,” jawab Mbok Sarni meski hatinya merasa takut melihat sosok raksasa yang besar dan seram.

“Peliharalah anak yang akan aku berikan padamu nanti, berikan dia makanan yang banyak supaya gemuk, karena nanti aku akan menjemputnya kembali saat dia sudah berusia 6 tahun” Ucap si Raksasa menggelegar.

“Menjemputnya? Untuk apa?” tanya Mbok Sarni karena merasa heran.

“Tentu saja untuk aku makan, anak yang gemuk merupakan hidangan kesukaaku, Ha… ha… ha…”, raksasa tertawa keras, suaranya menggelegar menggetarkan hutan yang sebelumnya sepi sunyi.

Mbok Sarni tidak punya pilihan lain, akhirnya ia menerima syarat sang raksasa tersebut.

Raksasa itu kemudian memberinya segenggam biji mentimun, dan menyuruhnya untuk ditanam.

Mbok sarni pun menuruti apa yang disarankan si Raksasa untuk menanam biji mentimun yang didapatkanya.

Tidak lama kemudian, biji mentimun itu tumbuh dan berbuah, bahkan dalam beberapa hari saja pohon mentium sudah berbuah sangat besar dan siap untuk dipanen.

Tapi, betapa terkejutnya Mbok Sarni ketika hendak memetik salah satu mentimun, di hadapannya ternyata ada bayi perempuan yang sangat cantik,

Betapa senang hati Mbok Sarni, bayi itu kemudia diberi nama Timun Mas, karena ia lahir dari mentimun yang berwarna keemasan.

Hari ini Timun Mas sudah genap berumur 6 tahun, Mbok Sarni ingin memasak nasi kuning sebagai ucapan tanda syukur atas anaknya.

Ketika ia sedang sibuk memasak di dapur, tiba-tiba bumi bergetar.

Buumm… bumm… buumm…!

Suaranya terdengar seperti langkah kaki raksasa yang semakin dekat “Gawat, raksasa itu sudah datang, untung saja timun Mas sudah pergi, sekarang aku harus mencari akal bagaimana cara agar dapat mengusir raksasa itu,” kata Mbok Sarni dalam hati.

“Hai, Ibu Tua, keluarlah! Mana anakmu, cepat serahkan padaku?” teriak raksasa itu.

Mendengar suara itu degan cepat Mbok Sarni keluar menghampiri si Raksasa, “Sabar, aku akan menyerahkannya padamu, tapi,,

Apakah kamu mau? karena sekarang ini tubuhnya masih kecil dan kurus, jadi aku rasa belum cukup lezat untuk kamu makan,”

“Hah? Berarti kamu tidak menjaganya dengan baik! Mana anak itu, aku ingin melihatnya?” teriak raksasa lagi.

“Dia sedang pergi, tapi percayalah padaku, kembalilah dua tahun lagi, aku berjanji akan membuatnya benar-benar gemuk,” jawab Mbok Sarni.

Mendengar kata-kata Mbok Sarni, Raksasa itu akhirnya percaya “ Baiklah, dua tahun bukanlah waktu yang lama, aku akan kembali menagih janjimu” ujar Raksasa itu.

Cerita Rakyat Indonesia – Legenda Cerita Timun Mas

Cerita Legenda Timun Mas
toriqa.com

Setelah raksasa itu pergi, Mbok Sarni memutar otak untuk mencari cara menyelamatkan Timun Mas, Ia juga berdoa supaya Tuhan memberinya jalan keluar.

Suatu malam, Tuhan menjawab doa Mbok Sarni, dia bermimpi bertemu dengan seorang pertapa di gunung, dalam mimpinya pertapa itu menguruh agar Timun Mas datang menemuinya.

Ia akan memberikan sesuatu yang akan membantu menolong Timun Mas.

Ketika Mbok Sarni terbangun, ia pun memikirkan apa yang dialaminya dalam mimpi, ia merasa tak ada salahnya untuk mencari pertapa itu, lalu menceritakan semuanya pada Timun Mas, termasuk perjanjiannya dengan raksasa.

Timun Mas sendiri memang tergolong anak pemberani, ia tidak gentar ketika tahu bahwa raksasa akan menyantapnya.

Timun Mas bertekad untuk menemui pertapa yang ada di gunung.

Tapi sebelum berangkat, ia meminta restu pada ibunya.

Setelah berhari-hari melakukan pendakian, akhirnya Timun Mas sampai di puncak gunung.

Diatas, Timun Mas melihat ada seorang lelaki tua berambut putih dan berjubah putih.

“Permisi, Kek, namaku Timun Mas, Ibu saya cerita bahwa Kakek akan membantuku untuk melawan raksasa jahat yang akan menyantapku,” sapa Timun Mas.

“Oh, jadi kau yang bernama Timun Mas?

Iya, memang benar aku yang datang lewat mimpi ibumu, cucuku, jika raksasa itu kembali, berlarilah kamu dengan kencang,” pesan si pertapa itu.

“Langkah kaki raksasa itu sangat lebar, aku pasti mudah tertangkap,” kata Timun Mas heran.

“Ambil dan gunakan empat buah bungkusan kecil ini, lemparkan satu persatu sambil kau terus melarikan diri,” jawab pertapa itu dengan tegas.

Timun Mas paham kemudia ia pamit untuk pulang.

Setelah dua tahun berlalu, tiba saatnya raksasa itu kembali untuk menagih janji mengambil Timun Mas.

Benar saja, tiba-tiba terdengar dari kejauhan langkah kaki serta teriakan raksasa yang menggelegar, “Mbok Sarni! Mana anakmu? Aku sudah sangat lapar!” teriaknya.

Melihat raksasa datang Mbok sarni mulai panik “ Kumohon, jangan makan dia,” pinta Mbok Sarni.

“Enak saja, kamu sudah berjanji akan menyerahkannya sekarang, kau tak boleh mengingkarinya!” jawab raksasa.

Akhirnya dengan terpaksa, Mbok Sarni membawa Timun Mas menemui raksasa itu.

Timun Mas berbisik pada ibunya, “Jangan khawatir bu, aku bisa mengatasinya”

“Hahaha, wah,, ibumu pasti benar-benar merawatmu dengan baik, sekarang badanmu sudah cukup berisi, pasti dagingmu juga sangat nikmat untuk aku santap.”

“Dasar raksasa rakus, ayo coba makan aku jika bisa!” jawab Timun Mas

Setelah berkata demikian, Timun Mas langsung berlari sekencang-kencangnga, melihat dia kabur raksasa itu marah dan segera mengejarnya.

Sementara Timun Mas berlari, ia juga mendengar Iangkah kaki raksasa itu semakin mendekat.

Langsung saja ia membuka bungkusan yang diberi oleh kakek pertapa, bungkusan pertama yang ia buka ternyata berisi biji mentimun, lalu Ia lemparkan ke arah raksasa.

Tiba-tiba secara ajaib, biji mentimun itu berubah menjadi ladang timun yang buahnya sangat banyak.

Seketika langkah kaki raksasa itu tertahan oleh ladang timun yang ia tabur, akhirnya dengan susah payah ia terus berjalan melewati rintangan serta batang-batang pohon yang meliliti tubuhnya.

Beberapa saat kemudian, ia berhasil juga meloloskan diri, Raksasa itu tentu bertambah marah.

Sambil terus berlari Timun Mas menoleh ke belakang, “ Ah Gawat, ia berhasil lolos, aku harus segera membuka bungkusan yang kedua,” pikirnya, bungkusan kedua itu ternyata berisi jarum.

Timun Mas segera melemparkan jarum- jarum itu ke tanah, dan seketika jarum-jarum itu berubah menjadi pohon-pohon bambu yang tinggi dan berdaun lebat.

Lagi-lagi raksasa itu harus bekerja keras untuk menerobos pohon-pohon bambu yang tumbuh dengan lebatnya, bahkan badan raksasa itu terluka karena tergores batang-batang bambu.

Meskipun tubuhnya terluka dan berdarah, tapi ia pantang menyerah, justru larinya semakin cepat setelah berhasil melewati hutan bambu yang dibuat oleh Timun Mas.

Ia semakin marah dan kesal karena dipermainkan oleh Timun Mas.

Timun Mas lalu membuka bungkusan yang ketiga yang ternyata isinya adalah garam, sambil terus berlari, ia langsung melemparkan isi bungkusan itu, seketika keajaiban pun terjadi lagi.

Garam yang ia taburkan berubah menjadi lautan yang luas, namun lautan itu ternyata tidak menjadi penghalang bagi si raksasa.

Ia mencoba menyebranginya dengan berenang melintasi lautan dan berhasil mencapai tepi, setelah cukup lama mengejar Raksasa itu mulai merasa kelelahan, tapi mengingat lezatnya daging Timun Mas, ia kembali bersemangat berlari.

Melihat raksasa itu kembali mengejar, Timun Mas ketakutan, lalu dibukalah bungkusan terakhir sekaligus harapan satu-satunya untuk dia selamat, dia membuka bungkusan sambil berdoa, ternyata isinya adalah terasi.

Dengan sekuat tenaga, Timun Mas segera melemparkan terasi itu ke arah raksasa, beberapa saat kemudia sesuatu terjadi.

Terasi yang Timun Mas taburkan tiba-tiba berubah menjadi lautan lumpur yang panas mendidih.

Dan akhirnya Raksasa yang berlari kencang tidak bisa menghentikan langkah kakinya, Ia langsung terperosok masuk ke dalam lumpur.

Ia berteriak dan meronta.

Namun semakin ia meronta, semakin lumpur itu menyedot dan mengisap tubuhnya ke bawah, hingga akhirnya ia tenggelam ke dalam lumpur panas.

Timun Mas menghentikan langkahnya, ia melihat ke arah raksasa itu, Ia lega karena berhasil menyelamatkan diri.

Sambil kelelahan ia berjalan pulang ke rumahnya.

Mbok Sarni, yang masih berada di halaman rumahnya terus menangis sejak Timun Mas pergi, namun melihat Putinya kembali ia sangat bahagia.

Mereka saling berpelukan sambil mengucap syukur pada Tuhan atas pertolonganNya, sejak saat itu, Mbok Sarni dan Timun Mas hidup bahagia bersama.

Cerita Rakyat, Legenda Jaka Tarub

Legenda Jaka Tarub
toriqa.com

Dahulu kala, hiduplah seorang Janda bernama Mbok Rondo yang tinggal di sebuah desa yang cukup terpencil.

Mbok Rondo hidup sebatang kara setelah ditinggal pergi oleh suminya yang sudah meninggal dunia sejak lama.

Karena ia hidup sendirian, akhirnya ia mencoba mengangkat seorang anak Laki-laki untuk menjadi anaknya, anak itu ia beri nama Jaka Tarub.

Setelah beberapa lama tinggal dan dirawatnya, akhirnya Jaka Tarub pun tumbuh dewasa.

Jaka Tarub menjelma menjadi pemuda yang sangat tampan, gagah, dan baik hati, dia juga mempunyai kesaktian yang cukup tinggi.

Setiap hari, ia senantiasa membantu ibunya di sawah.

Dia juga dikaruniai wajah yang rupawan sehingga membuat banyak gadis-gadis cantik terpikat dan ingin menjadi istrinya, akan tetapi ia masih belum ingin menikah.

Karena usianya yang sudah cukup dewasa, hampir setiap hari ibunya menyuruh Jaka Tarub untuk segera menikah.

Namun, lagi-lagi ia menolak secara halus permintaan ibunya.

Hingga suatu hari Mbok Rondo jatuh sakit dan meninggal dunia, Jaka Tarub sangat sedih.

Sejak ditinggal oleh Mbok Rondho untuk selama-lamanya, Jaka Tarub sering melamun, hingga sawah ladang­nya terbengkalai.

“Sia-sia aku bekerja, un­­tuk siapa hasilnya?” gumamnya dalam hati.

Suatu malam, ketika ia terlelap tidur, Jaka Tarup bermimpi sedang memakan Daging Rusa.

Saat ia terbangun dari tidurnya, ia langsung pergi menuju hutan, namun dari pagi hingga siang hari, ia sama sekali tidak menemui satupun Rusa, jangankan Rusa, Kancil pun tidak ada yang ia temui.

Hingga sampailah ia disebuah telaga, dan secara tidak sengaja ia melihat ada beberapa bidadari sedang mandi disana.

Para bidadari yang berjumlah tujuh perempuan can­­tik itu tengah asik mandi sambil bermain-main air, bercanda, ber­­suka ria. Jaka Tarub sangat terkejut melihat ke­­cantikan mereka.

Karena hatinya sudah terpikat oleh tujuh bidadari itu, akhirnya Jaka Tarup memberanikan diri untuk mengambil salah satu selendang milik mereka.

Cerita Rakyat Indonesia – Legenda Cerita Jaka Tarup

Cerita Jaka Tarup dan para bidadari
toriqa.com

Setelah para bidadari itu sudah beres mandi, merekapun bergegas berdandan dan siap-siap untuk kembali ke kahyangan.

Mereka pun kem­bali menggunakan pakaiannya serta selendangnya masing-masing, na­­­mun salah satu dari bidadari itu terlihat sedang mencari-cari sesuatu, yaitu selendang yang ada ditangan Jaka Tarup.

Keenam kakaknya pun ikut membantu men­­carinya, namun hingga senja tiba selendangnya pun tak kunjung ditemukan juga.

Karena hari sudah mulai senja, akhirnya Nawangwulan terpaksa di tinggalkan seorang diri, kakak-kakanya bergegas kembali ke Khayangan, ia merasa sangat sedih.

Tidak lama setelah itu Jaka Tarub pun datang menghampirinya dan berpura-pura ingin menolong sang Bidadari itu, karena tak kunjung ditemukan, akhirnya di ajaknya bidadari yang ternyata bernama Nawang Wulan itu pulang ke rumahnya.

Kehadiran Nawang Wulan kembali membuat Jaka Tarub bersemangat menjalani hari-harinya.

Singkat cerita, akhirnya mereka sepakat untuk melangsungkan pernikahan, keduanya hidup bersama dengan bahagia hingga dikaruniai seorang putri cantik bernama Nawangsih.

Jauh – jauh hari sebelum mereka menikah, Nawang wulan sudah mengingatkan pada Jaka Tarub agar ia tidak menanyakan kebiasan yang akan dilakukannya nanti setelah mereka menikah dan menjadi istrinya.

Nawang Wulan memiliki rahasia yang tidak biasa, yaitu ketika ia memasak hanya menggunakan satu butir beras, dengan sebutir beras itu ia dapat menghasilkan nasi yang banyak.

Awalnya Jaka Tarup penyanggupinya, namun karena makin lama makin penasaran, dia tidak bertanya langsung kepada Nawang wulan melainkan langsung membuka dan melihat panci yang biasa digunakan istrinya itu memasak nasi.

Ternyata dia hanya melihat Setangkai padi yang ma­sih tergolek di dalamnya, ia pun segera menutupnya kembali akibat rasa penasarannya selama ini.

Akibat perbuatan Jaka tarup itu, Nawang Wulan kehilangan kekuatannya yang pada akhirnya ia harus menumbuk dan me­nam­pi beras untuk dimasak, seperti wa­ni­ta pada umumnya.

Dan karena tumpukan pa­di­­nya makin lama terus berkurang, suatu hari Na­­wangwulan mau mengambil beras untuk dimasak, dan tanpa sengaja menemukan selendang bi­da­­­da­ri­nya yang terselip di bawah tumpukan pa­di yang sudah tinggal sedikit.

Ternyata suaminya Jaka Tarub menyembunyikan selendangnya di lumbung gabah tempat menyimpan beras.

Setelah mengetahui perbuatannya ini, Nawang wulan pun sangat marah dan akhirnya, ia memutuskan untuk pergi ke kembali kahyangan.

Jaka Tarub pun langsung meminta maaf serta memohon pada istrinya untuk tidak pergi kembali ke kayangan, namun Nawangwulan sudah bulat tekadnya, hingga akhirnya ia pergi ke kahyangan.

Namun, sesekali waktu ia tetap turun ke bumi untuk mengok dan menyusui bayinya dengan syarat, bahwa Jaka Tarub tidak boleh bersama Nawangsih pada saat Nawang wulan menemuinya, biarkan dia seorang diri di dekat telaga.

Jaka Tarub hanya menahan kesedihannya dengan tetap terlihat tegar.

Setelah Jaka Tarub menyatakan kesanggupannya untuk tidak bertemu lagi dengan Nawangwulan, akhirnya sang bidadari itu pun kembali ke kayangan meninggalkan dirinya dan Nawangsih.

Jaka Tarub hanya bisa melihat kepergian Nawangwulan sambil mendekap anaknya Nawangsih, sungguh ia telah melakukan kesalahan yang tidak termaafkan.

Selanjutnya, tidak ada lagi yang bisa ia perbuat selain merawat Nawangsih dengan baik sampai ia dewasa.

Nah, dari Dongeng Jaka Tarub – Cerita Rakyat Indonesia Jaka Tarub ini kita bisa mengambil hikmah yang sangat penting.

Berusahalah untuk selalu menepati janji yang telah di ucapkan, karena mengingkarinya hanya akan membawa keburukan dimasa yang akan datang, jangan pula mudah dalam mengucapkan janji atau sumpah.

Cerita rakyat Singkat, Kisah Legenda Ande-Ande Lumut Khas Jawa Tengah

Cerita Rakyat Indonesia, Legenda Ande-Ande Lumut
toriqa.com

Cerita rakyat Indonesia beriktnya berasal dari Jawa Tengah, dimana diceritakan ada seorang janda miskin yang mempunyai anak tampan bernama Ande-ande Lumut.

Sudah sekian banyak gadis yang datang untuk melamar Ande-ande Lumut, namun tak satu pun yang ia terima.

Setiap kali ditanya oleh ibunya mengenai menikah, Ande-ande Lumut selalu menjawab bahwa ia belum ingin menikah.

Sementara itu, didekat Desa Dadapan ada sebuah desa lagi bernama Karang Wulusan, kedua desa ini hanya dipisahkan oleh sebuah sungai yang cukup besar.

Di sana, hiduplah seorang janda kaya bernama Nyi Menah, ia mempunyai enam orang anak perempuan yang cantik.

Mereka adalah Kleting Merah, Kleting Biru, Klenting Hijau, Kleting Ungu, Kleting Hitam dan Kleting Kelabu.

Selain keenam anaknya, ternyata masih ada gadis lain bernama Kleting Kuning dalam keluarga itu, Kleting Kuning adalah pembantu keluarga itu.

hampir setiap hari, Kleting Kuning diperlakukan secara semena-mena oleh keluarga itu.

Karakter Keenam gadis anak Nyi Menah sangat pemalas dan juga pemarah, setiap hari kerjaan mereka hanya bersolek.

Hingga suatu hari, Nyi Menak menyuruh keenam putrinya untuk melamar Ande-ande Lumut yang berada di desa seberang dan tak lama mereka pun segera berangkat.

Cerita Rakyat Indonesia – Cerita Singkat Ande Ande Lumut

Demi mendapatkan Ande-Ande Lumut, keenam gadis itu bersaing dan saling mendahului, dan ketika sudah tiba di pinggir sungai, mereka bingung mencari cara untuk menyeberangi sungai.

Saat itulah muncul ketam raksasa bernama Yuyu Kangkang kehadapan mereka.

Yuyu Kangkang kemudian menawarkan diri untuk membantu menyebrangkan keenam gadis itu dengan syarat mau dicium satu per satu.

Awalnya, keenam gadis itu menolak untuk mencium, namun setelah dipikir-pikir akhirnya mereka bersedia.

Setelah selesai mencium yuyu kangkang satu persatu, keenam gadis itu pun diantarnya menyebrang sungai hingga ke tepi.

Sesampainya di rumah Nyi Dadapan, keenam gadis itu memperkenalkan diri satu persatu dan menjelaskan maksud dan tujuan mereka.

Nyi Dadapan segera memberi tahu akan kedatangan keenam gadis itu kepada anaknya Anda-ande Lumut.

Setelah mendengar dari Ibunya, kemudian dia bilang “Ibu, saya tidak mau menikahi mereka karena sudah dicium Yuyu Kangkang,” jawab Ande-ande Lumut.

Keenam gadis itu pun pulang dengan perasaan kecewa setelah ditolak lamarannya.

Sementara itu, Kleting Kuning juga berangkat belakangan menuju rumah Ande-Ande Lumut setelah pekerjaannya ia selesaikan hingga tibalah ia di tepi sungai.

Seperti sebelumnya, Yuyu Kangkang segera muncul dan menawarkan syarat seperti yang diajukan kepada enam Kleting lainnya, Kleting Kuning pun menyanggupi syarat yang dimintanya.

Setelah tiba di tepi sungai, Kleting Kuning mengambil kotoran ayam kemudian dioleskan di kedua pipinya.

Tak hayal Yuyu Kangkang pun merasa bau dan pergi tanpa jadi mencium Kleting Kuning, lalu berangkatlah Kleting Kuning menuju rumah Ande-ande Lumut disana ia disambut dengan baik.

Dirumah itu kemudian keluarlah Ande Ande lumut, setelah mereka ketemu “Akhirnya kutemukan juga calon istriku!” ucap Ande-ande Lumut dan ajaib ia berubah menjadi seorang pangeran.

Ternyata ia adalah seorang Pangeran bernama Inu Kertapati yang tengah menyamar, akhirnya keduanya menikah dan hidup bahagia bersama.

Cerita Rakyat Indonesia Khas Sumatera Utara

Dongeng Cerita Rakyat, Asal Muasal Danau Toba dan Pulau Samosir

Asal Muasal Danau Toba dan Pulau Samosir
toriqa.com

Cerita rakyat indonesia selanjutnya asal usul pulau samosir (danau toba), al-kisah pada zaman dahulu hiduplah seorang petani yang rajin bekerja, dia hidup seorang diri.

Kehidupannya berubah seketika sejak dia menemukan seekor ikan ajaib yang berubah menjadi seorang puteri yang sangat cantik, sang putri dulunya dikutuk menjadi ikan hingga ada orang yang baik hati dan mau menolongnya dengan ikhlas.

Sebagai imbalannya, dia mau dijadikan istri oleh petani dengan syarat tidak boleh menceritakan atau menyebutkan asal usul puteri itu yang berasal dari seekor ikan, dan apabila dilanggar maka akan terjadi bencana yang dahsyat.

Dengan senang dan bahagia petani itu menyetujui syarat yang diminta, hingga akhirnya mereka menikah dan dikaruniai seorang anak laki-laki tampan bernama Samosir.

Hanya satu kekurangan anaknya, yaitu sifatnya yang tak pernah merasa kenyang.

Suatu hari Samosir disuruh oleh ibunya untuk mengantarkan makanan kepada ayahnya yang sedang bekerja di sawah.

Samosir pun berangkat dengan membawa makanan, namun ditengah perjalanan sang anak malah menghabiskan jatah makanan ayahnya, sehingga membuatnya emosi dan melontarkan kalimat “‘dasar anak ikan “Ucap sang ayah.

Saat itu juga tiba-tiba sang anak dan istri menghilang sementara bekas anaknya tadi mencar air dengan sangat deras, makin lama air itu meluas dan membentuk sebuah danau.

Hingga sekarang danau itu dikenal dengan nama Danau Toba, sementara pulaunya di sebut dengan pulau Samosir.

Cerita Legenda: Asal Mula Terjadinya Danau Lau Kawar (Sumatera Utara)

Asal Mula Terjadinya Danau Lau Kawar
Exsisnews.com

Pada zaman dahulu, ada satu desa yang terletak di kaki Gunung Sinabung, masyarakatnya hidup berdampingan rukun dan saling menolong satu sama lain.

Banyak dari mereka yang berkerja dengan bertani.

Suatu hari, salah satu penduduk bernama Pak Tungkir akan menanami ladangnya.

Sudah sejak pagi, bapak dan ibu Tungkir serta si Tungkir sudah berangkat ke ladang, sedangkang di rumah mereka hanya ada nenek si Tungkir yang sudah tua.

Mereka pun mulai menanam padi di ladangnya, ketika orang-orang sedang bekerja di ladang, ibu Tungkir memasak didangau.

Dan menjelang siang, pekerjaan mereka di ladang pun selesai, selanjutnya meraka bersiap untuk makan.

Sebelum makan siang dimulai, Ibu si Tungkir sibuk membungkus nasi berserta lauknya untuk nenek si Tungkir sambil lalu ia menyeru pada anaknya, “ Tungkir, mari sini dulu!” panggil ibu si Tungkir.

“Ada apa, Bu?” Jawab Tungkir.

“Sini Nak, tolong antarkan nasi dan lauknya ini, dan Ingat, nasi dan lauknya ini untuk nenekmu!” perintah ibu si Tungkir.

“Baiklah Bu!” jawab si Tungkir sambil mengambil makanannya dan bergegas berangkat.

Di tengah-tengah perjalanan Si Tungkir merasa kelelahan, akhirnya ia beristirahat sebentar, setelah melihat-lihat bungkusan dari Ibunya, si Tungkir mulai tergoda untuk membukanya.

“Wah… enaknya!” Bisik hati si Tungkir, Air liurnya sampai menetes karena saking pengennya.

Singkat cerita, si Tungkir melahap makanan yang sebenarnya untuk neneknya itu hingga hampir habis, kemudian si Tungkir berlari menuju rumahnya.

Setelah sampai di rumah, si Tungkir berteriak, “Nek! Ini ada nasi dan lauk untuk Nenek, Ibu yang menyuruhku mengantarkannya, makanlah Nek!” Si nenek tidak segera membuka makanan itu.

Sementara itu, si Tungkir langsung bergegas balik ke ladang, sesampainya di ladang, dia segera melapor kepada ibunya.

“Sudah Bu!” lapor Tungkir terhadap ibunya, “apakah nenekmu sudah makan tadi?” tanya ibunya.

“Sudah Bu, nenek memakannya dengan lahap sekali,” kata si Tungkir meyakinkan ibunya.

Akan tetapi, ia sama sekali tidak menceritakan semua kebenaran itu, Bapak dan ibunya saja apa yang dikatannya, setelah makan, mereka melanjutkan kembali bekerja di ladang.

Cerita Rakyat Indonesia -Asal Mula Terjadinya Danau Lau Kawar

Sementara itu, si nenek yang membuka bungkusan dari cucunya itu terkejut, karena yang ia dapati hanyalah sisa nasi dan tulang-tulang ayam.

Nenek itu bersedih sembari berkata sendiri, “Oh, seperti inikah makanan untukku? Alangkah tega menantuku,” keluh si nenek.

Selanjutnya, si nenek menancapkan tulang-tulang ayam itu ke tanah sambil berdoa, setelah itu dicabutnya kembali tulang-tulang ayam tadi dan ditaburlah nasi sekepal.

Berkat kuasa dari Tuhan, tiap butir nasi yang jatuh ke tanah memancarkan air.

Semakin lama air tersebut semakin membesar hingga akhirnya membenamkan seluruh desa, termasuk juga si nenek, anak, menantu, serta cucunya si Tungkir.

Semakin lama airnya terbentang luas menjadi sebuah danau.

Sementara para penduduk desa yang berhasil menyelamatkan diri berusaha mengambil barang-barang yang terapung di atas air.

Mereka menggunakan galah panjang sambil berteriak, “Ayolah! lyah Nake, I kawarimin, Ikawariyah, ” sambil memainkan galah (kawar-kawari).

Sehingga dikemudian hari danau itu disebut dengan Danau Lau Kawar.

Pesan moral yang dapat kita petik dari cerita rakyat Indonesia diatas Adalah:

” Kita harus menyayangi orang tua, mencintai serta menghormatinya, jangan sekali-kali membohonginya karena akan menimbulkan malapetaka bagi diri dan semua orang. “

Cerita Rakyat Indonesia Dari Kalimantan Barat

Cerita Singkat, Legenda Batu Menangis

Cerita Singkat, Legenda Batu Menangis
Paragram.id

Pada jaman dahulu hiduplah seorang Janda miskin bersama seorang anak perempuannya di sebuah bukit yang jauh dari Pedesaan.

Janda tersebut memiliki seorang anak yang sangat cantik jelita, ia selalu membanggakan kecantikan yang ia miliki.

Namun kecantikan wajahnya berbanding terbalik dengan sifat yang ia miliki, dia sangat pemalas dan tidak pernah membantu ibunya.

Selain sifatnya yang pemalas, ia juga sangat manja, semua hal yang di inginkan harus di turuti, tanpa memikirkan keadaan mereka yang miskin, dan ibunya yang harus banting tulang meskipun sering sakit-sakitan.

Setiap kali ibunya mengajak ke sawah, ia selalu menolaknya.

Suatu ketika, ibunya mengajak anaknya untuk pergi belanja ke pasar, jarak dari pasar ke rumah mereka cukup jauh, hingga untuk sampai ke pasar mereka harus berjalan kaki dan membuat putrinya kelelahan.

Sepanjang perjalanan, anaknya berjalan di depan ibunya memakai baju yang sangat bagus.

Semua orang yang melihatnya langsung terpesona karena kagum akan kecantikannya, sementara ibunya berjalan di belakang sambil membawa keranjang belanjaan dan berpakaian sangat dekil layaknya pembantu.

Rumah mereka cukup jauh dari rumah kebanyakan masyarakat sehingga kehidupan mereka jarang ada orang yang tahu.

Setelah melalui perjalanan yang melelahkan, sampailah mereka di desa, semua mata tertuju kepada kecantikan Putri dari janda tersebut.

Tidak sedikit pemuda yang menghampirinya untuk melihat kecantikannya dari dekat, sementara penduduk desa yang lain sangat penasaran, siapa perempuan tua di belakangnya tersebut.

‘’ Hai, gadis cantik! siapakah wanita tua yang berjalan di belakangmu? Apakah dia ibumu?’’ Tanya salah seorang Pemuda.

‘’ Tentu saja bukan, dia ini adalah pembantuku!.’’ Jawabnya dengan sinis.

Di sepanjang perjalanan setiap orang yang berpapasan dengannya selalu bertanya,pertanyaannya pun hampir sama, namun jawabannya tetap sama, bahwa ibunya adalah pembantunya.

Ibunya sendiri ia perlakukan layaknya seorang pembantu.

Cerita Rakyat Indonesia – Cerita Legenda Batu Menangis

Pada awalnya, setiap kali mendengar jawaban dari Putri kandungnya itu, sang ibu masih bisa menahan diri, namun mendengarnya berulang kali, hal itu membuat sang ibu hatinya.

Tiba-tiba saja sang ibu berhenti, lalu duduk di pinggir jalan sambil meneteskan air mata.

‘’ Kenapa ibu tiba-tiba berhenti di tengah jalan, mari kita teruskan perjalanan.’’ Tanya putrinya heran.

Beberapa kali ia bertanya pada ibunya, namun sang ibu sama sekali tidak menjawab.

Dan tiba-tiba ibunya menengadahkan kedua tangannya ke atas sembari berdoa.

Melihat hal aneh yang di lakukan ibunya, sang anak merasa kebingungan dan bertanya-tanya.

Ia kemudian mendekati ibunya ‘’ Ibu sedang apa sekarang!’’ bentak putrinya.

Sang ibu sama sekali tidak menjawab, dia meneruskan doanya agar sang pencipta menghukum putrinya.

‘’ Ya Tuhan, ampunilah hamba yang lemah ini, maafkan hamba yang tidak mampu mendidik putri hamba sendiri, dengan baik, sehingga menjadikan ia anak yang durhaka.

Hukumlah anak yang durhaka ini.’’ Sahut ibu dalam doanya.

Sejenak awan pun berubah, langit menjadi mendung dan gelap, petir mulai menyambar dengan kerasnya, taklama kemudian hujan pun turun.

Putrinya yang masih kebingungan bercampur rasa takut itu pun perlahan-lahan tubuhnya berubah menjadi batu.

Mulai dari kakinya yang berubah menjadi batu kemudian mencapai setengah badan, gadis itu hanya bisa menangis memohon ampun kepada ibunya, ia merasa ketakutan.

‘’ Ibu, tolong akubu, ada apa dengan kedua kakiku bu? ibu, tolong maafkan aku, Aku janji akan menjadi anak yang berbakti bu’’ teriak Putrinya sambil ketakutan.

Gadis tersebut terus saja memohon sambil menangis, namun apa daya semuanya sudah terlambat, hukuman itu tidak dapat di hindari lagi.

Secara perlahan tubuhnya mengeras menjadi batu, Gadis durhaka itu hanya bisa menangis dan menagis menyesali semua perbuatannya.

Sebelum kepalanya menjadi batu, sang ibu masih melihat anaknya menangis mengeluarkan air mata, Semua orang yang berada di sana menyaksikkan peristiwa tersebut, hingga seluruh tubuh gadis itu akhirnya berubah menjadi batu.

Dan meskipun sudah menjadi batu, Namun, pada kedua matanya masih terlihat adanya tetesan air mata seperti sedang menangis.

Oleh karena itu, masyarakat disana menyebutnya dengan Batu Menangis, dan hingga sekarang, batu Menangis tersebut masih ada.

Adapun pesan moral yang bisa diambil dari Cerita Rakyat indonesia Legenda Batu Menangis tersebut adalah:

Hormati dan sayangilah selalu kedua orang tuamu, karena kunci keberhasilan dan kegagalamu sangat tergantung dari doa dan restu kedua orangtuamu.

Cerita Rakyat Indonesia Dari Riau

Cerita Singkat, Legenda Putri Mambang Linau (Riau)

Suatu hari, Bujang Enok sedang kehutan untuk mencari kayu, setibanya dihutan tiba-tiba ada seekor ular berbisa muncul di hadapannya, untung Bujang Enok cukup sigap, dia langsung membunuh ular itu sebelum terpatuk.

Setelah mencari kayu di hutan, Bujang Enok bergegas pulan, dalam perjalanan Bujang Enok melihat ada sekelompok wanita sedang bercakap-cakap.

“ Untung tadi ada pemuda itu, jadi kita kita aman mudah-mudahan tidak ada lagi ular berbisa yang membahayakan,” ucap salah satu dari wanita itu.

Saat itu Bujang Enok baru paham bahwa ular tersebut selama ini sudah meresahkan banyak orang.

Setelah sampai di rumah, seperti biasa Bujang Enok menuju ke dapur lalu kemudian makan, namun, dia terkejut melihat dapurnya sudah penuh dengan makanan lezat yang sudah siap.

Meski diliputi rasa beran, Bujang Enok makan dengan lahap karena perutnya dari tadi sudah sangat lapar, dalam hatinya dia berjanji akan menyelidiki siapa yang sudah membuatkannya makanan didapur.

Benar saja, keesokan harinya, Bujang Enok pura-pura mau pergi ke hutan, namun ia kembali untuk mengintip dapurnya, ternyata yang menyediakan makanan adalab tujuh wanita cantik.

Ternyata, mereka sengaja membuatkannya makanan sebagai tanda ucapan terima kasih karena Bujang Enok berhasil membunuh ular berbisa itu.

Seketika Bujang Enok terpukau melihat kecantikan gadi-gadis itu, hingga membuatnnya jatuh cinta pada salah satu wanita yang berselendang jingga.

Ketujuh wanita itu lalu kemudian pergi meninggalkan rumah Bujang Enok, satu per satu mereka terbang ke langit, rupanya mereka itu bukan manusia biasa, melainkan para bidadari yang tinggal di kayangan.

Namun malang bagi wanita yang berselendang jingga, karena pada saat hendak terbang selendangnya hilang hingga ia tak dapat ikut terbang.

Dia sadar bahwa selendangnya terkait di pintu rumah milik Bujang Enok, sehingga membuatnya menangis ketakutan karena ditinggal sendiri oleh saudaranya yang lain.

Cerita Rakyat, Legenda Putri Mambang Linau (Riau)

Karena merasa iba, Bujang Enok pun menghampiri wanita itu dan mengembalikan selendangnya.

” Kamu jangan menangis, maukah kamu tinggal disini dan menikahlah denganku.” Bujang Enok melamar wanita itu.

Setelah beberapa saat terdiam, akhirnya wanita itu menyetujuinya, dia menyebutkan bahwa dirinya bernama Putri Mambang Linau.

“Aku mau menjadi istri Kanda, tetapi ada syaratnya, Kanda tidak boleh menyuruhku untuk menari, karena jika aku menari, maka aku akan kembali ke kayangan, tempat dimana aku berasal,” kata wanita itu.

Setelah mendengar syarat yang diajukannya, Bujang Enok pun menyetujui syarat itu.

Tak lama kemudian Mereka pun menikah, hari demi hari berlalu, Bujang Enok dan Putri Mambang Linau bidup hidup dengan bahagia.

Mereka juga sangat dermawan dan suka menyantuni orang miskin, hingga lama-kelamaan, sifat baik hati Bujang Enok sampai juga ke telinga Raja.

Raja sangat senang jika ada orang yang sudah membantunya menyejahterakan rakyat, demi membalas jasanya, Raja ingin mengangkatnya menjadi kepala kampung.

Suatu hari, para tetua dan kepala kampung diundang oleh Raja untuk menghadiri pesta, Raja juga meminta agar semua istri kepala kampung juga ikut memriahkan pesta dengan ikut menari.

Bujang Enok senang diundang Raja, ia tidak in gin membangkang, namun disisi lain ia gundah karena sudah berjanji pada Istrinya.

Akhirnya ia berkata pada istrinya, “ duhai istriku, tolonglah aku, sekali ini saja,” pinta dia pada istrinya.

Lama-kelamaan Putri Mambang Linau menuruti permintaan suaminya, karena ia tidak ingin membuatnya keulitan, dia pun mempersembahkan tariannya yang terindah.

Namun tiba-tiba sesuatu terjadi, pada saat dia sedang menari, tiba-tiba kakinya terangkat dari tanah, tak lama kemudian, tubuhnya melayang-layang ke udara.

Kejadian itu membuat suasana menjadi gempar, Bujang Enok memandangi istrinya dengan sedih, rupanya istrinya harus kembali ke kayangan.

Akirnya, Putri Mambang Linau terbang semakin jauh ke langit, sambil melambaikan tangannya sebagai tanda perpisahan untuk suaminya.

Bujang Enok sangat menyesal karena telah memaksa istrinya untuk tetap menari, namun, dia juga tak mau membantah perintah Raja.

Atas kesetiaannya itu, Raja kemudian mengangkat Bujang Enok sebagai penghulu istana, setelah kejadian itu hingga akhir hayatnya Bujang Enok mengabdikan diri pada rakyat dan Rajanya.

Cerita Rakyat Indonesia Dari Sumatera Selatan

Dongeng Cerita Rakyat Si Pahit Lidah

Dongeng Cerita Rakyat Si Pahit Lidah
toriqa.com

Dongeng cerita si pahit lidah merupakan salah satu cerita yang cukup populer di Indonesia, bahkan sudah beberapa kali diangkat ke layar kaca dalam bentuk filem yang keren.

Versinya sendiri juga ada beberapa macam yang sudah berkembang di beberapa daerah di Indonesia.

Awal mula si pahit lidah dimulai di Sumatera Selatan tepatnya di daerah Sumidang, ada sebuah kerajaan besar, di Kerajaan itu hidup seseorang pangeran sakti bernama Serunting.

Sayangnya, sang pangeran memiliki sifat iri hati terhadap apa yang dimiliki orang lain.

Pangeran Serunting sendiri sudah memiliki istri, istrinya memiliki seorang adik yang bernama Aria Tebing yang kini menjadi adik ipar Pangeran Serunting.

Pangeran Serunting dan Aria Tebing mempunyai ladang masing-masing yang letaknya bersebelahan, hanya dipisahkan oleh pepohonan.

Sementara di bawah pepohonan itu tumbuhlah tanaman Cendawan dan anehnya tanaman Cendawan yang tumbuh itu menghasilkan hal yang jauh berbeda.

Cendawan yang tumbuh menghadap ke arah ladang punyaknya Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas.

Sedangkan Cendawan yang menghadap ke arah ladang miliknya Serunting tumbuh menjadi tanaman parasit yang aslinya tanaman tidak berguna.

Setelah mengetahuinya, Serunting menjadi sangat iri pada Aria Tebing.

Dalam hatinya ia terus saja berburuk sangka pada adik iparnya itu, “Mengapa Cendawan yang menghadap ke ladangku tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna, sedangkan yang menghadap ke arah ladang milik Aria Tebing bisa tumbuh menjadi logam emas, aku yakin sekali, Ini pasti perbuatan Aria Tebing”

Keesokan harinya, Serunting pergi mendatangi Aria Tebing dengan perasaan penuh dendam dan marah.

Sesampainya dirumah Aria Tebing, ia langsung menantangnya untuk berduel, “Kau sudah membuat kecurangan, besok jika kamu berani aku menantangmu untuk berduel!!” tangtang Serunting dalam keadaan marah.

“Tapi, tapi aku tidak pernah berbuat curang padamu,”jawab Aria Tebing masih keheranan, namun Serunting sama sekali tidak memperdulikannya, ia bersikeras menantangnya untuk berduel.

Cerita Rakyat – Dongeng Si pahit Lidah

Melihatnya datang menantang, Aria Tebing kebingungan, la tahu bahwa kakak iparnya itu adalah orang yang sakti, setelah beberapa saat berpikir, akhirnya Aria Tebing mendapat ide.

la pergi menemui kak kandungnya yang menjadi Istri Serunting kemudian menceritakan kejadian yang sebenarnya, ia juga membujuk agar kakaknya memberitahukan rahasia kelemahan Serunting.

“Kak, aku mohon beritahulah aku apa rahasia kelemahan suamimu, sekarang aku dalam keadaan terdesak, jika aku kalah maka aku akan terbunuh,” ucap Aria Tebing memohon.

“Adikku, maafkan aku, aku tidak mau mengkhianati suamiku, aku tak bisa memberi tahumu,” jawab istri serunting keberatan.

“Percayalah kak, ini demi aku adikmu! jika nanti aku tau rahasia kelemahan suamimu, aku janji tidak akan membunuhnya,” bujuk Aria tebing lagi.

Akhirnya sang kakak merasa iba melihat adiknya yang terus memohon padanya, akhirnya dia memberitahukan bahwa kesaktian Serunting berada pada tumbuhan ilalang yang bergetar meskipun tak tertiup angin.

Keesokan harinya, sebelum duel dimulai, Aria Tebing sudah menancapkan tombaknya ke ilalang yang bergetar meskipun tidak tertiup oleh angin, akibatnya Serunting pun terluka parah dan kalah.

Serunting akhirnya menyadari bahwa istrinya lah yang membocorkan rahasia kesaktiannya pada Aria Tebing, merasa dikhianati akhirnya Serunting pergi mengembara, ia bertapa di Guning Siguntang.

Pada saat sedang bertapa, tiba-tiba ada suara Hyang Mahameru, “Wahai Serunting! Aku akan menurunkan ilmu gaib sebagai kekuatan, apakah kau mau, tanya Hyang Mahameru.

“Baik, Aku mau menerima kekuatan gaib itu, wahai Hyang Mahameru, berikan hamba kekuatan itu,” jawab Serunting.

“Tapi, ada syarat yang harus kamu tepati, yaitu bertapalah kamu di bawah pohon bambu hingga seluruh tubuhmu ditutupi oleh daun-daun dari pohon bambu itu, jika syarat itu sudah kau lakukan maka kamu berhasil mendapatkan kekuatan itu,” ucap Hyang Mahameru.

Setelah melawati tahun demi tahun, Serunting masih bertapa di tempatnya hingga daun-daun pohon bambu menutupi seluruh tubuhnya.

Kumpulan Cerita Rakyat Indonesia, Kisah Si Pahit Lidah

Kini ia berhasil memiliki kesaktian yang tinggi, yaitu setiap perkataan yang keluar dari mulutnya akan menjadi kenyataan atau kutukan.

Hingga suatu hari, dia berniat ingin pulang ke kampung halamannya, di Sumidang.

Sepanjang perjalanan, ia mencoba kekuatannya dengan mengutuk semua pohon tebu menjadi batu, “Hai pohon tebu, jadilah Batu,” teriaknya pepohonan yang ditemuinya.

Dan dalam sekejap, pohon-pohon tebu yang ia kutuk berubah menjadi batu, kemudian di sepanjang tepi Sungai iambi, ia kembali mengutuk orang-orang yang berpapasan dengannya menjadi batu.

Berkat kekuatannya itu, lama-kelamaan Serunting berubah menjadi orang yang angkuh serta sombong, dan orang-orang menjulukinya dengan nama Si Pahit Lidah.

Hingga tibalah ia di sebuah Bukit Serut yang gundul, disana ia mulai menyadari semua perbuatannya yang salah, kemudian ia mengubah Bukit Serut menjadi hutan kayu.

Dalam sekejap bukit itu langsung menjelma menjadi hutan kayu sehingga membuat masyarakat sekitar berterima kasih kepadanya karena telah mengubah bukit itu menjadi hutan kayu.

Dengan begitu masyarakat bisa memanfaatkan kayu yang berlimpah itu untuk dijual ke pasar demi mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.

Setelah itu Serunting melanjutkan perjalanannya hingga tiba di Desa Karang Agung, disana ia melihat gubuk tua yang dihuni oleh suami-istri yang sudah tua.

Serunting lalu mendatangi sepasang kakek nenek itu, Serunting berpura-pura meminta seteguk air untuk diminum.

Dengan senang hati mereka memberikannya, ternyata sepasang kakek nenek itu sangat ramah dan baik hati.

Mereka sudah lama mengingikan seorang anak untuk menemani mereka diusia senja, namun hingga diusiannya kini mereka masih belum dikaruniai, Serunting pun mengabulkannya.

Serunting melihat ada sehelai rambut salah satu dari mereka yang jatuh menempel pada bajunya, Serunting lalu mengambilnya dan mengubah rambut itu menjadi seorang bayi, pasangan tua itu bahagia sekali dan berterima kasih kepada Serunting.

Serunting sendiri merasa bangga bisa membantu orang lain, dan disepanjang sisa perjalanannya, Serunting belajar untuk membantu dan berusaha menolong orang yang sedang kesulitan.

Namun, walaupun sekarang kalimat yang keluar dari mulutnya adalah kalimat baik dan prilakunya suka membantu orang yang membutuhkan, tetap saja orang-orang masih menjulukinya dengan nama Si Pahit Lidah.

Cerita Rakyat Indonesia dari Bali

Cerita Rakyat, Kisah Kebo Iwa dan Patih Gajah Mada

Cerita Rakyat Indonesia Kebo Iwa dan Patih Gajah Mada
toriqa.com

Pada jaman dahulu, ada sebuah desa di Bali, dimana disana tinggallah sepasang suami istri yang hidup rukun bahagia serta kaya raya.

Namun kebahagiaan mereka masih belum sempurna karena setelah menikah cikup lama, mereka masih belum juga dikaruniai anak.

Untuk itu, mereka tetap berupaya dengan cara sering datang ke pura untuk sembahyang serta memohon kepada sang maha pencipta agar dikaruniai seorang anak, hampi setiap hari mereka datang untuk bersembahyang.

Sudah sekian lama waktu demi waktu mereka lalui, hingga si istri akhirnya mulai mengandung.

Peristiwa ini tentu membuat suami istri itu merasa sangat bahagia dan tak lupa mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Waktu terus berlalu, akhirnya setelah sembilan bulan lamanya mengandung, tibalah waktunya istrinya melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat.

Namun ada hal yang tidak biasa terjadi pada anak mereka, karena waktu masih bayi pun ia sudah bisa makan makanan orang dewasa, setiap hari si bayi makan dengan porsi yang banyak, bahkan semakin hari semakin banyak.

Anak itu kemudian tumbuh menjadi pemuda dewasa tinggi dan besar badannya, karena itulah dia dipanggil dengan nama Kebo Iwa, yang berarti paman kerbau.

Tiap hari Kebo Iwa hanya makan dan makan terus dengan rakus, hingga membuat harta kedua orang tuanya habis dan tak mampu untuk memenuhi selera makannya.

Mereka sudah benar-benar tidak sanggup lagi untuk memberi makan anaknya.

Dengan terpaksa akhirnya mereka meminta bantuan desa, Smaka sejak itulah segala kebutuhan makannya ditanggung desa.

Penduduk desa juga membuatkannya rumah dengan ukuran sangat besar untuk Kebo Iwa, mereka juga memasakkan makanan yang sangat banyak untuknya.

Tapi itu hanya sementara, karena lama-lama penduduk juga tidak sanggup untuk menyediakan makanan untuknya.

Akhirnya mereka meminta Kebo Iwa untuk membuat makanannya sendiri, mereka hanya menyediakan bahan-bahan mentahnya.

Cerita Rakyat Indonesia – Kisah Kebo Iwa dan Patih Gajah Mada

Namun dengan ukuran tubuhnya yang besar, Kebo Iwa mampu melakukan hal-hal diluar kemampuan manusia bisanya, jangkauan kakinya sangat lebar, sehingga ia mampu bepergian dengan cepat.

Jika dirinya ingin minum, hanya tinggal menusukkan telunjuknya ke tanah, maka terbuatlah lubang sumur kecil dan mengeluarkan air.

Selain itu, Kebo Iwa juga memiliki kekuatan yang sangat hebat, sehingga ia mampu menahan serbuan pasukan Majapahit yang hendak menaklukkan Bali, pasukan Maja pahit saat itu dipimpin Maha Patih Majapahit langsung,

Gajah Mada saat itu memimpin pasukannya, ia mengatur siasat untuk menggempur dan menaklukkan Bali, mereka tau bahwa di sana ada Kebo Iwa, orang yang sangat susah untuk dikalahkan, untuk itu mereka menatur siasat dengan mengundang Kebo Iwa ke Majapahit.

Di Maja Pahit mereka meminta Kebo Iwa membuatkan beberapa sumur, karena kerajaan itu sedang kekuarangan air minum.

Tampa menaruh curiga, Kebo Iwa pun menyanggupi permohonan mereka, setibanya di Majapahit, ia menggali banyak sumur,

Hingga tibalah satu sumur lagi, mereka meminta menggali lubang sumur yang sangat dalam, sehingga memaksanya mengeluarkan tenaga secara ektra dan banyak.

Pada saat Kebo Iwa sedang bekerja di dasar sumur, Sang Patih menyuruh pasukannya menimbun sumur yang dibawahnya masih ada Kebo Iwa, lama kelamaan ia pun sesak napasnya hingga membuatnya meninggal di dasar sumur.

Akhirnya Bali pun dapat ditaklukkan oleh Majapahit sepeninggalnya Kebo Iwa selaku orang yang berjasa besar pada Pulau Bali.

Cerita Rakyat Indonesia, Kisah Legenda Garuda Wisnu Kencana

Cerita Rakyat, Kisah Legenda Garuda Wisnu Kencana
toriqa.com

Pada jaman dahulu, konon ada disebuah negeri di Pulau Bali, disana hidup seorang Resi yang arif dan bijaksana bernama Resi Kasyapa.

Sang Resi mempunyai dua orang istri bernama Kadru dan Winata, Resi kasyapa sangat menyayangi kedua istrinya secara adil, namun salah satu istrinya yang bernama Kadru memiliki sifat iri dan dengki kepada Winata.

Apalagi ketika kedua istri Resi Kasyapa masing-masing dikaruniai anak, Kadru dikaruniai para Naga, sementara Winata dikaruniai oleh seekor Burung Garuda.

Kadru yang selalu diliputi rasa iri dan dengki kepada Winata selalu melancarkan niat jahatnya supaya Winata bisa keluar dari lingkaran keluarga Resi Kasyapa.

Hingga suatu ketika, Para Dewa mengaduk-aduk samudra untuk mendapatkan Tirtha Amartha, tirtha artinya air yang diebut-sebut mampu memberikan keabadian kepada siapa saja yang bisa meminumnya meskipun hanya setetes.

Pada saat itu juga muncullah kuda terbang bernama Ucaihswara.

Kadru yang selalu menyimpan rasa dengki terhadapa Winata menyebabkan dirinya kemudian menantang Winata untuk menebak warna Kuda Ucaihswara yang pada saat itu masih belum terlihat.

Mendapat tantangan dari Kadru akhirnya Winata menyanggupi tantangannya dengan perjanjian, siapapun yang nantinya kalah maka harus bersedia menjadi budak dan selalu mentaati semua perintah dari yang menang.

Yang pertama menebak adalah Kudru, ia menebak bahwa warna kuda itu adalah hitam, sementara Winata menebak warna kuda itu berwarna putih.

Namun, sebelum kuda itu muncul, ternyata diam-diam Kadru menerima informasi dari anaknya (naga) bahwa kuda itu sebenarnya warnanya adalah putih.

Menyadari bahwa dirinya akan kalah, akhirnya Kadru membuat rencana licik, dia menyuruh anaknya untuk menyembur dengan racun tubuh kuda itu sehingga terlihat kehitaman.

Benar saja kuda, kuda yang dulunya berwarna putih akhirnya berubah menjadi hitam setelah muncul dan dilihat oleh Kadru dan Winata.

Setelah semuanya selesai Winata mengakui kekalahannya, ia bersedia menjadi budak Kadru selama hidupnya.

Cerita Rakyat Bali – Legenda Wisnu Kencana

Cerita Rakyat Bali - Legenda Wisnu Kencana
Pixabay

Hingga akhirnya Garuda wisnu kencana mengetahui kelicikan Kadru, ia pun tinggal diam melihat ibunya dipermainkan.

Dia kemudian datang menantang Naga, mereka bertarung tanpa henti siang dan malam.

Setelah lama mereka bertarung, keduanya berhasil menahan imbang disetiap pertarungan hingga akhirnya para Nagapun memberikan persyaratan bahwa dia akan membebaskan Winata, tapi dengan syarat sang Garuda harus membawakan Tirtha Amartha kepada para Naga.

Demi menolong ibunya, sang Garuda pun menyanggupi persyaratannya, dia bersedia mencari Tirtha Amertha yang dia sendiri tidak tau dimana keberadaannya.

Di tengah perjalanannya mencari tirta amerta, sang Garuda bertemu dengan Dewa Wisnu yang membawa Tirtha Amertha.

Garuda akhirnya memohon pada dewa wisnu agar mau memberikannya padanya, Dewa Wisnu pun bersedia memberikannya dengan syarat agar Garuda mau menjadi tunggangan Dewa Wisnu yang kemudian dikenal dengan nama Garuda Wisnu Kencana.

Garuda kemudian dapat meraih tirtha amertha yang berwadahkan kamendalu serta tali dari rumput ilalang.

Ia memberikan tirtha tersebut kepada para naga, tapi sebelum para naga itu sempat meminumnya, tirtha itu sudah keburu diambil oleh dewa indra yang kebetulan saat itu sedang lewat.

Meski begitu, tetesan tirtha amertha masih tertinggal di tali rumput ilalang tadi, naga yang kebetulan melihatnya langsung menjilat rumput ilalang tersebut yang ternyata sangat tajam dan lebih tajam dari pisau.

Konon sejak saat itu, lidah naga dan para ular menjadi terbelah jadi 2 ujung yang kemudian disetiap keturunan naga itu juga memiliki lidah yang terbelah.

Setelah itu, ibu Winata berhasildia bebaskan dari jeratan perbudakan.

Begitulah akhir cerita dari Sejarah Cerita Garuda Wisnu Kencana, kemudian apakah ada hubungan antara Garuda anak Winata dengan Garuda Lambang Negara Indonesia?

Jika melihat filosofi dari cerita diatas, bisa saja para petinggi negara di masa lalu yang membangun Negara Indonesia, lalu memilih Burung Garuda sebagai lambang Negara Indonesia karena melihat pengabdian serta kegigihan Burung Garuda dalam berbakti kepada ibunya supaya bisa lepas dari perbudakan.

Lambang Garuda sendiri berarti kegigihan masyarakat pribumi (indonesia asli) dalam memperjuangkan tanah Ibu pertiwi agar lolos dari perbudakan para penjajah pada jaman dulu.

Cerita Legenda Asal Mula Selat Bali – Cerita Rakyat Indonesia Khas Bali

Cerita Asal Mula Selat Bali - Cerita Rakyat Khas Bali
toriqa.com

Dari Bali sendiri ada sebuah cerita yang cukup unik karena mengkisahkan asal usul pulau Bali.

Selat Bali merupakan sebuah selat yang memisah antara Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Nah, berdasarkan ceritanya dulu kedua pulau tersebut merupakan daerah daratan lusa yang masih menyatu, lalu kemudian terpisah karena sebuah peristiwa ajaib yang pernah terjadi di daerah itu.

Tahukah Anda bagaimana dan apa yang menyebabkan terjadinya Selat Bali? mari ikuti kisahnya dalam cerita Legenda Asal Mula Selat Bali selengkapnya dibawah ini!

Asal Usul Selat Bali

Alkisah dahulu kala ada sebuah kerajaan namanya Kerajaan Daha yang berkuasa di daerah Kediri, Jawa Timur.

Nah, didaerah tersebut hiduplah seorang brahamana (pendeta) yang bernama Empu Sidi Mantra, dia merupakan seorang pendeta yang kaya raya dan juga terkenal akan kesaktiannya.

Sang pendeta mempunyai seorang istri yang cantik jelita dan juga seorang putra yang gagah lagi tampan bernama Manik Angkeran.

Meski memiliki kehidupan yang nyaris sempurna, pendeta itu tetap tidak bisa hidup tenang dan bahagia, karena anak semata wayangnya, Manik Angkeran, memiliki sifat tidak terpuji, yaitu gemar berjudi.

Sekali berjudi ia pertaruhkan harta kekayaan milik orang tuanya jika masih kurang dia tak segan berhutang kepada orang lain, palagi jika kalah dalam berjudi.

Inilah sebabnya si Empu Sidi Mantra serta istrinya sering kali merasa resah, karena hampir setiap hari orang-orang mendatangi rumahnya untuk menagih hutanggara-gara putranya.

Hal seperti ini terus berlangsung selama bertahun-tahun, berjudi main dan berjudi sehingga lambat-laun harta yang dimiliki sang Empu terkuras habis.

Hingga suatu ketika sore harinya, Manik Angkeran kembali pulang ke rumahnya dengan nafas tersengal-sengal.

“Bapa, Ibu! tolong bantu aku!” seru Manik Angkeran.

“Kenapa Putraku? Apa yang sebenarnya terjadi denganmu?” tanya ibunya dengan perasaan cemas.

“Aku,,aku dikejar-kejar orang, Bu!” jawab Manik Angkeran sambil nafasnya masih terengah-engah.

“Hhh,, pasti kamu sedang kalah judi bukan? jawab bapanya sambil bertanya.

“Benar, Bapa! Aku kalah lagi berjudi dan sekarang aku tidak sanggup membayar taruhan untuk mereka, tolong aku, Bapa! mereka benar-benar akan membunuhku,” Mohon Manik Angkeran kepada bapanya.

Tidak lama setelah itu, datanglah beberapa orang pemuda sambil membawa golok, mereka berteriak-teriak di depan rumah menyuruh Manik Angkeran untuk keluar.

“Hai, Manik Angkeran! Keluar kamu, dan bayar semua hutangmu!” teriak salah seorang pemuda sambil mengacung-acungkan goloknya.

Melihat mereka semakin beringas, Manik Angkeran pun semakin ketakutan, Ia langsung masuk ke kamarnya dan bersembunyi.

Sementara it, Empu Sidi Mantra dengan tenang segera keluar menemui para pemuda yang masih berdiri di depan rumahnya.

“Tenang, tenaglah wahai Anak Muda! Biarlah saya yang akan membayar semua hutang-hutang putraku, tapi saya minta, berilah saya waktu tiga hari saja untuk mencari uang dulu,” pinta Empu Sidi Mantra.

“Baiklah, tuan! Kami bersedia memberi tuan ini waktu sampai tiga hari lagi, setelah itu, kami akan kembali lagi kesini untuk menagih janji tuan,” hardik salah seorang pemuda, lalu membubarkan diri bersama teman-temannya.

Kemudian pada malam harinya, Empu Sidi Mantra berdoa dan memohon pertolongan kepada Tuhan Yang Mahakuasa, pada saat itulah tiba-tiba terdengar suara bisikan yang sangat jelas di telinganya.

“Hai, Sidi Mantra! Pergilah kamu ke arah Gunung Agung! di kawah gunung itu ada harta karun yang dijaga oleh seekor naga bernama Naga Besukih,” demikian suara bisikan itu.

Pada esok harinya, Empu Sidi Mantra langsung berangkat ke kawah Gunung Agung, setelah berjalan cukup jauh dengan berbagai rintangan, sampailah ia di sebuah tempat dikawah gunung.

Ditempat itu ia pun duduk bersila sambil membunyikan genta (lonceng) saktinya sementara mulutnya komat-kamit menyebut nama Naga Besukih, tidak lama kemudian, keluarlah naga itu dari tempat persembunyiannya.

“Hai, manusia! Kamu siapa sebenarnya dan kenapa kamu memanggilku?” tanya Naga Besukih itu.

“Maafkan saya jika datang mengganggu, Saya Empu Sidi Mantra dari Tanah Jambudwiba,  maksud kedatangan saya kemari adalah untuk meminta bantuanmu,” kata Empu Sidi Mantra.

“Apa yang bisa aku bantu wahai Mpu? Katakanlah!” seru Naga Besukih.

akhirnya Empu Sidi Mantra pun menjelaskan maksud kedatangannya.

Dan karena merasa iba, Naga Besukih langsung menggeliatkan tubuhnya, saat itulah tiba-tiba emas dan berlian pun berhamburan keluar dari balik sisiknya.

“Bawalah emas serta intan ini Mpu! Semoga ini cukup dan bisa membantu membayar hutang-hutang putramu, tapi, ingat! Jangan lupa untuk menasehati putramu supaya dia mau merubah perilakunya yang buruk!” seru sang Naga.

Setelah Empu Sidi berpamitan kepada sang Naga sambil membawa semua perhiasan emas dan intan tersebut, setibanya di rumah, ia langsung memanggil putranya.

“Wahai, putraku Manik Angkeran, kemarilah! aku akan memberikan semua emas serta intan ini kepadamu, tapi dengan satu syarat, kamu harus berjanji tidak akan bermain judi lagi,” ujar Empu Sidi Mantra.

‘Baik, Bapa! aku berjanji tidak akan berjudi lagi,” ucap Manik Angkeran.

Empu Sidi Mantra pun percaya begitu saja pada ucapan anaknya, setelah itu ia menyerahkan semua perhiasan emas serta intan yang didapatnya itu kepada putranya.

Manik Angkeran pun pergi menjual semua perhiasan emas dan intan dengan perasaan senang dan gembira, lalu segera ia pergi membayar hutang-hutangnya.

Ternyata, Manik Angkeran masih bebal akan kebiasaannya, uang hasil penjualan emas dan intan tersebut sebagian masih ia gunakan untuk berjudi dan berjudi lagi, hutangnya pun masih sebagian yang ia bayar.

Dengan sisa uang itu, ia berharap bisa menang dan memperoleh banyak uang dari berjudi.

Tapi ternyata, harapannnya tak sesuai harapannya, karena ia selalu saja kalah berjudi hingga uangnya pun habis, bahkan, ia kembali dililit hutang dan memaksanya kembali ke rumah dengan wajah lesu.

Cerita Rakyat Indonesia – Cerita Legenda Selat Bali

“Bapa! Aku sudah melunasi semua hutang-hutangku kepada mereka,” kata Manik Angkeran dengan nada lemas.

“Baguslah jika begitu, jadi kau sudah tidak punya hutang lagi sekarang! Tapi, kenapa wajahmu tampak kusut begitu?” tanya bapanya heran.

“Maafkan aku, Bapa! Aku tadi sempat bermain judi dan karena kalah, aku terpaksa berhutang lagi,” jawab Manik Angkeran sambil menundukkan kepalanya.

“Apa kamu bilang! Dasar kamu anak keras kepala, kenapa kamu masih tidak mau mendengar nasehat orang tua!” bentak bapanya.

“Maafkan aku, Bapa! Tolong bantulah aku sekali ini saja, tolonglah!” Manik Angkeran mengiba di hadapan ayahnya.

“Tidak! untuk kali ini Bapa tidak akan membantumu lagi, lunasi sendiri hutang-hutangmu itu!” jawab bentak bapanya dengan wajah memerah.

Mendengar kekecewaan dari bapaknya, Manik Angkeran pun tidak bisa berbuat apa-apa, dia kebingungan mencari cara untuk membayar hutang-hutangnya.

Di tengah kebingungannya, tiba-tiba saja dia ingat bagaimana bapanya memperoleh perhiasan emas dan intan di kawah Gunung Agung.

Dia pun berniat untuk mencuri genta milik bapanya, kemudian pergi sendiri ke kawah gunung itu.

Setelah ia tiba di sana, dia masih kebingungan karena tidak tau bagaimana doa serta mantra yang harus diucapkan.

Kemudian ia mencoba membrikan diri membunyikan genta itu tanpa mengucap mantra seperti ayahnya, beberapa kali ia membunyikan gentanya hingga membuat naga besar itu keluar dari sarangnya lalu kemudian menghampirinya.

“Ampun naga, ampuni saya! Jangan memangsaku!” pinta Manik Angkeran setengah ketakutan.

“Siapa kamu anak muda? Kenapa kamu datang kesini dengan membunyikan genta itu tanpa membaca mantra?” tanya Naga Besukih.

“A… a… Aku Manik Angkeran, hamba anak dari Empu Sidi Mantra,” jawab Manik Angkeran dengan gugup.

“Oh, jadi kamu putra Brahmana itu! kenapa kamu memanggilku dengan genta milik Mpu Sidi Mantra sahabatku?” tanya Naga Besukih.

Manik Angkeran pun menjawab dengan menjelaskan maksud kedatangannya, ia mengiba kepada Naga Besukih agar ia sudi memberinya harta yang banyak agar ia bisa membayar semua hutang-hutangnya.

“Tolong, kasihani aku Naga! jika aku tidak segera membayar hutangku maka aku akan dibunuh oleh orang-orang itu” ucap Manik Angkeran sambil mengiba.

Akhirnya Naga itu tertegun sesaat melihat kesedihan Manik Angkeran, karena ia merasa kasihan akhirnya sang Naga pun mau memberikannya.

“Baiklah! sekarang aku akan membantumu, tapi kamu harus juga harus berjanji padaku untuk berhenti berjudi,” ujar Naga Besukih.

Setelah Manik Angkeran meng iyakan syaratnya, kemudian sang Naga itu langsung membalikkan badannya hendak mengeluarkan emas dan intan melalui sisik-sisik ekornya.

Namun, pada saat ia hendak menyetakkan ekornya, tiba-tiba Manik Angkeran segera mengeluarkan kerisnya kemudian memotong ekor naga itu.

Seketika Naga Besukih meronta-ronta dan menjerit kesakitan, dan pada saat ia menoleh pada anak itu, ternyata Manik Angkeran sudah pergi jauh membawa ekornya yang penuh dengan emas dan intan itu.

Dia pun berusaha bangkit dengan sisa-sisa tenaganya, ia ingin mengejar, namun putra Empu Sidi Mantra itu sudah jauh menghilang entah ke mana, dia hanya melihat didepannya ada bekas tapak kakinya saja.

Dengan menggunakan kesaktiannya, ia lalu membakar tapak kaki Manik Angkeran.

Sementara Manik Angkeran yang sudah berlari cukup jauh dari kawah Gunung Agung pun tiba-tiba merasakan kedua telapak kakinya kepanasan, lama-kelamaan menjalar ke seluruh tubuhnya hingga terbakar seluruhnya menjadi abu.

Sementara itu, Empu Sidi Mantra beserta istrinya di rumah merasa gelisah karena anak semata wayangnya menghilang, mereka juga sudah mencarinya ke mana-mana, tapi tetap tidak menemukan keberadaannya.

“Dimana anak kita Pak! Ke mana sebenarnya dia pergi? Kita sudah mencarinya ke mana-mana, tapi tak seorang pun warga yang melihat dia?” tanya cemas istri Empu Sidi Mantra.

Empu Sidi Mantra hanya terdiam karena tidak bisa berbuat banyak, ia hanya berpikir tentang keberadan anaknya, hingga  beberapa saat kemudian ia teringat akan suatu tempat.

“Aduh celaka, jangan-jangan anak kita sedang pergi ke Gunung Agung,” kata Empu Sidi Mantra.

“Kenapa Bapa bisa berpikiran seperti itu?” tanya istrinya heran.

“Aku berpikiran demikian, karena anak kita menghilang sama persis dengan hilangnya genta saktiku, kemungkinan besar dia pergi ke kawah itu untuk menemui Naga Besukih,” jawab Empu Sidi Mantra.

Tampa menunggu lama, saat itu juga mereka berangkat ke kawah Gunung Agung untuk mencari putranya, namun Setibanya di sana, ia melihat Naga Besukih sedang gelisah di luar sarangnya.

Akhirnya mereka bertanya “Wahai, Naga Besukih! Apakah engkau melihat putraku?” tanya Empu Sidi Mantra.

“Iya, Mpu! Kemarin dia datang ke sini memohon agar aku memberinya harta untuk membayar hutang-hutangnya.

Namun, pada saat aku hendak memberinya, tiba-tiba saja ia memotong ekorku, kemudian membawa pergi semua harta yang didapatnya,” jelas dia pada Mpu.

“Oh,,maafkan aku atas kekurang ajaran anakku itu, lalu apakah kamu tahu kemana perginya?” kembali Empu Sidi Mantra bertanya dengan perasaan cemas.

“Maaf, Mpu! sebaiknya kamu tidak usah lagi mencari anakmu itu karena Aku sudah membakarnya hingga binasa,” jawab Naga Besukih.

Mendengar kabar buruk dari sang Naga Mpu Sidi Marta terkejut bukan main, Ia pun memohon kepada sang Naga agar putranya dihidupkan kembali.

“Maafkan aku dan putraku, Naga! Dia itu satu-satunya putraku yang aku punya, Aku mohon hidupkanlah dia kembali,” pinta Empu Sidi Mantra.

“Baiklah, Mpu! Demi persahabatan kita, kali ini aku akan menuruti permitaanmu, namun dengan satu syarat, kamu harus mengembalikan ekorku,” kata Naga Besukih.

“Baiklah, aku berjanji padamu” jawan Mpu.

Setelah itu, dengan menggunakan kesaktiannya, Naga Besukih berhasil menghidupkan kembali Manik Angkeran.

Empu Sidi Mantra langsung bergegas pergi mencari putranya, setelah dicari-cari cukup lama, akhirnya ia berhasil menemukan putranya itu di sebuah hutan yang lebat.

Mereka lalu mengajak kembali putranya itu ke kawah Gunung Agung untuk menemui dan mengembalikan ekor Naga Besukih yang ia ambil.

Setelah sampai di kawah Gunung Agung, Empu Sidi Mantra langsung mengembalikan ekor Naga Besukih seperti sedia kala.

Dia juga bersama naga itu menasehati putranya agar dirinya benar-benar mau berubah atas prilakunya selama ini, Manik Angkeran pun sadar dan berjanji untuk mengikuti nasehat dari mereka.

Dan sebagai bentuk hukumannya, ia harus tinggal di sekitar Gunung Agung.

Akhirnya, Empu Sidi Mantra pun kembali ke Kerajaan Daha untuk mengabarkan kepada istrinya mengenai anaknya itu.

Namun sebelum sampai, di Tanah Benteng ia menorehkan tongkat saktinya ke tanah untuk membuat pembatas berupa garis antara dia dan putranya.

Berkat kesaktiannya pula, bekas torehan tongkatnya itu semakin lama bertambah lebar, sehingga tergenangi air laut dan lambat laun tempat itu berubah menjadi sebuah selat.

Dan oleh masyarakat setempat, selat itu dinamakan Selat Bali hingga sekarang.

Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Dalam Cerita Rakyat

Tema

Tema adalah inti dari persoalan yang menjadi dasar dalam sebuah cerita.

Maka dari itu, agar bisa mendapatkan tema dalam sebuah cerita, pembaca tentunya harus menguasai uraian cerita tersebut hingga selesai.

Umumnya, tema cerita rakyat akan dikaitkan dengan pengalaman atau kehidupan, tema cerita rakyat juga mengandung elemen alam, kejadian sejarah, kesaktian, dewa, misteri, hewan, dan hal terkait lainnya.

Latar atau Setting Dalam Cerita Rakyat

Latar merupakan informasi seputar cerita yang terdiri dari waktu, suasana, serta lokasi dimana cerita rakyat itu berlangsung.

  • Latar Lokasi atau Tempat

Latar lokasi merupakan bagian dari informasi suatu cerita yang menjelaskan tempat cerita itu berlangsung.

Contoh, jika menceritakan seputar kerajaan maka latar lokasi ceritanya adalah di kerajaan, lingkungan kerajaan, di desa, di hutan. dll.

  • Latar Waktu

Latar waktu adalah saat-saat dimana terjadinya peristiwa dalam dongeng tersebut, seperti contoh pagi hari, pada jaman dahulu kala, malam hari, tahun sekian, saat matahari terbenam dll.

  • Latar Suasana

Latar suasana merupakan informasi yang menyebutkan suasana “saat itu” ketika kejadian sedang berlangsung.

Seperti contoh latar suasana, rakyat hidup damai dan sejahtera, masyarakat hidup dalam ketakutan karena raja mereka kejam, hutan berubah menjadi ramai setelah purbasari hidup disana, dan sebagainya.

Tokoh

Tokoh merupakan para pemeran dalam sebuah cerita rakyat, biasanya dalam sebuah cerita terdiri dari beberapa tokoh, seperti Tokoh pada cerita rakyat bisa berupa hewan, tumbuhan, manusia, para dewa dll.

Dilihat dari sifatnya penokohan dibagi tiga yaitu:

  • Tokoh utama (umumnya biasanya protagonis) merupakan tokoh sentral dalam sebuah cerita, tokoh ini berperan dihanpir sebagian besar rangkaian cerita, mulai dari awal sampai akhir cerita. Tokoh utama secara umum ditampilkan sebagai tokoh tokoh yang memiliki sifat baik, namun juga tidak jarang adanya tokoh utama yang diceritakan lucu, unik atau jahat sekalipun.
  • Tokoh lawan (umumnya berperan antagonis) antagonis sendiri adalah tokoh yang diceritakan selalu menentang dan sebagai lawan dari tokoh protagonis, dan umumnya, tokoh antagonis ditampilkan sebagai tokoh yang jahat hingga akhir cerita.
  • Tokoh pendamping (tritagonis), Tritagonis adalah tokoh pendukung dari pemeran utama, misal pasangan atau sebagai teman.

Berdasarkan cara menampilkan wataknya penokohan dibagi dua yaitu:

  • Secara langsung, yaitu tokoh yang wataknya bisa dikenali pembaca karena telah dijelaskan oleh pengarang.
  • Seara tidak langsung, yaitu tokoh yang wataknya bisa dikenali pembaca dari kesimpulan yang dibuat sendiri dari dialog, latar suasana, tingkah laku, penampilan, lingkungan hidup, dan pelaku lain.

Alur Cerita

Merupakan rentetan atau urutan kejadian pada sebuah cerita rakyat, umumnya cerita rakyat indonesia terdiri dari lima rangkaian peristiwa yaitu saat pengenalan (pembukaan), ketika pengembangan, ketika terjadi pertentangan (konflik),pada saat peleraian (rekonsiliasi).

Secara umum alur dibagi menjadi tiga jenis, yakni:

  • Alur maju.
  • Alur mundur.
  • Alur campuran.

Sudut Pandangnya

Sudut pandang adalah kesimpulan bagaimana cara penulis menempatkan dirinya dalam sebuah cerita, atau dalam artian, dari sudut mana penulis memandang cerita tersebut.

Sudut pandanga mempunyai pernan yang sangat penting terhadap kualitas dalam cerita, secara umum sudut pandang terbagi menjadi dua yaitu:

  • Sudut pandang orang pertama: dalam hal ini penulis berperan sebagai orang pertama yang bisa menjadi tokoh utama ataupun tokoh tambahan dalam sebuah cerita
  • Sudut pandang orang ketiga: Dalam sudut pandang ini, penulis berada di luar cerita atau tidak terlibat secara langsung dalam sebuah cerita. Penulis menjelaskan beberapa tokoh yang berperan dalam cerita suatu cerita dengan menyebut nama tokoh atau kata orang ketiga yaitu “dia atau mereka”.

Amanat atau Pesan Moral

Sesuai namanya, amanat merupakan nilai-nilai yang terkandung didalam cerita yang ingin disampaikan agar pembaca mendapatkan pelajaran dari cerita tersebut.

Majas atau Gaya Bahasa Yang di Gunakan

Majas merupakan gaya bahasa yang dipakai oleh penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif dan kias.

Tujuannya adalah untuk membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa tersebut yang cenderung ke arah emosional.

Unsur-Unsur Ekstrinsik Dalam Cerita Rakyat

Unsur ekstrinsik adalah semua faktor luar yang berpengaruh terhadap terciptanya sebuah tulisan ataupun karya sastra.

Dikatakan unsur ektrinsik karena punya subjektif seorang penulis yang bisa berupa agama, budaya, motivasi, kondisi sosial, yang mendorong sebuah karya sastra tercipta.

Unsur-unsur ekstrinsik dalam sebuah cerita rakyat indonesia biasanya terdiri dari:

  1. Budaya serta nilai-bilai yang dianut.
  2. Tingkat pendidikan.
  3. Kondisi sosial di masyarakat.
  4. Agama dan keyakinan.
  5. Kondisi politik, ekonomi, hukum dll.

Ok teman-teman, demikianlah kumpulan cerita rakyat Indonesia dari Berbagai daerah yang bisa dibagikan dalam postingan kali ini.

Admin berharap, semoga postingan cerita rakyat indonesia ini bisa menjadi bacaan inspiratif untuk kita semua, menghibur serta dapat kita ambil hikmah dan pesan moral yang terkandung didalamnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *