
Cadangan Kerugian Piutang: Contoh Soal, Metode Penghitungan Taksiran
Dalam artikel ini, kita akan membahas banyak hal tentang cadangan kerugian piutang, jika anda seorang siswa maupun mahasiswa akuntansi dan manajemen, Anda malah wajib untuk menguasai materi ini.
Apa yang akan Anda dapatkan dalam artikel ini:
- Beberapa metode tentang cara menghitung kerugian piutang.
- Cara menentukan taksiran kerugian piutang.
- Beberapa contoh soal tentang cadangan kerugian piutang berikut rincian pembahasannya.
- Cadangan kerugian piutang dalam neraca, dan beberapa poin penting lainnya.
Yuk, mari kita mulai dengan mempelajari lebih dulu apa itu cadangan kerugian piutang, agar pembahasannya ini nggak membuat kamu makin bingung.
Pengertian Cadangan Kerugian Piutang

Apa itu cadangan kerugian piutang? cadangan kerugian piutang merupakan pencatatan yang dibuat di dalam jurnal pada saat ada piutang yang sudah tidak bisa ditagih lagi.
Jadi, kerugian piutang baru akan terjadi jika seorang debitur sudah tidak mau atau mampu lagi untuk melaksankan kewajibannya, hal ini dalam ilmu akuntansi dikenal dengan istilah kerugian piutang atau piutang tak tertagih atau piutang ragu – ragu.
Pada dasarnya, kerugian piutang ialah hal yang normal-normal saja, sementara dari sudut pandang manajemen, adanya kerugian dalam jumlah yang masih wajar itu menunjukkan kebijakan perusahaan sudah tepat.
Jika Anda ingin mempelajari cara mencatat kerugian piutang, salah satu metodenya adalah metode cadangan.
Metode atau Cara Menghitung Kerugian Piutang
Cadangan piutang tak tertagih adalah suatu metode menghitung dalam akuntansi yang mengacu terhadap prinsip akuntansi konservatisme atau kehati-hatian,sekaligus sebagai suatu alat bagi perusahaan untuk memperkirakan (menaksir) risiko atas kemungkinan tidak tertagihnya suatu potensi pendapatan yaitu piutang.
Biasanya untuk pengakuan kerugian dari piutang tak tertagih itu menggunakan dua cara yaitu:
Metode Langsung
Perhitungan metode langsung atau penghapusan langsung adalah pengakuan rugi pada ketika sudah terjadi penghapusan piutang dengan cara mendebit Biaya Piutang tidak tertagih serta mengkredit Piutang Usaha.
Akan tetapi, metode seperti ini hanya bisa dilakukan jika jumlahnya bukan berbentuk material.
Nah, kerugian piutang tak tertagih di catat pada periode penerimaan piutang, dengan berdasarkan jumlah piutang yang telah di hapuskan.
Setiap kali ada penghapusan piutang, itu akan langsung di catat pada rekening kerugian piutang, dengan metode jurnal seperti berikut:
Beban kerugian piutang | Rp xxxx |
Piutang dagang | Rp xxxx |
Pernyataan kesanggupan debitur untuk membayar piutang yang sudah di hapuskan, caranya seperti ini:
piutang dagang | Rp xxxxx |
beban kerugian piutang | Rp xxxx |
Mencatat waktu penerimaan pembayaran dari debitur yang sudah menyatakan diri sanggup membayar piutang, jurnalnya seperti ini:
Kas | Rp xxxxx |
Piutang dagang | Rp xxxx |
Namun ketika ada debitur yang sebelumnya sudah dihapuskan, dia datang dan langsung membayar, maka dicatat dengan jurnal seperti:
Kas | Rp xxxxxx |
Beban kerugian piutang | Rp xxxx |
Metode Tidak Langsung
Metode atau cara pencatatan tidak langsung (cadangan), yang mengakui rugi piutang tidak tertagih di periode penjualan kredit yang masih dalam proses berjalan, dengan cara menaksir dan bukan saat periode dihapusnya piutang.
Kerugian piutang yang tidak tertagih cara mencatatnya dilakukan berdasarkan taksiran, menggunakan jurnal penyesuaian:
Kerugian piutang | Rp xxxxxx |
Cadangan kerugian piutang | Rp xxxxx |
Setiap kali akan melakukan proses penghapusan piutang, langsung dicatat pada rekening kerugian piutang dengan jurnal:
Cadangan kerugian piutang | Rp xxxx |
Piutang dagang | Rp xxxx |
Pernyataan akan kesanggupan para debitur untuk melunasi atau membayar cadanga piutang yang sudah dihapuskan:
Piutang dagang | Rp xxxxx |
Cadangan kerugian piutang | Rp xxxxx |
Pada saat menerima pembayaran dari debitur yang mana sebelumnya sudah menyatakan kesanggupan untuk membayar, maka dicatat dengan jurnal seperti berikut:
Kas | Rp xxxx |
piutang dagang | Rp xxxx |
Namun, apabila ada debitur yang datang, yang mana sebelumnya sudah di hapuskan, dan langsung melakukan pembayaran, maka Anda perlu mencatatnya dengan jurnal seperti:
Kas | Rp xxxx |
Cadangan kerugian piutang | Rp xxxx |
Lihat juga: apa saja tugas – tugas manajer umum, ketahui juga kriteria untuk menjadi manajer umum berikut kisaran gajinya.
Cara Mentukan Taksiran Kerugian Piutang

Ada 3 cara atau metode yang bisa terapkan untuk penentuan taksiran kerugian piutang, diantaranya adalah:
- Cara atau metode untuk menentuan taksiran kerugian piutang berdasarkan analisis umur piutang.
- Cara atau metode menentuan taksiran kerugian piutang berdasarkan saldo piutang atau pendekatan Neraca.
- Cara atau metode menentuan taksiran kerugian piutang berdasarkan jumlah penjualan atau pendekatan laba rugi.
Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Analisis Umur Piutang
Piutang dagang dapat dikategorikan menjadi piutang yang belum jatuh tempo dan piutang yang sudah jatuh tempo.
Nah, untuk piutang yang sudah jatuh tempo, itu dikelompokan lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan waktu lamanya tunggakan.
Untuk besarnya persentase taksiran kerugian piutang itu harus diperhitungkan berdasarkan usia setiap kelompok.
Contoh Soal Cadangan Kerugian Piutang
Toko PD Pajar Sidik Nusantara mempunyai buku besar, pertanggal 31 Desember 2017, didalamnya terdapat akun sebagai berikut:
Piutang dagang = Rp.250.000.000,00
Cadangan kerugian piutang = Rp.2.000.000,00
Rincian Nama Debitur :
NO | Nama Debitur | Jumlah | Tanggal Jatuh Tempo |
1 | Toko Makmur | RP 61.000.000,00 | 1 November 2017 |
2 | Toko Jaya Abadi | RP 64.000.000,00 | 10 Oktober 2017 |
3 | Toko Mahakam | RP 63.000.000,00 | 25 Desember 2017 |
4 | Toko Linda Kencana | RP 62.000.000,00 | 4 Januari 2018 |
TOTAL | RP 250.000.000,00 |
Kelompok Jatuh Tempo | Persentase Kerugian |
Belum Jatuh Tempo | 2% |
Lewat Jatuh Tempo 1 – 30 Hari | 5% |
Lewat Jatuh Tempo 31 – 60 Hari | 10% |
Lewat Jatuh Tempo 60 – 90 Hari | 15% |
Lewat Jatuh Tempo >90 Hari | 20% |
NO | Nama Toko | Saldo Piutang | Blm Jatuh Tempo | Lewat Jatuh Tempo | ||
1 – 30 Hari | 30 – 60 Hari | 61 – 90 Hari | ||||
1 | Toko Bunga | Rp61.000.000,00 | 61000.000 | |||
2 | Toko Tulip | Rp64.000.000,00 | 64.000.000 | |||
3 | Toko Sincai | Rp63.000.000,00 | 63.000.000 | |||
4 | Toko Amoi | Rp62.000.000,00 | Rp62.000.000 | |||
TOTAL | Rp250.000.000 | RP62.000.000 | Rp63.000.000 | Rp61.000.000 | Rp64.000.000 |
Kelompok Piutang per Hari | Jumlah piutang A | Persentasi Kerugian | Beban kerugian Piutang |
A | B | C | |
Blm Jatuh Tempo | Rp 62.000.000 | 2% | Rp 1.240.000 |
1 – 30 Hari | Rp 63.000.000 | 10% | Rp 6.300.000 |
31 – 60 Hari | Rp 61.000.000 | 15% | Rp 9.150.000 |
61 – 90 Hari | Rp 64.000.000 | 20% | Rp 12.800.000 |
TOTAL | RP 250.000.000 | Rp 29.490.000 |
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu :Taksiran kerugian piutang – Cadangan kerugian piutang (saldo kredit) = Rp.29.490.000,00 – Rp. 2.000.000,00 = Rp.27.490.000,00
Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Saldo Piutang (Pendekatan Neraca)

- Dari saldo piutang, bisa dinaikkan sampai persentase tertentu.
- Dari saldo piutang bia juga ditambahkan dengan persentase tertentu.
- Bisa juga dihitung berdasarkan analisis umur piutang.
- Cara menentukan jumlah kerugian piutang tak tertagih adalah melalui taksiran dan dibandingkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dan periode terjadinya penjualan.
- Jumlah total piutang yang ditaksir itu tidak bisa diterima, jika Anda melakukan pencatatan dengan cara mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang.
- Kerugian piutang yang sebenarnya terjadi itu dicatat dengan cara mendebet rekening cadangan kerugian piutang serta mengkredit rekening piutang dagang ketika suatu piutang akan dihapus dari pembukuan, jadi sebelumnya harus benar – benar diteliti terlebih dahulu.
- Cara menetukan dan menetapkan jumlah taksiran kerugian piutang itu harus mengacu pada jumlah saldo piutang dagang akhir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.
Contoh Soal Cadangan Kerugian Piutang
Piutang Dagang sebesar Rp.250.000.000,00.
Cadangan Kerugian Piutang sebesar Rp.2.000.000,00.Taksiran kerugian piutang sudah ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang per tanggal 31 Desember 2017.
Cadangan Kerugian Piutang (kredit) Rp.3.000.000,00.
Tanggal | Keterangan | Ref | Debet | Kredit | Saldo | ||
Debet | Kredit | ||||||
09/17 | 31 | Saldo Penyesuaian | Ju | 3.000.000 | 2.000.000
5.000.000 |
Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Jumlah Penjualan (Pendekatan Laba Rugi)
Piutang dagang sebesar Rp. 250.000.000,00.
Cadangan kerugian piutang sebesar Rp.2.000.000,00.
Penjualan sebesar Rp.1.500.000.000,00.
Beban kerugian piutang (debet) Rp.7.500.000,00
Cadangan kerugian piutang (kredit) Rp.7.500.000,00
Tanggal | Keterangan | Ref | Debet | Kredit | Saldo | ||
Debet | Kredit | ||||||
12/17 | 31 | Saldo Penyesuaian | JU | 7.500.000 | 2.000.000
9.500.000 |