| by Melphis Ameika | No comments

Cadangan Kerugian Piutang: Contoh Soal, Metode Penghitungan Taksiran

Dalam artikel ini, kita akan membahas banyak hal tentang cadangan kerugian piutang, jika anda seorang siswa maupun mahasiswa akuntansi dan manajemen, Anda malah wajib untuk menguasai materi ini.

Apa yang akan Anda dapatkan dalam artikel ini:

  • Beberapa metode tentang cara menghitung kerugian piutang.
  • Cara menentukan taksiran kerugian piutang.
  • Beberapa contoh soal tentang cadangan kerugian piutang berikut rincian pembahasannya.
  • Cadangan kerugian piutang dalam neraca, dan beberapa poin penting lainnya.

Yuk, mari kita mulai dengan mempelajari lebih dulu apa itu cadangan kerugian piutang, agar pembahasannya ini nggak membuat kamu makin bingung.

Pengertian Cadangan Kerugian Piutang

Pengertian Cadangan Kerugian Piutang
toriqa.com

Apa itu cadangan kerugian piutang? cadangan kerugian piutang merupakan pencatatan yang dibuat di dalam jurnal pada saat ada piutang yang sudah tidak bisa ditagih lagi.

Jadi, kerugian piutang baru akan terjadi jika seorang debitur sudah tidak mau atau mampu lagi untuk melaksankan kewajibannya, hal ini dalam ilmu akuntansi dikenal dengan istilah kerugian piutang atau piutang tak tertagih atau piutang ragu – ragu.

Pada dasarnya, kerugian piutang ialah hal yang normal-normal saja, sementara dari sudut pandang manajemen, adanya kerugian dalam jumlah yang masih wajar itu menunjukkan kebijakan perusahaan sudah tepat.

Jika Anda ingin mempelajari cara mencatat kerugian piutang, salah satu metodenya adalah metode cadangan.

Metode atau Cara Menghitung Kerugian Piutang      

Cadangan piutang tak tertagih adalah suatu metode menghitung dalam akuntansi yang mengacu terhadap prinsip akuntansi konservatisme atau kehati-hatian,sekaligus sebagai suatu alat bagi perusahaan untuk memperkirakan (menaksir) risiko atas kemungkinan tidak tertagihnya suatu potensi pendapatan yaitu piutang.

Biasanya untuk pengakuan kerugian dari piutang tak tertagih itu menggunakan dua cara yaitu:

Metode Langsung

Perhitungan metode langsung atau penghapusan langsung adalah pengakuan rugi pada ketika sudah terjadi penghapusan piutang dengan cara mendebit Biaya Piutang tidak tertagih serta mengkredit Piutang Usaha.

Akan tetapi, metode seperti ini hanya bisa dilakukan jika jumlahnya bukan berbentuk material.

Nah, kerugian piutang tak tertagih di catat pada periode penerimaan piutang, dengan berdasarkan jumlah piutang yang telah di hapuskan.

Setiap kali ada penghapusan piutang, itu akan langsung di catat pada rekening kerugian piutang, dengan metode jurnal seperti berikut:

Beban kerugian piutang   Rp xxxx
Piutang dagang               Rp xxxx

Pernyataan kesanggupan debitur untuk membayar piutang yang sudah di hapuskan, caranya seperti ini:

piutang dagang   Rp xxxxx
beban kerugian piutang Rp xxxx

Mencatat waktu penerimaan pembayaran dari debitur yang sudah menyatakan diri sanggup membayar piutang, jurnalnya seperti ini:

Kas    Rp xxxxx
Piutang dagang    Rp xxxx

Namun ketika ada debitur yang sebelumnya sudah dihapuskan, dia datang dan langsung membayar, maka dicatat dengan jurnal seperti:

Kas Rp xxxxxx
Beban kerugian piutang      Rp xxxx

Metode Tidak Langsung

Metode atau cara pencatatan tidak langsung (cadangan), yang mengakui rugi piutang tidak tertagih di periode penjualan kredit yang masih dalam proses berjalan, dengan cara menaksir dan bukan saat periode dihapusnya piutang.

Kerugian piutang yang tidak tertagih cara mencatatnya dilakukan berdasarkan taksiran, menggunakan jurnal penyesuaian:

Kerugian piutang Rp xxxxxx
Cadangan kerugian piutang Rp xxxxx

Setiap kali akan melakukan proses penghapusan piutang, langsung dicatat pada rekening kerugian piutang dengan jurnal:

Cadangan kerugian piutang Rp xxxx
Piutang dagang Rp xxxx

Pernyataan akan kesanggupan para debitur untuk melunasi atau membayar cadanga piutang yang sudah dihapuskan:

Piutang dagang   Rp xxxxx
Cadangan kerugian piutang Rp xxxxx

Pada saat menerima pembayaran dari debitur yang mana sebelumnya sudah menyatakan kesanggupan untuk membayar, maka dicatat dengan jurnal seperti berikut:

Kas Rp xxxx
piutang dagang Rp xxxx

Namun, apabila ada debitur yang datang, yang mana sebelumnya sudah di hapuskan, dan langsung melakukan pembayaran, maka Anda perlu mencatatnya dengan jurnal seperti:

Kas Rp xxxx
Cadangan kerugian piutang Rp xxxx

Lihat juga: apa saja tugas – tugas manajer umum, ketahui juga kriteria untuk menjadi manajer umum berikut kisaran gajinya.

Cara Mentukan Taksiran Kerugian Piutang

Cara Mentukan Taksiran Kerugian Piutang
toriqa.com

Ada 3 cara atau metode yang bisa terapkan untuk penentuan taksiran kerugian piutang, diantaranya adalah:

  1. Cara atau metode untuk menentuan taksiran kerugian piutang berdasarkan analisis umur piutang.
  2. Cara atau metode menentuan taksiran kerugian piutang berdasarkan saldo piutang atau pendekatan Neraca.
  3. Cara atau metode menentuan taksiran kerugian piutang berdasarkan jumlah penjualan atau pendekatan laba rugi.

Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Analisis Umur Piutang

Piutang dagang dapat dikategorikan menjadi piutang yang belum jatuh tempo dan piutang yang sudah jatuh tempo.

Nah, untuk piutang yang sudah jatuh tempo, itu dikelompokan lagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan waktu lamanya tunggakan.

Untuk besarnya persentase taksiran kerugian piutang itu harus diperhitungkan berdasarkan usia setiap kelompok.

Contoh Soal Cadangan Kerugian Piutang

Toko PD Pajar Sidik Nusantara mempunyai buku besar, pertanggal 31 Desember 2017, didalamnya terdapat akun sebagai berikut:

Piutang dagang = Rp.250.000.000,00

Cadangan kerugian piutang = Rp.2.000.000,00

Rincian Nama Debitur :

NO Nama Debitur Jumlah Tanggal Jatuh Tempo
1 Toko Makmur RP 61.000.000,00 1 November 2017
2 Toko Jaya Abadi RP 64.000.000,00 10 Oktober 2017
3 Toko Mahakam RP 63.000.000,00 25 Desember 2017
4 Toko Linda Kencana RP 62.000.000,00 4 Januari 2018
TOTAL RP 250.000.000,00
Untuk persentase taksiran kerugian piutang dapat ditetapkan sebagai berikut:
Kelompok Jatuh Tempo Persentase Kerugian
Belum Jatuh Tempo 2%
Lewat Jatuh Tempo 1 – 30 Hari 5%
Lewat Jatuh Tempo 31 – 60 Hari 10%
Lewat Jatuh Tempo 60 – 90 Hari 15%
Lewat Jatuh Tempo >90 Hari 20%
Berdasarkan data tersebut, maka dapat dibuat analisis umur piutang sebagai berikut:
PD Setia Budi
Analisis Umur Piutang
31 Desember 2017
NO Nama Toko Saldo Piutang Blm Jatuh Tempo Lewat Jatuh Tempo
1 – 30 Hari 30 – 60 Hari 61 – 90 Hari
1 Toko Bunga Rp61.000.000,00 61000.000
2 Toko Tulip Rp64.000.000,00 64.000.000
3 Toko Sincai Rp63.000.000,00 63.000.000
4 Toko Amoi Rp62.000.000,00 Rp62.000.000
TOTAL Rp250.000.000 RP62.000.000 Rp63.000.000 Rp61.000.000 Rp64.000.000
Berdasarkan analisis umur piutang tersebut, kemudian dihitung beban kerugian piutang tahun 2017 sebagai berikut :
Kelompok Piutang per Hari Jumlah piutang A Persentasi Kerugian Beban kerugian Piutang
A B C
Blm Jatuh Tempo Rp 62.000.000 2% Rp 1.240.000
1 – 30 Hari Rp 63.000.000 10% Rp 6.300.000
31 – 60 Hari Rp 61.000.000 15% Rp 9.150.000
61 – 90 Hari Rp 64.000.000 20% Rp 12.800.000
TOTAL RP 250.000.000 Rp 29.490.000
Berdasarkan data tersebut, besarnya cadangan kerugian piutang yaitu :
Taksiran kerugian piutang – Cadangan kerugian piutang (saldo kredit) = Rp.29.490.000,00 – Rp. 2.000.000,00 = Rp.27.490.000,00

Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Saldo Piutang (Pendekatan Neraca)

Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Saldo Piutang (Pendekatan Neraca)
toriqa.com
Cara menentukan taksiran kerugian piutang dihitung berdasarkan saldo piutang adalah dengan cara menyisihkan piuyang tak tertagih itu sendiri:
  • Dari saldo piutang, bisa dinaikkan sampai persentase tertentu.
  • Dari saldo piutang bia juga ditambahkan dengan persentase tertentu.
  • Bisa juga dihitung berdasarkan analisis umur piutang.
Untuk metode cadangan ini baru digunakan jika kerugian piutang yang terjadi sudah cukup besar jumlahnya.
Berikut ini hal-hal yang perlu sekali anda perhatikan untuk diterapkan dalam metode ini:
  • Cara menentukan jumlah kerugian piutang tak tertagih adalah melalui taksiran dan dibandingkan dengan penjualan pada periode akuntansi yang sama dan periode terjadinya penjualan.
  • Jumlah total piutang yang ditaksir itu tidak bisa diterima, jika Anda melakukan pencatatan dengan cara mendebet rekening kerugian piutang dan mengkredit rekening cadangan kerugian piutang.
  • Kerugian piutang yang sebenarnya terjadi itu dicatat dengan cara mendebet rekening cadangan kerugian piutang serta mengkredit rekening piutang dagang ketika suatu piutang akan dihapus dari pembukuan, jadi sebelumnya harus benar – benar diteliti terlebih dahulu.
  • Cara menetukan dan menetapkan jumlah taksiran kerugian piutang itu harus mengacu pada jumlah saldo piutang dagang akhir periode yang dikalikan dengan persentase tertentu tanpa memperhatikan periode terjadinya piutang.
Sekarang kita ke studi kasus aja.

Contoh Soal Cadangan Kerugian Piutang

Ada sebuah toko bernama PD Pajar Sidik, dan pada tanggal 31 Desember 2017, ditemukan akun buku besar sebagai berikut:
Piutang Dagang sebesar Rp.250.000.000,00.
Cadangan Kerugian Piutang sebesar Rp.2.000.000,00.
Taksiran kerugian piutang sudah ditetapkan sebesar 2% dari saldo piutang per tanggal 31 Desember 2017.
Mari kita bahas Cadangan Kerugian Piutang Dalam Neraca
Taksiran kerugian piutang ditemukan sebesar: 2% x Rp.250.000.000,00 = Rp.5.000.000,00.
Kita simpulkan bahwa, kerugian piutang yang menjadi beban tahun 2017 adalah:
Taksiran kerugian piutang dikurangi Saldo kerugian piutang.
(Rp.5.000.000,00 – Rp.2.000.000,00 = Rp. 3.000.000,00)
Maka kita bisa membuat jurnal pada tanggal 31 Desember 2017 adalah:
Beban Kerugian Piutang (debet) Rp.3.000.000,00.
Cadangan Kerugian Piutang (kredit) Rp.3.000.000,00.
Buku besar akun cadangan kerugian piutangnya adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan  Ref Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
09/17 31 Saldo Penyesuaian Ju 3.000.000 2.000.000

5.000.000

Metode Penentuan Taksiran Kerugian Piutang Berdasarkan Jumlah Penjualan (Pendekatan Laba Rugi)

Jika Anda mau menggunakan metode ini, caranya yaitu, piutang dihitung berdasarkan persentase tertentu dari penjualan.
Mengapa demikian ?
Iya karena munculnya suatu piutang itu disebabkan oleh penjualan kredit.
Jumlah dari jumlah taksiran kerugian piutang itu baru ditetapkan berdasarkan jumlah penjualan dikalikan persentase tertentu.
Berapa besarnya?
Besarnya kita tentukan berdasarkan persentase membandingkan kerugian piutang yang sebenarnya terjadi dengan total penjualan selama periode yang bersangkutan.
Selanjutnya anda hanya perlu memodifikasinya dengan mempertimbangkan kemungkinan di masa yang akan datang.
Contoh:
Pada sebuah toko bernama PD Pajar Sidik, terdapat sebuah buku besar pertanggal 31 Desember 2017 akunnya sebagai berikut:
Piutang dagang sebesar Rp. 250.000.000,00.
Cadangan kerugian piutang sebesar Rp.2.000.000,00.
Penjualan sebesar Rp.1.500.000.000,00.
Taksiran kerugian piutangnya dengan jumlah tersebut dapat ditetapkan sebesar 0,5% saja dari penjualan.
Nah, jika kita mengacu dengan data diatas maka besarnya kerugian piutang adalah:
0,5% x Rp.1.500.000.000,00 = Rp.7.500.000,00.
Sementara jurnal yang harus Anda buat adalah seperti ini:
Beban kerugian piutang (debet) Rp.7.500.000,00
Cadangan kerugian piutang (kredit) Rp.7.500.000,00
Maka pada buku besar akun Cadangan Kerugian Piutang, akan tampak sebagai berikut :
Tanggal Keterangan Ref Debet Kredit Saldo
Debet Kredit
12/17 31 Saldo Penyesuaian JU 7.500.000 2.000.000

9.500.000

Baiklah, mungkin itu saja yang bisa saya share tentang hal hal seputar cadangan kerugian piutang. Semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk kita semua.

Tinggalkan Balasan